Pilpres 2024

Moeldoko Dipanggil Secara Khusus oleh Jokowi di Akhir Masa Jabatan, Ada Pesan yang Dititipkan

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengaku dirinya dipanggil secara khusus oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi di akhir masa jabatannya.

kompas.com, antara
Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko -- Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko mengaku dirinya dipanggil secara khusus oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi di akhir masa jabatannya beberapa waktu lalu. Menurut Moeldoko, Jokowi menyampaikan pesan kepada dirinya dalam menghadapi delapan bulan masa transisi pemerintahan. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko mengaku dirinya dipanggil secara khusus oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi di akhir masa jabatannya beberapa waktu lalu.

Menurut Moeldoko, Jokowi menyampaikan pesan kepada dirinya dalam menghadapi delapan bulan masa transisi pemerintahan.

Hal itu dikatakan Moeldoko dalam wawancara di Program ROSI, Kompas TV, yang ditayangkan Kamis (29/2/2024) malam.

Baca juga: Prabowo Akan Libatkan Jokowi, SBY, dan Megawati di Pemerintahan Mendatang

“Presiden juga memanggil khusus ke saya, ‘Pak Moeldoko, supaya dikawal dengan ketat tentang capaian proyek-proyek nasional strategis’,” kata Moeldoko menirukan pesan Jokowi.

Maksud pesan itu kata Moeldoko, agar tahu pasti jumlah proyek strategis yang sudah selesai dan berapa yang masih dalam proses, serta apakah ada yang melewati tahun 2024.

“Semuanya kita mapping dengan baik dan pada akhirnya kita bisa memastikan bahwa semua janji-janji presiden itu bisa terpenuhi pada akhir pemerintahan nanti," kata Moeldoko.

Moeldoko menjelaskan bahwa Jokowi selalu mengingatkan seluruh jajaran kabinet bahwa masa pemerintahannya tinggal sedikit.

"Untuk itu efektivitas dari pemerintahan harus terjaga dengan capaian-capaian seperti apa yang diinginkan oleh target pemerintah, baik itu dalam RKP, RPJP, RPJMN, dan seterusnya, termasuk juga janji-janji presiden,” ujarnya.

Karenanya kata Moeldoko, pihaknya telah menginventarisir janji-janji yang disampaikan oleh Jokowi saat berkampanye pada Pilpres 2019.

Baca juga: Jokowi Teken Surat Pemecatan Arya Wedakarna sebagai Anggota DPD RI buntut Ucapan Rasis

Dimana menemukan sekitar 56 janji terkait proyek strategis.

“Janji-janji yang waktu itu disampaikan oleh beliau pada waktu campaign dan kita inventarisasi. Akhirnya KSP menentukan ada kurang lebih 56 janji presiden yang berkaitan dengan proyek strategis nasional, nah itu kita kawal semuanya," ujar Moeldoko.

Moeldoko mengatakan Jokowi juga ingin pemerintahan yang sekarang harus bisa mengantarkan pemerintahan yang akan datang.

Baik dari sisi perencanaan maupun program-programnya agar saat presiden terpilih menjabat bisa langsung memulai programnya.

“Maka, yang perlu dipikirkan adalah, ini selalu menjadi atensi Bapak Presiden Jokowi ya, jangan sampai nanti pemerintahan yang baru setelah masuk baru start awal. Jangan,” kata Moeldoko, menjelaskan hal-hal yang menjadi atensi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

“Kita pemerintahan yang sekarang ini harus bisa mengantarkan pemerintahan yang akan datang, baik dari sisi perencanaan maupun program-programnya,” tegasnya.

Baca juga: Andi Mallarangeng Ingin Lihat Wajah Moeldoko Saat Rapat Kabinet Bersama AHY: Pembalasan yang Manis!

Perencanaan itu, lanjut dia, melalui perencanaan jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek, dirumuskan lebih detail di RKP, rencana kerja pemerintah.

“Dari sisi programnya sendiri, maka program-program yang berkaitan dengan apa yang telah dijanjikan pada saat campaign sudah mulai dipikirkan untuk dimasukkan ke dalam RKP itu,” katanya.

“Nanti begitu pemerintahan yang baru pada Oktober masuk, itu sudah bisa running, baik dukungan anggaran maupun program yang diinginkan oleh pemerintah yang baru itu bisa berjalan dengan mulus,” jelasnya.

Awalnya, Moeldoko menjawab pertanyaan Frisca Clarissa, host ROSI, tentang perbedaan masa transisi pemerintahan Soesilo Bambang Yudhoyono ke Jokowi, dan masa transisi saat ini.

Menurut Moeldoko, pada dasarnya transisi pemerintahan itu bukan berjalan kali ini, semua sudah mengalaminya, dalam arti bukan sesuatu yang baru.

“Tapi perlu ada sebuah persiapan yang kuat, apalagi saat ini berkaitan dengan perubahan RPJP. Kita akan menyiapkan RPJP sampai 2045,” katanya.

“Ini sedikit krusial ya, karena apa? Karena pada akhirnya nanti yang menjalankan adalah pemerintahan yang baru,” tuturnya.

Hal itu, kata dia, menjadi dasar pegangan. Selanjutnya, ada janji-janji politik dan visi misi yang harus diinventarisir, mana yang sudah masuk dalam RPJMN.

Baca juga: Soal Satpol PP Garut Dukung Gibran, Moeldoko Bilang Tak langgar HUkum, Mahfud MD: Itu Norak

“Berikutnya ada janj-janji, ada politisnya. Nah janji-janji itu kita inventarisasi, kita proyeksikan mana yang sudah masuk dalam RPJMN, mana yang sudah masuk dalam nawacita, mana yang dijanjikan sekarang ini. Kita lihat semuanya, kita potret semuanya agar tidak ada yang ketinggalan,” bebernya.

Kemudian, Bappenas menyusun RPJP dan menginventarisir janji-janji serta program presiden terpilih.

“Sama, sekarang juga seperti itu. RPJP nya disusun oleh Bappenas, berikutnya janji-janji presiden terpilih juga sudah diinventarisasi, kira-kira mana proyek-proyek nasional strategis yang menjadi prioritas,” jelasnya.

“Program-program strategis yang menjadi prioritas sudah diinventarisasi,” kata Moeldoko.

Sumber: Kompas.tv

Baca berita menarik WartaKotalive.com lainnya di Google News

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved