Kenali Limfoma Hodgkin Lebih Dini, Salah Satunya Berkeringat Berlebihan pada Malam Hari
Ada sejumlah faktor risiko yang meningkatkan seseorang terkena Limfoma Hodgkin (LH) yaitu salah satu jenis kanker yang berasal dari sel darah putih.
Penulis: LilisSetyaningsih | Editor: Junianto Hamonangan
Ada sejumlah faktor risiko yang meningkatkan seseorang terkena limfoma Hodgkin di antaranya: (1) Infeksi virus Epstein-Barr.
1 dari 1.000 orang yang terinfeksi virus Epstein-Barr berisiko terkena limfoma Hodgkin; (2) Sistem imun.
Risiko meningkat pada orang yang terinfeksi HIV (virus penyebab AIDS), orang yang mengonsumsi obat-obatan penekan sistem kekebalan tubuh, dan orang dengan penyakit autoimun; (3) Riwayat keluarga.
Saudara laki-laki dan perempuan dengan penyakit ini memiliki risiko lebih tinggi terkena LH.
Risiko ini sangat tinggi untuk kembar identik dari seorang pasien LH; (4) Jenis kelamin.
Baca juga: Kampanye Akbar Diguyur Hujan, Gibran Tetap Bertahan, Hujan-hujanan Bareng Relawan dan Simpatisan
Kasus limfoma Hodgkin lebih banyak terjadi pada pria daripada wanita; (5) Usia. Limfoma Hodgkin umumnya terjadi pada usia 15-30 tahun dan di atas usia 55 tahun.
Menurut Prof. Ikhwan, “Gejala yang ditimbulkan dari penyakit kanker limfoma Hodgkin yang perlu diwaspadai, yaitu: muncul benjolan atau pembesaran pada kelenjar getah bening di leher, bawah ketiak, atau pangkal paha; terjadinya gejala umum yang disebut ‘B symptoms’ atau gejala sistemik seperti demam lebih dari 38°C tanpa penyebab yang jelas, berkeringat berlebihan pada malam hari, turun berat badan lebih dari 10 persen dalam 6 bulan berturut-turut.”
“Untuk itu, segera periksakan diri ke dokter apabila merasa memiliki gejala tersebut. Walaupun penyakit kanker limfoma Hodgkin memiliki angka kesembuhan yang tinggi, namun masih ada kemungkinan untuk kambuh sekitar 10-30 persen. Jadi, semakin dini limfoma Hodgkin dapat dideteksi, semakin cepat dapat ditangani, dan semakin tepat sasaran pengobatan yang diberikan,” lanjut Prof. Ikhwan.
Di kesempatan yang sama, Head of Patient Value Access PT. Takeda Indonesia, Shinta Caroline, berterima kasih atas kesempatan berkerja sama yang diberikan oleh POI Jaya dalam meningkatkan kesadaran tentang gejala, diagnosis, dan pengobatan limfoma Hodgkin.
Secara umum, harapan hidup pasien limfoma Hodgkin dalam 5 tahun setelah terdiagnosis adalah 89 persen.
Komplikasi penyakit limfoma dapat mencakup penyebaran kanker ke organ lain, penurunan fungsi organ, kerusakan sumsum tulang, infeksi, efek samping pengobatan, dan masalah kesehatan mental atau emosional.
Dalam beberapa kasus, limfoma dapat bersifat agresif dan sulit diobati, menyebabkan prognosis yang lebih buruk.
Sayangnya, kebanyakan kasus limfoma Hodgkin baru terdiagnosis pada stadium lanjut.
Berdasarkan tatalaksana dari National Comprehensive Cancer Network (NCCN), beberapa jenis pengobatan Limfoma Hodgkin antara lain: Kemoterapi; Radioterapi; Imunoterapi; dan Terapi Target – yang menargetkan protein pada sel kanker yang mengendalikan pertumbuhan sel kanker, tanpa mempengaruhi sel normal lain. (*)
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.
Heboh Dokter Hewan Magelang Sembuhkan Pasien Kanker Lewat Terapi Sekretom, Barang Bukti Rp 230 M |
![]() |
---|
Film 'Sampai Titik Terakhirmu' Bawa Penonton pada Perjalanan Emosional hingga Perjuangan Cinta |
![]() |
---|
Mpok Alpa Sampai Jual 2 Mobil dan Tabungannya untuk Obati Kanker Payudara |
![]() |
---|
Anak-anak Mendiang Mpok Alpa Dapat Bantuan Beasiswa dari John LBF, Ini Kata Aji Darmaji |
![]() |
---|
Mpok Alpa Meninggal Akibat Kanker Payudara, Ini Cerita Nunung Srimulat saat Berjuang Melawan Kanker |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.