Kenali Limfoma Hodgkin Lebih Dini, Salah Satunya Berkeringat Berlebihan pada Malam Hari
Ada sejumlah faktor risiko yang meningkatkan seseorang terkena Limfoma Hodgkin (LH) yaitu salah satu jenis kanker yang berasal dari sel darah putih.
Penulis: LilisSetyaningsih | Editor: Junianto Hamonangan
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Kanker merupakan salah satu tantangan kesehatan global yang memerlukan perhatian serius, di mana kanker menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia.
Terhitung hampir 10 juta kematian pada tahun 2020, atau hampir satu dari enam kematian.
Di tahun 2020, kasus kanker yang paling umum ditemui adalah kanker payudara (2,26 juta), paru-paru (2,21 juta), usus besar dan rectum (1,93 juta), prostat (1,41 juta), kulit/non-melanoma (1,2 juta), dan kanker perut (1,09 juta).
Prof. Dr. Dr. dr. Ikhwan Rinaldi, Sp.PD-KHOM, M.Epid, M.Pd.Ked, FINASIM, FACP, Ketua POI Jaya, memaparkan, kanker adalah masalah kesehatan dengan urgensi yang tinggi.
Secara global saja, kanker merupakan penyebab kematian kedua terbanyak, dengan hampir 10juta orang meninggal setiap tahunnya.
Untuk itu, POI (Perhimpunan Onkologi Indonesia) Jaya secara berkelanjutan melakukan edukasi dan peningkatan kesadaran terkait penyakit kanker kepada Masyarakat.
Seperti yang dilaksanakan tahun ini, di mana kami bekerja sama dengan berbagai mitra dalam mengangkat tema ‘Hope, Faith, Love’ (‘Harapan, Keyakinan, Cinta’) – tiga hal yang sangat krusial bagi para pasien kanker dan keluarganya.”
Prof. Ikhwan menambahkan bahwa dari sekian banyak kanker, limfoma Hodgkin adalah kanker dengan diagnosis yang masih rendah.
“Kanker kelenjar getah bening jenis Limfoma Hodgkin adalah salah satu kanker yang tingkat diagnosisnya masih rendah. Penyakitnya ada, tapi sayangnya, pada banyak kasus, baru terdiagnosis setelah berada di stadium lanjut.
Limfoma Hodgkin (LH) adalah salah satu jenis kanker yang berasal dari sel darah putih yang disebut limfosit.
Baca juga: BREAKING NEWS: Pria Tewas Bersimbah Darah di Rumah Kos di Beji Depok, Diduga Kuat Dibunuh
Limfosit merupakan komponen sistem limfatik yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh.
Menurut data Globocan tahun 2020, di Indonesia terdapat 1.188 kasus baru limfoma Hodgkin dengan kematian sebanyak 363 kasus.
Dr. Eva Susanti, S.Kp., M.Kes., Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI menyambut baik inisiatif yang dilakukan oleh POI Jaya.
“Kami mengapresiasi segala bentuk kolaborasi untuk mengedukasi masyarakat mengenai penyakit kanker di Indonesia. Seperti yang dilakukan oleh POI Jaya bersama para mitra ini. Sebab akses terhadap informasi dan edukasi seputar penyakit kanker di Indonesia harus terus dilakukan oleh semua pihak. Ini menjadi tanggung jawab kita bersama.”
“Kanker yang ditemukan pada stadium awal melalui deteksi dini dan ditangani secara tepat akan memberikan peluang kesembuhan 90 persen. Apalagi saat ini pengobatan untuk limfoma Hodgkin telah tersedia dan tercakup di dalam BPJS Kesehatan. Untuk itu, Masyarakat jangan ragu untuk segera melakukan deteksi dini,” sambung dr. Eva.
Ada sejumlah faktor risiko yang meningkatkan seseorang terkena limfoma Hodgkin di antaranya: (1) Infeksi virus Epstein-Barr.
1 dari 1.000 orang yang terinfeksi virus Epstein-Barr berisiko terkena limfoma Hodgkin; (2) Sistem imun.
Risiko meningkat pada orang yang terinfeksi HIV (virus penyebab AIDS), orang yang mengonsumsi obat-obatan penekan sistem kekebalan tubuh, dan orang dengan penyakit autoimun; (3) Riwayat keluarga.
Saudara laki-laki dan perempuan dengan penyakit ini memiliki risiko lebih tinggi terkena LH.
Risiko ini sangat tinggi untuk kembar identik dari seorang pasien LH; (4) Jenis kelamin.
Baca juga: Kampanye Akbar Diguyur Hujan, Gibran Tetap Bertahan, Hujan-hujanan Bareng Relawan dan Simpatisan
Kasus limfoma Hodgkin lebih banyak terjadi pada pria daripada wanita; (5) Usia. Limfoma Hodgkin umumnya terjadi pada usia 15-30 tahun dan di atas usia 55 tahun.
Menurut Prof. Ikhwan, “Gejala yang ditimbulkan dari penyakit kanker limfoma Hodgkin yang perlu diwaspadai, yaitu: muncul benjolan atau pembesaran pada kelenjar getah bening di leher, bawah ketiak, atau pangkal paha; terjadinya gejala umum yang disebut ‘B symptoms’ atau gejala sistemik seperti demam lebih dari 38°C tanpa penyebab yang jelas, berkeringat berlebihan pada malam hari, turun berat badan lebih dari 10 persen dalam 6 bulan berturut-turut.”
“Untuk itu, segera periksakan diri ke dokter apabila merasa memiliki gejala tersebut. Walaupun penyakit kanker limfoma Hodgkin memiliki angka kesembuhan yang tinggi, namun masih ada kemungkinan untuk kambuh sekitar 10-30 persen. Jadi, semakin dini limfoma Hodgkin dapat dideteksi, semakin cepat dapat ditangani, dan semakin tepat sasaran pengobatan yang diberikan,” lanjut Prof. Ikhwan.
Di kesempatan yang sama, Head of Patient Value Access PT. Takeda Indonesia, Shinta Caroline, berterima kasih atas kesempatan berkerja sama yang diberikan oleh POI Jaya dalam meningkatkan kesadaran tentang gejala, diagnosis, dan pengobatan limfoma Hodgkin.
Secara umum, harapan hidup pasien limfoma Hodgkin dalam 5 tahun setelah terdiagnosis adalah 89 persen.
Komplikasi penyakit limfoma dapat mencakup penyebaran kanker ke organ lain, penurunan fungsi organ, kerusakan sumsum tulang, infeksi, efek samping pengobatan, dan masalah kesehatan mental atau emosional.
Dalam beberapa kasus, limfoma dapat bersifat agresif dan sulit diobati, menyebabkan prognosis yang lebih buruk.
Sayangnya, kebanyakan kasus limfoma Hodgkin baru terdiagnosis pada stadium lanjut.
Berdasarkan tatalaksana dari National Comprehensive Cancer Network (NCCN), beberapa jenis pengobatan Limfoma Hodgkin antara lain: Kemoterapi; Radioterapi; Imunoterapi; dan Terapi Target – yang menargetkan protein pada sel kanker yang mengendalikan pertumbuhan sel kanker, tanpa mempengaruhi sel normal lain. (*)
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.
Heboh Dokter Hewan Magelang Sembuhkan Pasien Kanker Lewat Terapi Sekretom, Barang Bukti Rp 230 M |
![]() |
---|
Film 'Sampai Titik Terakhirmu' Bawa Penonton pada Perjalanan Emosional hingga Perjuangan Cinta |
![]() |
---|
Mpok Alpa Sampai Jual 2 Mobil dan Tabungannya untuk Obati Kanker Payudara |
![]() |
---|
Anak-anak Mendiang Mpok Alpa Dapat Bantuan Beasiswa dari John LBF, Ini Kata Aji Darmaji |
![]() |
---|
Mpok Alpa Meninggal Akibat Kanker Payudara, Ini Cerita Nunung Srimulat saat Berjuang Melawan Kanker |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.