Pembunuhan

Dikenal Pendiam dan Tertutup, Tetangga Tak Menyangka Didot jadi Otak Pembunuhan Indriana

Dodi (32) tak menyangka tetangganya, Didot Alfiansyah tersandung kasus pembunuhan Indriana yang dilakukan bersama kekasihnya Devara Putri Prananda.

Penulis: Nurmahadi | Editor: Junianto Hamonangan
Warta Kota/Nurmahadi
Suasana rumah Didot di Jalan Tebet Timur Dalam XC, Tebet, Jakarta Selatan, yang sudah dijual sejak 2014, Kamis (7/3/2024). 

WARTAKOTALIVE.COM, TEBET - Didot Alfiansyah dan kekasihnya, Devara Putri Prananda, yang merupakan caleg DPR RI dari Partai Garuda, merupakan otak pelaku pembunuhan Indriana.

Salah satu tetangganya, Dodi (32) tak menyangka jika Didot tersandung kasus pembunuhan.

Pasalnya kata dia, Didot merupakan sosok yang dikenal pendiam, dan jarang bergaul.

Adapun, Didot pernah tinggal di Jalan Tebet Timur Dalam XC, Tebet, Jakarta Selatan, sejak 2009 sampai 2014.

"Jadi bapaknya nikah lagi sama wanita, nah wanita ini bawa anak, anaknya ya si Didot itu. Jadi pas ke sini sudah ada Didot itu," ujar Didot saat ditemui di lokasi, Kamis (7/3/2024).

Sejak 2014 lanjut Dodi, keluarga Didot pindah ke Daerah Bekasi, Jawa Barat.

Sejak saat itu lah dia tak mengetahui lebih lanjut, bagaiamana keseharian Didot.

Tetangga Didot Alfiansyah, Dodi (32), saat diwawancarai di lokasi, Kamis (7/3/2024)
Tetangga Didot Alfiansyah, Dodi (32), saat diwawancarai di lokasi, Kamis (7/3/2024) (Warta Kota/Nurmahadi)

Dodi menuturkan, rumah yang dulunya ditempati Didot di Jalan Tebet Timur Dalam XC, kini sudah dijual.

"Setahu saya dia pindah ke Bekasi, tapi nggak tahu Bekasi di mananya," ujar dia.

Selama bertetangga di Tebet, Dodi mengatakan bahwa Didot jarang ke luar rumah.

Dia juga menuturkan, bahwa Didot jarang sekali bergaul dengan anak-anak di lingkungan rumahnya.

"Enggak nyangka saja, kaget, karena dia orangnya pendiam, jarang terbuka juga. Kesehariannya cuma suka di rumah. Kalau ada temannya dia keluar. Jarang berbaur juga orangnya," ucap Dodi.

"Ya pendiamnya pokoknya tertutup, jarang keluar, paling cuma negur biasa aja," tambahnya.

Dodi menambahkan, kali terakhir dirinya bertemu dengan Didot, yakni pada saat hari pencoblosan, 14 Februari 2024 lalu, lantaran nama Didot masih tercatat sebagai warga Tebet.

Baca juga: Partai Garuda Tercoreng, Pecat Kadernya Imbas Perkara Pembunuhan Indriana Dewi

Saat itu lanjut Dodi, dirinya tak banyak berbincang dengan Dodit.

"Pas pencoblosan di TPS tanggal 14 Februari itu sempat tegur sapa, nanya kabar gitu-gitu doang. Dia pakai kemeja, ya rapi lah, pakai sepatu sama keluarganya," kata dia.

Diketahui sebelumnya, Dalang kematian Indriana bukan hanya Devara Putri dan MR, ada satu lagi yang merupakan orang terdekat korban, yaitu Didot.

Didot adalah pacar Indriana, sekaligus kekasih Devara Putri.

Pembunuhan yang terjadi di Bukit Pelangi, Bogor ini diduga didasari cinta segitiga.

Devara yang mengetahui hubungan Dodit dan Indriana meminta kekasihnya untuk memilih.

Bila ingin bersamanya, Didot harus menghilangkan nyawa Indriana Dewi agar mereka tak lagi bisa berjumpa dan bersama. 

Baca juga: Orangtua Indriana Berharap Pelaku Pembunuhan Berencana Terhadap Putrinya Dihukum Mati

Didot akhirnya memilih tak ingin jalinan asmara bersama Devara berujung kandas. 

Permintaan sulit itu akhirnya diamini oleh Didot. 

Saat itu lah, Didot menyerahkan tugas menghabisi nyawa Indriana Dewi kepada seorang teman bernama Muhammad Reza Swastika alias MR.

Singkat cerita pembunuhan itu terjadi di dalam mobil Avanza di Bukit Pelangi Bogor.

Namun, jasad Indriana dibawa keliling kota sampai empat hari hingga akhirnya dibuang di sebuah jurang di Kota Banjar

Alasan mereka membuang jasad Indriana di belakang Tugu Gajah Kota Banjar untuk mencari tempat aman sekaligus menghindari CCTV. 

"Pelakunya kita tangkap Selasa malam," kata Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Jabar Kombes Surawan, saat oleh TKP di Sentul, Bogor, Jumat (1/3/2024) seperti dikutip Kompas.com.

Devara pun sempat menirukan permintaannya kala itu kepada pihak polisi. 

Ia tak ingin Indriana hidup di dunia ini setelah mengetahui dia bermain hati dengan Didot. 

"'Saya enggak mau kalau dia masih ada di dunia ini. Seterusnya terserah mau dibunuh atau apa, intinya saya gak mau dia ada di dunia ini'," kata Surawan menirukan ucapan Devara saat meminta Didot menghabisi korban.

Kepada polisi, para pelaku mengaku menjual barang-barang milik korban seharga Rp 54 juta.

Hasil penjualan lalu diberikan kepada Reza sebagai bentuk imbalan eksekutor.

Para pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat Pasal 340, 338, dan 365 ayat (4 ) KUHP, dengan ancaman pidana mati atau penjara seumur hidup. (m41)

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved