Kecelakaan Kereta

Firasat Almarhum Ardiansyah Pramugara KA Turangga, Mendadak Lebih Manja dan Romantis pada Istri

Ardiansyah pramugara KA Turangaan yang tewas dalam tabrakan adu banteng kereta punya firasat. Dia mendadak manja dan romantis pada istrinya.

|
Editor: Rusna Djanur Buana
Twitter @aseprivva
KA Turangga tabrakan adu banteng dengan Kereta Api Commuter Line Bandung Raya (Baraya) di petak Cicalengka-Haurpugur, tepatnya di Kilometer 181+5/4, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung sekira pukul 06.03 WIB. 

WARTAKOTALIVE.COM,BANDUNG--Suasana duka mendalam sangat terasa Kampung Bale Kambang RT/Desa Sukamaju, Majalaya, Kabupaten Bandung.

Nunung Nurhayati (60) dan Endang Kurnia (65) membenamkan wajah keduanya pada telapak tangan.

Mereka tak kuasa menahan kesedihan setelah mendengar kabar putera mereka Ardiansyah menjadi salah satu korban tewas dalam tragedi adu banteng antara Kereta Api (KA) Turangga dengan KRD Bandung Raya, Jumat (5/1/2024) pagi, di Cicalengka Bandung.

Pria yang berusia 30 tahun itu merupakan pramugara KA Turangga yang sedang tugas di kereta naas itu.

Sambil menangis tersedu-sedan, Nunung memanggil-manggil nama anaknya.

"Mamah jeung saha (Mamah nanti dengan siapa)?" kata Nunung sambil terus menangis.

Sejumlah orang berseragam PT Kerta Api Indonesia (KAI) mendekatinya dan mencoba menenangkan Nunung.

Begitu juga suaminya, Endang, yang sejak awal duduk di sampingnya.

Tinggalkan istri dan 2 anak

Ardiansyah meninggalkan istrinya, Elsi Rosdiana (30), dan kedua anaknya, Faiza Hoirul Gibran (7) serta Bryan (2 minggu).

Kakak ipar Ardiansyah, Robby Dzulfaqor Noor (34), mengatakan bahwa menurut jadwal Ardiansyah tiba di rumah hari ini setelah bertugas dari Surabaya.

Namun, alih-alih Ardiansyah pulang, keluarga malah mendapatkan kabar duka.

"Kami tahu tadi sekira pukul 10.00 WIB melalui orangtua. Kemarin Ardiansyah sempat WhatApp bahwa dia tugas ke Surabaya."

"Saya tadi telepon nomornya. Aktif tapi enggak diangkat," kata Robby di sekitar lokasi kejadian.

Tak sabar ingin tahu bagaimana nasib adiknya, Robby, yang tinggal di Rancaekek, bergegas menuju RSUD Cicalengka.

"Saya sempat ke RSUD, tapi belum ada jenazah adik saya. Saya langsung ke TKP," katanya seperti dilansir Tribunjabar.

Meninggalnya Ardiansyah menyisakan luka dan duka mendalam bagi Robby, umumnya bagi keluarga.

Sebab, meski berposisi sebagai ipar, bagi Ardiansyah, tak ada istilah ipar atau mertua.

"Ke saya sudah seperti ke kakak kandung. Tak ada beda bagi dia apakah ibu kandung atau mertua, sama-sama dia berbuat baik."

Tiba-tiba romantis dan manja

Robby menjelaskan, sebelum Ardiansyah meninggal dunia dalam tabrakan kereta api itu, tak ada firasat apa pun yang dirasakan keluarga.

Tapi, ada gelagat aneh yang dilakukan Ardiansyah kepada istrinya, yakni terlihat lebih manja.

"Enggak ada yang aneh, cuman kata Mamah, almarhum itu ke istrinya ada yang beda, lebih manja, romantis," katanya.

Suasana serupa juga terasa di di perumahan Bukit Permata E-8 Nomor 3, RT 2/RW 22, Kelurahan Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.

Bendera kuning berkibar di depan sebuah rumah bercat biru milik Julian Dwi Setiyono, masinis KA 350 Commuter Line Bandung Raya yang meninggal saat tragedi tabrakan maut kereta api.

Karib kerabat satu per satu berdatangan memenuhi kursi-kursi yang sudah tertata rapi. Karangan bunga dari para petinggi PT KAI terpajang di lorong pintu masuk rumah duka.

Brahma Adi Prasetya (26) terlihat duduk termenung menunggu kedatangan jenazah sahabat dekatnya itu.

Ia sungguh tak pernah menyangka jika sahabatnya tersebut tutup usia pada umur yang terbilang muda.

"Infonya (Jenazah) masih di RSUD Cicalengka. Gak pernah menyangka.

Dia masih muda, masih sehat, tapi yang namanya takdir gak pernah direncanakan," ungkap Brahma saat ditemui di rumah duka.

Baca juga: KA Turangga Adu Banteng vs KRL Bandung Raya, 2 Masinis Tewas, Penumpang Teriak Allahu Akbar

Yono, begitu sapaan akrab Julian Dwi Setiyono di kalangan sahabat-sahabatnya. Ia bertumbuh di SDN Sukamaju, SMP di Padalarang, dan melanjutkan sekolah di SMK di Kota Cimahi.

Sebelum bekerja di PT KAI, Yono lebih dulu bekerja di sebuah perusahaan di Bogor.

Di Bogor, ia tak bertahan lama, di PT KAI kariernya cukup moncer hingga ia menjabat sebagai seorang masinis kereta api.

"Saya tahu betul bagaimana Yono, karena dia teman saya dari kecil. Yono dikenal sebagai pribadi yang baik dan taat beragama apalagi setelah menikah tahun 2019," kata Brahmana.

Atas tragedi kecelakaan maut kereta api itu, Yono meninggalkan seorang istri dan anak perempuan semata wayangnya yang masih berusia 3 tahun.

Seperti diberitakan sebelumnya KRD lokal Bandung Raya yang dikemudikan Julian, mengalami kecelakaan adu banteng dengan Kereta Api Turangga di petak Jalan Haurpugur-Cicalengka KM 181+700, Jumat sekitar pukul 06.30 WIB.

Sebagian korban luka yang dirawat di RSUD Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat sudah dipulangkan.

Juru Bicara RSUD Cicalengka, Nina Nurjanah mengatakan, dari 26 korban luka tabrakan kereta api yang dilarikan ke RSUD Cicalengka sebagian sudah pulang. Dari observasi dokter lukanya tergolong ringan.

Sebagian korban sudah pulang

"Untuk penumpang selamat itu yang luka ringan memang ke sini kurang lebih 20 orang, luka sedang enam orang, dan itu setelah dilakukan obervasi dipulangkan tersisa tiga orang di sini," katanya kepada awak media, Jumat (5/1/2024).

Nina mengatakan, korban yang masih dirawat saat ini masih dalam penanganan dokter. Kendati demikian, ada juga pasien yang sudah dirujuk ke rumah sakit di Kota Bandung.

"Kalau yang dirawat sampai saat ini masih di obsevasi semua. Terakhir kondektur dibawa ke Santosa, kondektur KA Turangga," katanya lagi.

Korban yang dirujuk imbuhnya, ada yang mengalami luka yang cukup serius di bagian wajah dan kepala. Salah satu korban merupakan pegawai RSUD Cicalengka.

Masih perawatan dan ada yang dirujuk. Luka yang dialami di daerah muka dan kepala perlu penangan mungkin sampai operasi plastik," kata Nina.

"Ada penumpang KA lokal yang merupakan pegawai di RSUD Cicalengka yang biasa gunakan KA setiap hari," imbuhnya.

4 korban meninggal

PT Kereta Api Indonesia (Persero) memastikan tidak ada korban jiwa dari pihak penumpang atas insiden tabrakan KA Turangga relasi Surabaya Gubeng-Bandung dengan Commmuterline Bandung Raya itu.

Hal itu diungkapkan oleh EVP of Corporate Secretary KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji dalam rilis yang diterima Kompas.com, Jumat.

"Dari total penumpang KA Turangga sebanyak 287 dan 191 penumpang dari KA Commuterline, ada sekitar 22 penumpang yang mengalami luka ringan dan telah dibawa ke Rumah Sakit terdekat untuk mendapat perawatan," kata dia.

Perincian penumpang yang mendapat perawatan di rumah sakit tersebut, tersebar di antaranya yakni:

  1. RSUD Cicalengka: 18 orang
  2. RS Edelweis: 2 orang,
  3. dan RS AMC: 2 orang.

Kendati demikian, pihaknya menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya empat petugas KA akibat insiden tersebut. Mereka adalah masinis, asisten masinis, pramugara, dan security.

"Kami sangat berduka atas meninggalnya sejumlah petugas KA akibat kecelakaan tersebut. Kami sangat mengapresiasi jasa mereka yang telah berkontribusi terhadap perusahaan," katanya lagi.

Raden menambahkan, penumpang yang selamat dan tidak mengalami luka langsung dievakuasi dan dibawa ke stasiun terdekat untuk melanjutkan perjalanan menggunakan transportasi yang KAI telah sediakan.

Saat ini, pihaknya bersama dengan pihak-pihak terkait mulai dari TNI/Polri, Basarnas, DJKA Kemenhub, KNKT dan pihak-pihak lainnya masih berupaya melakukan penanganan kecelakaan atas kedua kereta tersebut.

Sementara itu, untuk mengatasi perjalanan sejumlah rangkaian KAI lainnya yang akan melintas di jalur tersebut, pihaknya telah melakukan upaya rekayasa pola operasi berupa jalan memutar dan pengalihan menggunakan angkutan lain.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved