Jalan Salib atau Via Crucis Setiap Jumat di Masa Pra-Paskah Apakah Wajib Dijalani Umat Katolik?
Pada masa prapaskah, umat Katolik dianjurkan serta diajak untuk bersiap dan berbenah diri menyambut kebangkitan Yesus Kristus.
Penulis: Joanita Ary | Editor: Lucky Oktaviano
WARTAKOTALIVECOM, JAKARTA -- Pada masa prapaskah, umat Katolik dianjurkan serta diajak untuk bersiap dan berbenah diri menyambut kebangkitan Yesus Kristus.
Selain berpantang dan berpuasa, seluruh umat juga diajak mengenang kisah sengsara dan wafatnya Yesus Kristus melalui doa atau devosi Jalan Salib.
Tradisi Jalan Salib ini ternyata sudah dilakukan sejak lama. Dilansir dari laman Katolisitas, sejak abad keempat atau zaman Kaisar Konstantin, peziarah berdoa merenungkan sengsara Yesus di sepanjang jalan yang kini disebut Via Dolorosa.
Pada tradisi ini menyebut setiap hari setelah wafatnya Kristus, bahkan Bunda Maria pun melakukan napak tilas dengan rute perjalanan anaknya dari menerima hukuman mati hingga sampai ke Golgota.
Jalan Salib bagi umat Katolik merupakan devosi yang berpusat pada renungan kisah sengsara Tuhan.
Biasanya Jalan Salib dilakukan secara berkelompok, diselingi nyanyian kisah sengsara dan berarak layaknya mengiringi Yesus yang memanggul salib ke puncak Golgota.
Jalan Salib Menjadi Kewajiban?
Kemudian jalan salib pada setiap hari Jumat selama masa Pra Paskah apakah menjadi kewajiban yang harus dijalani oleh umat Katolik?
Romo Markus Solo Kewuta, SVD atau Padre Marco, pastor yang juga menjadi anggota Dewan Kepausan Dikasteri untuk dialog antar umat beragama di Takhta Suci Vatikan, menjelaskan bahwa jalan Salib yang dilakukan oleh umat Allah pada setiap Jumat sore selama masa Pra-Paskah tidak termasuk dalam 10 Perintah Allah dan bukan juga mejadi salah satu dari 5 Perintah Gereja.
Sependapat dengan Padre Marco, Romo Paulus Yohanes Dharmawan Adharius SX juga berpendapat bahwa Via Crucis atau Jalan Salib memang tidak mewajibkan setiap umat Katolik untuk menjalankannya di hari Jumat jelang masa Pra Paskah.
Namun pria yang akrab disapa Romo Wawan ini menerangkan perayaan Jalan Salib yang dijalankan termasuk dalam praktik kesalehan atau devozione dalam bahasa Italia yang diartikan sebagai sebuah devosi.
Dia menekankan secara teologis, sebuah devosi atau praktik kesalehan, seperti Jalan Salib bukan merupakan sebuah kewajiban.
Tetapi hal itu menjadi kebutuhan pastoral di paroki-paroki dan kebutuhan pribadi masing-masing umat beriman.
Meski demikian Padre Marco menyarankan agar umat beriman bisa membuat Jalan Salib sebagai sebuah kewajiban untuk diri mereka sendiri.
Praktik Kesalehan dan Sarana Doa Umat Allah
Baik Padre Marco dan Romo Wawan menyarankan agar Via Crucis atau Jalan Salib yang dijalankan oleh umat Allah di hari Jumat bisa menjadi praktik kesalehan dan sarana doa yang ditawarkan oleh gereja.
Tujuannya adalah untuk membantu umat Allah selama masa Pra Paskah ini agar mampu merenungkan penderitaan Jalan Salib yang harus ditanggung oleh Kristus.
Selain itu Padre Marco menyarankan praktik kesalehan melalui Jalan Salib agar tetap dipertahankan, khususnya pada hari-hari paling penuh penyesalan di masa Pra Paskah, yakni pada Jumat Pertama dalam masa pantang dan puasa.
Bahkan Paus Yohanes Paulus II juga setia melakukan upacara Via Crucis atau Jalan Salib akbar di dalam Colosseum pada malam Jumat Agung atau pada hari kematian Yesus Kristus.
Karena momen ini dinilai sangat bermakna sehingga upacara tersebut dijalankan juga oleh Paus Benediktus XVI dan Paus Fransiskus hingga hari ini.
Hingga akhirnya fakta ini menunjukkan bahwa Via Crucis atau Jalan Salib bukanlah sebuah hal kecil dan sederhana, tetapi menjadi sebuah devosi yang penuh makna.
Derma, Pantang dan Puasa Lengkapi Kesempurnaan Jalan Salib
Via Crucis atau Jalan Salib yang dilakukan selama masa Pra Paskah sebaiknya dibarengi juga dengan semangat berdoa, melakukan karya amal kasih atau derma, dan menjalani pantang puasa
Romo Wawan menjelaskan alasan-alasannya adalah yang pertama karena lewat doa dan Jalan Salib yang kita lakukan akan membuat kita menjadi dekat dengan Allah.
Selanjutnya melalui pantang dan puasa, kita diharapkan mampu mengendalikan dorongan manusiawi, hasrat-hasrat serta kebutuhan kita sebagai pribadi.
Kemudian lewat derma atau melakukan karya amal kasih, kita diajak membangun solidaritas dan relasi yang lebih baik dengan sesama.
Di sisi lain Romo Wawan mengatakan bahwa gereja sangat menganjurkan jalan salib karena juga bisa membantu umat dalam persiapan menyambut dan merayakan pesta paskah.
Dan di saat yg sama juga dapat menjadi sarana bagi kita dalam dimensi doa agar kita semakin dekat dengan Allah.
Sementara itu, dalam Ibadat Jalan Salib terdapat 14 titik pemberhentian yang diakui oleh Gereja Katolik:
1. Yesus dijatuhi hukuman mati
2. Yesus memikul salib ke gunung Golgota
3. Yesus jatuh untuk pertama kalinya
4. Yesus berjumpa dengan Bunda Maria, Ibu-Nya
5. Simon dari Kirene membantu memikul salib Yesus
6. Veronika mengusap wajah Yesus
7. Yesus jatuh untuk yang kedua kalinya
8. Yesus menghibur wanita-wanita yang menangis
9. Yesus jatuh untuk ketiga kalinya
10. Pakaian Yesus ditanggalkan
11. Yesus dipaku pada kayu salib
12. Yesus wafat di kayu salib
13. Yesus diturunkan dari kayu salib
14. Yesus dimakamkan
jalan salib
Kebangkitan Yesus Kristus
Via Dolorosa
Romo Markus Solo Kewuta
Padre Marco
Romo Paulus Yohanes Dharmawan
Jumat Agung: Ditebus Tanpa Sisa, Dikasihi Tanpa Batas |
![]() |
---|
OMK Paroki Bintaro St.Matius Penginjil Hadirkan Tablo Jalan Salib: Menghidupkan Kembali Tradisi Iman |
![]() |
---|
Cerita Romo Markus Soal Kondisi Terkini Paus Fransiskus! Sempatkan Diri Menelpon Paroki di Gaza |
![]() |
---|
Gereja Katedral Jakarta Selenggarakan Ibadat Jalan Salib Setiap Hari, Simak Jadwal Lengkapnya! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.