Debat Capres

Presiden Jokowi: Data Pertahanan Nasional Bukan Toko Kelontong, Tidak Semua Bisa di Buka untuk Umum

Presiden Joko Widodo membenarkan sikap Prabowo yang enggan buka data saat debat Capres.Jokowi sebut data pertahanan bukan toko kelontong.

|
Editor: Rusna Djanur Buana
Istimewa
Calon Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto terlihat sedang makan malam dengan Presiden Joko Widodo di sebuah restoran di daerah Bilangan Jakarta Pusat pada Jumat, (5/1/2024). Jokowi bela Prabowo tentang pertahanan nasional. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA--Presiden Joko Widodo memahami jika Prabowo Subianto tidak mau membeberkan data-data terkait pertahanan nasional di debat capres, Minggu (7/1/2024).

Presiden menyebut tidak semua data bisa dibuka di depan umum karena hal itu menyangkut rahasia negara.

"Ini menyangkut strategi semua negara, enggak bisa dibuka seperti toko kelontong, tidak bisa. Enggak bisa," tegas Jokowi di Serang, Banten, Senin (8/1/2024).

"Yang berkaitan dengan pertahanan, yang berkaitan dengan keamanan negara, yang berkaitan dengan alutsista (alat utama sistem persenjataan) itu ada yang bisa terbuka, tapi memang banyak yang harus kita rahasiakan," ujarnya seperti dilansir Kompas.com.

Soal data sistem pertahanan nasional ini menjadi bahan perdebatan sengit dalam debat capres.

Prabowo yang juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan enggan berbicara mengenai data sistem pertahanan nasional.

Baca juga: Ini Alasan Utama Mengapa Prabowo Ajak Ganjar dan Anies Bicara Tertutup Soal Pertahanan Nasional

Sementara dua kandidat lainnya yakni Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo justru ingin Prabowo terbuka. Di antaranya data soal minimum essential force (MEF) dan pengadaan alustsista bekas.

Permintaan buka data itu dilontarkan Ganjar dan Anies karena Prabowo sempat menyatakan bahwa data terkait pertahanan yang dipegang kedua lawannya itu tidak akurat.

Namun, Prabowo enggan membuka data yang benar dengan beralasan tidak mempunyai cukup waktu untuk menjelaskannya dalam forum debat capres.

Selain rahasia, waktu yang diberikan dalam debat juga sangat sedikit.

Prabowo menawarkan kepada Anies dan Ganjar untuk melakukan pertemuan pada forum lain untuk membahas soal pertahanan nasional. Namun ajakan tersebut ditampik.

Ganjar mengatakan, jika Prabowo tidak siap mengikuti debat, maka tidak perlu mengikuti agenda debat pemilihan presiden (Pilpres) yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.

"Tidak perlu. Debatnya hari ini, kenapa mesti besok? Kalau memang tidak siap, jangan berdebat," ujar Ganjar.

Dia lantas menyentil Prabowo dan menekankan jika Meneri Pertahanan (Menhan) itu siap berdebat maka seharusnya memiliki persiapan yang baik.

Baca juga: Debat Capres: Ganjar Sebut Prabowo Gegabah Saat Memutuskan Pembeli Pesawat Bekas

Adapun mengenai waktu yang terbatas, menurut Ganjar, merupakan ujian yang paling baik bagi seseorang untuk menunjukkan kemampuannya.

"Itulah ujian yang paling bagus, maka kalau anda tidak perfom, jangan menantang pada ruang lain," kata Ganjar.

Menurutnya, jika ingin menyampaikan jawaban di ruang yang lain maka Prabowo bisa melakukannya dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan DPR RI dalam kapasitasnya sebagai Menteri Pertahanan.

"Beliau akan berdebat nanti dengan DPR," ujar Ganjar.

"Dan publik akan melihat tapi dengan saya sudah cukup ada di sini, maka publik kita minta untuk menilai bahwasannya mengajak untuk membandingkan data dan beliau tidak sanggup," katanya lagi

Debat tidak mendidik

Pada kesempatan yang sama Presiden mengatakan, pelaksanaan debat ketiga Pilpres 2024 kurang menampilkan substansi dan visi para kontestan.

okowi juga menyoroti soal saling serang antar capres dalam debat tersebut.

"Yang pertama, saya memang melihat substansi dari visinya malah tidak kelihatan.

Yang kelihatan justru saling menyerang, yang sebetulnya enggak apa-apa, asal (itu soal) kebijakan. Asal policy. Asal visi ya enggak apa-apa," kata Jokowi.

"Tapi, kalau yang sudah menyerang personal, pribadi yang tidak ada hubungan dengan konteks debat tadi malam, mengenai apa hubungan internasional, mengenai geopolitik, dan lain-lain, saya kira kurang memberikan pendidikan, kurang mengedukasi masyarakat yang menonton," tuturnya.

Oleh karena itu, menurut Presiden, kemungkinan ada banyak orang kecewa dengan jalannya debat capres pada Minggu malam. Presiden Jokowi kemudian meminta agar debat pilpres selanjutnya diformat dengan lebih baik lagi.

"Ada rambu-rambu sehingga hidup, saling menyerang enggak apa-apa tapi (soal) kebijakan, policy, visinya yang diserang.

Baca juga: Puan Maharani Soal Jokowi Makan bersama Prabowo: Saya Juga Tunggu Ajakan Presiden

Bukan untuk saling menjatuhkan dengan motif-motif personal. Saya kira enggak perlu. Enggak, enggak baik, tidak mengedukasi," katanya lagi menegaskan.

Debat itu digelar di Istora Senayan, Jakarta dengan mengusung pertahanan, keamanan, hubungan internasional dan geopolitik.

Dalam debat memang beberapa kali ada adu argumen antar capres mengenai visi-misi terkait tema yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved