Pilpres 2024

Jusuf Kalla Sindir Calon Pemimpin yang Doyan Marah-marah, TKN Prabowo-Gibran: Tidak Ada yang Emosi

Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid merespon pernyataan Jusuf Kalla soal calon pemimpin yang suka marah-marah.

Penulis: Alfian Firmansyah | Editor: PanjiBaskhara
tribunnews.com
Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid merespon pernyataan Jusuf Kalla soal calon pemimpin yang suka marah-marah. Foto: Nusron Wahid 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid merespon pernyataan Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 Jusuf Kalla (JK) yang menyampaikan, jika seorang pemimpin bangsa harus memiliki pikiran tenang dan tidak emosional.

Nusron mengatakan, jika calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto sudah sangat sabar dalam debat capres beberapa waktu lalu.

"Sebetulnya tidak ada yang emosi di Pak Prabowo itu, justru beliau dengan kesabarannya dipojokan, dicaci maki, kemudian disudutkan," ujar Nusron di Media Center TKN Prabowo-Gibran, Jakarta Selatan, Kamis (11/1/2024).

"Bahkan dengan sabar diminta untuk membuka tentang data alutsista, beliau tidak mau karena itu menyangkut difference effect dalam sistem bab pertahanan."

"Karena beliau sadar itu disaksikan oleh jutaan orang, termasuk oleh warga negara asing, bahkan intelijen asing," sambungnya. 

Dengan demikian, Nusron pun memberi contoh yakni andai kata data Pertahanan dibuka oleh Prabowo saat debat capres kemarin, misalkan kapal selam Indonesia ada 15 misalnya, dan yang bisa dipakai 5 yang 10 macet misalnya begitu.

Lalu, misalnya pesawat tempurnya ada 16 dan yang rusak 12, kemudian dari tanknya 100 dan yang rusak 60.

"Kan tidak lagi kemudian menjadi telanjang orang asing bisa tahu. Menjadi, woh kalau gitu indonesia gak kuat-kuat amat dong, itu namanya difference effect," kata Nusron.

Lanjut Nusron terkait Pertahanan, jika hal tersebut di Komisi I DPR pun tidak dibuka secara umum.

Kemudian kata dia, dalam rapat tersebut juga hadir partai pendukung dari pasangan Ganjar-Mahfud dan Anies-Cak Imin.

Menurutnya, dengan debat soal pertahanan yang menyuruh Prabowo membuka data, Nusron menilai, jika tidak ada koordinasi dalam hal tersebut antara partai pengusung yang berada di DPR dengan paslon 1 dan 3.

"Berarti apa antara kandidat dan partai pengusung di DPR tidak saling nyambung. Jangan-jangan tidak ada koordinasi antara capres dengan partai pengusung dengan anggota DPR nya," pungkasnya.

Sebelumnya, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla mengingatkan seorang pemimpin Indonesia harus tenang dan tidak mudah terpancing emosi.

Jusuf Kalla mengingatkan masalah yang dihadapi Indonesia sangat banyak sehingga butuh pemimpin yang tenang.

Hal itu diungkapkan Jusuf Kalla (JK) usai menghadiri acara pertemuan antara pengusaha dengan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang digelar di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (10/1/2024).

"Pemimpin harus tenang dan punya gagasan, jangan emosional, karena persoalan bangsa ini banyak," ujar JK.

JK berpesan bahwa keputusan yang baik bisa diambil dari pikiran yang tenang.

"Kalau tidak tenang berpikir harus mengambil keputusan yang baik tentu pemimpin jangan emosional," lanjutnya.

Sebelumnya JK juga menyinggung soal rival Capres Anies Baswedan yang suka marah-marah.

Meski tidak menyebut nama, JK menyebut bahwa rival Anies itu bisa berbahaya apabila memimpin Indonesia.

Sifatnya yang emosional bisa menimbulkan gejolak saat berhubungan dengan negara lain.

Maka JK menurut JK, Anies Baswedan cocok menjadi pemimpin Indonesia karena memenuhi ilmu Rasulullah yang tenang dalam memimpin.

"Bagaimana kira-kira kalau dia berdebat dengan kepala negara lain, bisa ditonjok kepala negara lain," jelasnya.

(Wartakotalive.com/M32)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved