Korban Gunung Marapi Ceritakan Detik-detik Banjir Lahar Dingin Hantam Rumahnya

Warga Tanah Datar, Sumatra Barat bernama Karmila (40) menceritakan detik-detik kronologi banjir lahar dingin Gunung Marapi Sumbar.

Editor: Desy Selviany

WARTAKOTALIVE.COM - Warga Tanah Datar, Sumatra Barat bernama Karmila (40) menceritakan detik-detik kronologi banjir lahar dingin Gunung Marapi Sumatra Barat.

Karmila kehilangan ibu dan keponakannya saat banjir lahar dingin Gunung Marapi Sumatra Barat menerjang.

Dikutip dari TribunPadang, saat banjir lahar dingin Gunung Marapi itu terjadi, Karmila sedang berada di rumahnya yang berada beberapa meter dari rumah ibunya.

Rumah ibunya terletak di dekat aliran sungai yang menjadi lokasi banjir lahar dingin.

"Saat banjir terjadi, ibu saya sedang berada di rumahnya yang berada di depan musala bersama adik saya."

"Sementara itu anak dan keponakan saya sedang rapat bersama pengurus di dalam musala," katanya, Minggu (12/5/2024).

Kemudian, kata Karmila, sekira pukul 20.00 WIB, aliran air semakin membesar hingga meluap ke jalan.

"Saat mulai besar itu, anak dan keponakan saya langsung pulang, tapi ke rumah ibu saya."

Debit air pun semakin membesar hingga membawa material yang cukup banyak berupa kayu dan batu yang ukurannya melebihi orang dewasa.

Material Gunung Marapi tersebut terus menghantam rumah ibu Karmila.

"Karena takut, anak saya menelepon sambil menangis dan menanyakan situasi rumah ibu saya yang berdentum terus menerus karena dihantam air dan material kayu dan batu," lanjutnya.

Baca juga: 7 Fakta Dibalik Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi Sumatera Barat, Penyebab hingga Korban Terkini

Karena banjir yang besar dan deras, Karmila ataupun keluarga lainnya tidak bisa keluar rumah untuk menjemput anaknya.

Setelah beberapa lama, banjir mulai surut, Karmila pun mencoba mencari informasi terkait keadaan keluarganya. Namun nahas, ternyata rumah dan keluarganya tersapu oleh banjir.

Karmila kemudian menemukan adik dan anaknya dalam kondisi selamat karena ditolong warga. Sementara Ibu dan keponakannya tewas terbawa banjir.

"Sekira pukul 01.00 WIB jasad ibu saya ditemukan oleh tim gabungan, sementara itu keponakan saya ditemukan sekira pukul 08.00 WIB paginya," sambungnya.

Jenazah ibu dan keponakan Karmila sudah langsung disemayamkan Minggu pagi.

Karmila berharap agar bencana banjir tidak kembali terjadi dan pemerintah segera cepat tanggap terkait antisipasi dan tindak lanjut penanganan dan pencegahan banjir.

(Wartakotalive.com/DES/TribunPadang)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved