Pilpres 2024

Guru Besar UI Lili Romli Yakin Megawati Tidak Akan Tergoda Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Megawati Soekarnoputri tidak akan goyah untuk masuk koalisi Prabowo-Gibran apabila pasangan tersebut memenangi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Kompas.com
Guru Besar Ilmu Politik UI, Prof Dr Lili Romli, meyakini Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak akan goyah untuk masuk koalisi Prabowo-Gibran apabila pasangan tersebut memenangi Pilpres 2024. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Hasil quick count menujukan paslon Ganjar Pranowo-Mahfud MD kalah, Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia, Lili Romli meyakini Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri tidak akan masuk koalisi Prabowo-Gibran

Megawati Soekarnoputri tidak akan goyah untuk masuk koalisi Prabowo-Gibran apabila pasangan tersebut memenangi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

"Kalau kita melihat sikap Ibu Megawati yang selama ini track record-nya tidak abu-abu, selalu tegas, saya yakin Ibu Mega tidak akan tergoda untuk masuk ke kekuasaan. Apalagi kalau sekarang ini terlihat bagaimana dia begitu merasa dikhianati oleh Pak Jokowi," ungkap Lili dalam Obrolan Newsroom Kompas.com, Rabu (14/2/2024).

Lili mengatakan, rayuan kekuasaan memang bisa menggoyahkan keyakinan seseorang ataupun sebuah partai politik lantaran mereka membutuhkan pendanaan dari jabatan-jabatan di pemerintahan.

Namun, Lili percaya hal itu tak akan berlaku untuk Megawati ataupun partainya.

"Saya yakin itu (Megawati tidak akan bergabung ke kekuasaan), meskipun nanti Pak Gibran akan sowan ke 01 (Anies-Muhaimin), 03 (Ganjar-Mahfud)," ujarnya.

Baca juga: Usai Nyoblos, Megawati Soekarnoputri Singgung Kecurangan Pemilu 2024

Kendati demikian, Lili meyakini hubungan antara PDI-P dan pihak yang nantinya berkuasa bisa terjalin baik.

"Ya saya kira persahabatan itu perlu, pertemanan perlu karena memang kita sesama bangsa Indonesia. Tetapi, bukan berarti kemudian bisa langsung bergabung," jelasnya.

 "Saya masih percaya terhadap Ibu Megawati yang akan tetap menjadi oposisi karena pengalaman yang lalu karena seperti itu juga," imbuhnya.

Sebagai informasi, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sementara unggul 58,73 persen hitung cepat (quick count) versi Litbang Kompas, Rabu (14/2/2024).

Data itu didapat dari hitung cepat Litbang Kompas pada Rabu malam pukul 21.21 WIB.

Baca juga: Timnas AMIN Puji Megawati Tokoh Demokrasi Sejati, Sinyal Koalisi Hadapi Putaran Kedua Pilpres 2024?

Sementara itu, pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mendapat 25,10 persen suara.

Kemudian, pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD mendapatkan 16,17 persen suara.

Perolehan suara tersebut diperoleh dari data penghitungan yang masuk 88,45 persen, yang didapat dari total 2.000 TPS sampel.

Quick count Litbang Kompas dalam Pemilu 2024 menggunakan metodologi stratified random sampling dan memiliki margin of error sebesar 1 persen.

Quick count ini dibiayai secara mandiri oleh Harian Kompas. Hasil quick count ini bukanlah hasil resmi.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan melakukan rekapitulasi suara secara berjenjang dari Kamis (15/2/ 2024) hingga Rabu (20/3/2024).

Penetapan hasil Pemilu dilakukan paling lambat tiga hari setelah memperoleh surat pemberitahuan atau putusan dari Mahkamah Konstitusi (MK).

Prabowo akan merangkul yang kalah

Sebelumnya Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto mengaku akan bersikap ksatria jika kalah dalam Pemilu 2024.

Prabowo berjanji hormat ke paslon yang memenangkan Pilpres 2024.

Sebaliknya, jika dia mendapat dari rakyat untuk memimpin bangsa, dia akan merangkul semua kekuatan.

"Saudara-saudara siapa pun yang menang nanti, mendapat mandat, saya akan hormat, kalau bukan saya yang menang saudara-saudara sekalian, tapi kalau saya yang menerima mandat, saya akan merangkul semua kekuatan," kata Prabowo Subianto dalam acara Relawan Pedagang Indonesia Maju (Rapim) di Djakarta Theater, Jakarta, Jumat (8/12/2023).

Mantan Danjen Kopassus itu akan menghormati keputusan dan kehendak rakyat di pilpres nanti.

Dia pun bercerita sudah pernah dua kali dikalahkan oleh Jokowi dalam pemilihan presiden. Namun, dia tetap datang saat Jokowi dilantik dan kini bersahabat.

"Siapa pun yang dipilih oleh rakyat Indonesia, saya akan hormati dan saya akan buktikan dua kali saya kalah dengan Pak Jokowi, saya datang ke pelantikan Pak Jokowi. Saya benar-benar, saya tidak pernah tidak datang," ujar Prabowo.

"Saya hormat sama beliau yang terima mandat. Dan kedua kali malah saya diajak bersatu untuk membangun negeri ini," lanjut dia.

Prabowo menyebut, jika cinta rakyat Indonesia, tidak akan ada waktu untuk sakit hati. Sebab, jiwa seseorang yang ingin mengabdi adalah milik rakyat.

"Kita tidak boleh sakit hati. Kalau kita cinta negara, kalau kita cinta rakyat Indonesia, seorang yang ingin berbakti kepada negara kepada rakyatnya, tidak ada tempat untuk perasaan pribadi, tidak ada tempat," kata Prabowo.

"Kalau dia sungguh-sungguh ingin berbakti kepada negara, sesungguhnya pribadinya jiwanya sudah bukan milik dia lagi. Milik seluruh rakyat Indonesia," sambung dia.

 

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Guru Besar UI Yakin Megawati Tidak Akan Tergoda Masuk ke Kekuasaan meski Dikhianati Jokowi"

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved