Prabowo Sebut Nama Bung Karno ketika Terdesak oleh Pertanyaan Ganjar Pranowo

WARTAKOTALIVEC.COM, JAKARTA--Prabowo Subianto menyebut naman Presiden pertama Indonesia Bung Karno ketika didesak Ganjar Pranowo dalam debat capres, Minggu (7/1/2024) di Istora Senayan.

Prabawo bahkan menyebut data yang disampaikan Ganjar terkait pesawat bekas adalah keliru.

Capres nomor urut dua itu mengatakan, adalah hal biasa sebuah negara menggunakan pesawat bekas.

Pasalnya usia pesawat dan alat pertahanan negara lainnya memiliki usia pemakaian yang panjang, 25-30 tahun.

"Data-data yang Bapak ungkapkan terkait masalah kapal bekas, saya ingatkan waktu Bung Karno menghadapi Irian Barat (sekarang Papua) seluruh peralatannya bekas.

Seluruh pesawat terbang, kapal selam, cruiser (kapal perang multi peran), destroyer (kapal persenjataan lengkap seperti fregat) semuanya bekas, dan kita sampai sekarang pun masih banyak menggunakan yang bekas.

Jadi data Bapak, mungkin niatnya baik tapi keliru," kata Prabowo.

Baca juga: Ini Alasan Utama Mengapa Prabowo Ajak Ganjar dan Anies Bicara Tertutup Soal Pertahanan Nasional

Ia pun menjelaskan, dalam alat perang sebenarnya bukan masalah baru atau bekas, tetapi usia pakai.

"Kalau di pesawat disebut flying hours (jam terbang)," jelas Prabowo seperti dilansir Tribunnews.

Ia pun memastikan, pihaknya ingin yang terbaik untuk prajurit, namun ada beberapa hal mendesak yang harus diprioritaskan, seperti pandemi Covid-19, krisis pangan akibat perang Rusia-Ukraina dan termasuk krisis BBM.

Tantang adu data

Sementara Ganjar membantah data yang dimilikinya salah. Dia bahkan memberi kesempatan kepada staf Prabowo untuk membantah dengan data lain jika data yang dimiliknua salah.

"Jika data ini salah, saya berikan kesempatan kepada staf Anda untuk membantah data yang saya pegang ini," kata Ganjar.

Data yang dimaksud Ganjar adalah data minimum essential forces. Menurutnya minimum essential forces akan sulit dicapai pada tahun 2024 ini.

Menurut Ganjar, solusi ekonomi pertahanan untuk meningkatkan minimum essential forces agar pertahanan Indonesia tidak tertinggal dan lebih kuat harus dilakukan melalui kebijakan anggaran pertahanan yang ditopang oleh pertumbuhan ekonomi.