Pilpres 2024

Tom Lembong Ungkit Jasanya untuk Jokowi, Langsung Diceramahi Luhut: Apa Hebatnya Kau!

Luhut Binsar Pandjaitan memberi respon keras kepada Co-Captain Timnas AMIN Thomas Lembong. Luhut mengaku sedih dengan Tom ungkit jasa pada Jokowi.

|
Editor: Rusna Djanur Buana
maritim.co.id/tribunnews.com
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA--Pernyataan Thomas Lembong yang mengaku sering bikin contekan untuk Presiden Joko Widodo mendapat respons keras dari Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Luhut mengaku sedih melihat apa yang dinarasikan Tom Lembong dalam beberapa hari terakhir.

Menurutnya, bukan hanya Tom Lembong yang memberi masukan atau catatan kepada Presiden.

Luhut mengatakan menteri yang lain, terutama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi justru paling banyak memberi catatan kepada Presiden Jokowi.

Dalam beberapa hari terakhir Tom Lembong, yang pernah menjadi Menteri Perdagangan dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengaku sering memberi masukan kepada Jokowi .

Pernyataan Tom Lembong itu menjawab sentilan cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka dalam debat beberapa hari lalu.

Sentilan Gibran

Saat itu Gibran menyentil cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar yang dianggapnya tidak paham tentang Lithium Ferro-Phosphate (LFP). Setidaknya Gibran dua kali menyebut nama Tom Lembong.

"Saya gak tahu ya, apakah pak Lembong dan timses sering berdiskusi dengan cawapresnya apa tidak. Mosok Lithium Ferro-Phosphate saja Gus Imin tidak tahu," kata Gibran.

Menanggapi hal itu dalam sebuah kesempatan Tom Lembong mengatakan, "Tentunya selama 7 tahun saya membuat contekan dan menulis pidato untuk ayahnya, Pak Presiden.

Dan saya bisa mendeteksi mungkin sebuah rasa rindu bahwa saya tidak lagi di situ untuk memberikan masukan-masukan yang berkualitas," kata Tom Lembong.

Seperti diketahui Thomas Lembong adalah mantan tim sukses Jokowi yang saat ini menjadi Co-Captain Timnas pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Reaksi Luhut

Luhut pun minta Tom Lembong tak usah geer (gede rasa) karena dirinya pernah memberi "contekan" ke Presiden Jokowi.
Menurut Luhut, justru orang yang paling banyak memberi catatan saat pidato Jokowi adalah Retno Marsudi.

"Anda jangan geer juga bilang kasih note kepada ayahnya Mas Gibran.

Emang hanya Tom Lembong aja? Yang paling banyak kasih note kepada Pak Presiden adalah Bu Menlu karena setiap bilateral beliau yang melakukan itu," kata Luhut dalam video yang ia unggah di akun Instagramnya, @luhut.pandjaitan, dikutip Tribunnews pada Kamis (25/1/2024).

Luhut menilai, Tom tak usah merasa hebat melakukan itu karena semua kepala negara saat kegiatan bilateral, pasti ada orang di belakangnya yang memberikan catatan.

Dia bilang, apa yang dilakukan Tom hanyalah tugas dia sebagai pembantu presiden.

"Apakah karena Anda hebat melakukan itu? Tidak. Itu tugas Anda sebagai pembantu presiden," ujar Luhut.

Luhut kemudian turut mengkritik kinerja Tom saat dia masih menjabat sebagai Menteri Perdagangan, khususnya saat masih menjadi Kepala BKPM.

Tom Lembong curhat ke Luhut

"Waktu Anda (menjabat sebagai kepala) BKPM, apa yang anda lakukan? Anda kan ditugasi untuk Online Single Submission (OSS). Saya ingat betul itu bagaimana Anda curhat ke saya, tapi itulah sampai Anda meninggalkan kabinet, tidak pernah selesai OSS," kata Luhut.

"Sekarang kami yang menyelesaikan itu yang sudah digadang-gadang begini begono dan segala macam," lanjutnya.

Jadi, maksud yang ingin Luhut sampaikan adalah semua yang sudah selesai, semua yang ada di masa lalu, biarlah berlalu.

"Jadi, saya hanya ingin sampaikan, kita sudahlah kalau sudah selesai masa kita, sudahlah. Semua ada waktunya. Tidak perlu kita ceritakan kita yang paling bagus. Tidak. Semua itu terjadi karena hasil kerja teamwork," pungkas Luhut.

Mantan Danjen Kopassus itu juga mempersoalkan pernyataan Tom Lembong yang menyebut negara luar sudah mulai meninggalkan nikel Indonesia untuk baterai mobil listrik dan beralih ke LFP.

Menurut Luhut hal itu tidak benar.

"Tidak benar pabrik Tesla di Shanghai menggunakan 100 persen LFP untuk mobil listriknya. Mereka masih tetap menggunakan nikel based baterai.

Data Tom Lembong tidak akurat

Luhut menyebut salah satu kekeliruan yang disampaikan Thomas Lembong adalah terkait harga nikel.

Kata dia, harga komoditas nikel secara global diakuinya memang tengah mengalami kelesuan.

Namun menurut Luhut, tren harga nikel tersebut harus dilihat secara jangka panjang. Karena semua komoditas tambang adakalanya mengalami fluktuasi.

"Anda harus lihat data panjang 10 tahun. Kan Anda pebisnis juga. Kan siklus dari komoditi itu naik turun. Apakah batu bara, nikel, timah, atau emas. Apa saja," ucap Luhut.

"Tapi kalau kita melihat selama 10 tahun terakhir ini, harga nikel dunia itu di 15 ribuan dollar AS (per ton). Bahkan pada 2014-2019, periode hilirisasi mulai dilakukan, harga rata-rata nikel itu cuma 12 ribuan dollar AS," kata dia lagi.

Luhut lalu mengomentari soal pernyataan Thomas Lembong yang menyebut penurunan harga nikel global terjadi karena eksploitasi masif oleh Indonesia guna mendukung program hilirisasi.

"Saya nggak ngerti bagaimana Tom Lembong ini memberikan statement seperti ini

. Bagaimana Anda berikan advice bohong kepada calon pemimpin yang Anda dukung?" beber Luhut.

Bahkan Luhut mengaku meragukan intelektualitas Thomas Lembong yang merupakan lulusan Universitas Harvard tersebut.

"Saya sedih melihat Anda di situ. Intelektualitas Anda itu jadi saya ragukan. Oke, mungkin Anda betul seorang intelektual, tapi karakter Anda itu menurut saya tidak bagus," kata Luhut.

Profil Tom Limbong

Dikutip dari Kompas.com, sebelum masuk menjadi anggota kabinet di periode pertama Presiden Jokowi, karier Tom Lembong bisa dibilang sangat mentereng. 

Dia sudah makan asam garam sebagai analis dan bankir di berbagai institusi keuangan, baik di dalam maupun di luar negeri.

Lulus dari kuliah, Tom Lembong memulai kariernya pada tahun 1995 di Divis Ekuitas Morgan Stanley (Singapore) Pte.Ltd.

Kemudian menjadi bankir investasi di Deutsche Securities Indonesia dari tahun 1999 hingga 2000.

Pada tahun 2000 hingga 2002, Tom Lembong menjabat sebagai kepala divisi dan wakil presiden senior di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).

Lalu bekerja Farindo Investments dari tahun 2002-2005.

Diketahui, Tom Lembong adalah salah satu pendiri, Chief Executive Officer, dan Managing Partner di Quvat Management Pte. Ltd, sebuah dana ekuitas swasta yang didirikan pada tahun 2006.

Ia juga berasal dari keluarga yang cukup berpengaruh di Tanah Air. Tom Lembong diketahui adalah keponakan Eddie Lembong, pria Minahasa yang mendirikan PT Pharos Indonesia, salah satu perusahaan farmasi terbesar swasta.

Keluarga Thomas Lembong juga diketahui sebagai pemilik perusahaan jaringan bioskop PT Graha Layar Prima Tbk (BlitzMegaplex).

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved