Berita Jakarta
Respons Kecelakaan Subang, Bramantyo Suwondo Minta Kemendikbud Terbitkan Edaran Ketentuan Study Tour
Bram memandang bahwa perlu ada pihak yang menjamin keamanan dan keselamatan para siswa selama study tour berlangsung.
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Feryanto Hadi
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Nuri Yatul Hikmah
WARTAKOTALIVE.COM, PALMERAH — Tidak hanya dunia pendidikan yang berduka, kasus kecelakaan bus rombongan SMK Lingga Kencana Depok yang menewaskan 11 orang sekaligus di Subang, Jawa Barat juga menyisakan duka mendalam bagi seluruh masyarakat.
Pasalnya, banyak kisah mengiris hati yang muncul usai sejumlah keluarga siswa tewas menceritakan kehidupan putra putrinya sebelum pergi study tour dalam rangka perpisahan sekolah.
Bahkan, siswa tewas bernama Dimas dan Mahesya sampai harus menjadi kuli angkut pasir, demi bisa mengikuti hajat study tour bersama teman-temannya.
Sontak, emosi publik pun terkuras hingga tak jarang menyalahkan pihak sekolah atas kejadian tragis tersebut.
Baca juga: Imbas Kecelakaan Maut di Subang, Anggota DPR Minta Kemendikbud Terbitkan Edaran Ketentuan Study Tour
Terkait hal itu, anggota Komisi X DPR RI sekaligus Wakil Bendahara Partai Demokrat, Bramantyo Suwondo menyampaikan rasa duka cita mendalamnya.
Dia menyebut, peristiwa itu menjadi tamparan untuknya yang bergerak di bidang pendidikan.
Bahkan usai kejadian itu, pria yang karib disapa Bram itu juga menyadari jika perlu ada pembenahan soal regulasi study tour di kalangan pelajar.
"Jadi study tour itu kan intinya esensinya seperti belajar transfer dari ruang kelas mereka dikasih lihat betul di lapangan. Bagaimana belajar soal kebudayaan, soal sejarah, dan lain sebagainya," kata Bram dalam wawancara ekslusif bersama Warta Kota, di Studio Tribun Network, Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (13/5/2024).
Baca juga: Imbas Kecelakaan SMK Lingga Kencana Depok, PJ Gubernur Jabar Perketat Izin Study Tour
Akan tetapi, Bram memandang bahwa perlu ada pihak yang menjamin keamanan dan keselamatan para siswa selama study tour berlangsung.
Oleh karenanya, perlu ada acuan yang mesti dibuat pemerintah.
Sepengetahuan Bram, sudah ada beberapa daerah yang menerapkan acuan keselamatan dan keamanan terkait study tour, namun ada pula yang belum.
"Nah saya meminta pada Kemendikbud sebagai pengampu pendidikan seluruh Indonesia agar membuat semacam surat edaran atau policy (kebijakan) tentang bagaimana untuk melaksanakan study tour yang jelas," kata Bram.
"Jelas dalam proses perencanaannya, pelaksanaannya, sampai ke evaluasi," lanjutnya.
Pasalnya menurut Bram, dari setiap poin-poin itu, akan ada pembahasan yang runut terkait anggaran hingga proses demokrasi yang melibatkan orang tua siswa dan komite sekolah.
Setelah itu, lanjut Bram, pihak orang tua maupun sekolah bisa menaruh standar keselamatan dan keamanan dari bus pariwisata atau pihak travel yang dipilih.
"Anak-anak akan menginap di mana, lingkungan menginapnya di daerah mana itu kan juga sesuatu hal yang harus dipikirkan," katanya.
"Jadi kalau semua acuan itu sudah jelas mulai dari perencanaan pelaksanaan sampai dengan evaluasi, menurut saya Insya Allah esensi dari study tour itu bisa dapat tanpa harus mengkompromikan keselamatan maupun keamanan dari anak-anak," pungkasnya. (m40)
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News
Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp ini
ABG 15 Tahun Jadi Pemandu Lagu di Jakbar, Anggota DPRD DKI Kenneth Sebut Pembunuhan Masa Depan |
![]() |
---|
Menjajal Perahu Apung Bentuk Masjid Berbahan Botol Bekas Karya Petugas UPS Badan Air Cengkareng |
![]() |
---|
44 Puskesmas Tingkat Kecamatan di Jakarta Dilengkapi Tenaga Psikolog pada Tahun 2025 |
![]() |
---|
Wasiat Ayah Bentuk Jalan Politik Judistira Hermawan di Parlemen Kebon Sirih |
![]() |
---|
Mampu Tampung 40 Orang, Begini Ide Awal Masjid Apung dari Botol Bekas di Cengkareng Jakbar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.