Pilpres 2024

Gibran Rakabuming Raka Penuhi Panggilan Bawaslu Jakpus untuk Klarifikasi Bagi-bagi Susu Saat CFD

Gibran datang ke Bawaslu Jakpus mengenakan kemeja cokelat di kawasan oleh aparat kepolisian dan sejumlah Tim Kampanye Nasional (TKN).

Penulis: Miftahul Munir | Editor: Sigit Nugroho
WartaKota/Miftahul Munir
Calon Wakil Presiden nikor urut 2, Gibran Rakabuming Raka memenuhi panggilan Badan Pengawas Pemilu Jakarta Pusat di kawasan Tanah Abang, Rabu (3/1/2024). 

Lebih lanjut, Ganjar minta para eksponen Alumni GMNI sebagai orang yang berintelektual harus kritis terhadap jargon dan program politik.

"GMNI, alumni GMNI adalah intelektual, mari kita makin kritis pada soal jargon , pada soal program, pada soal gimik, karena di balik politik yang besar, di balik debat yang ditonton tepuk tangan yang sangat meriah, sebenarnya ada tanggung jawab moral kita untuk melakukan pendidikan politik kepada rakyat, jangan bohongi rakyat," katanya.

Ganjar pun kembali menyentil program makan siang gratis Prabowo-Gibran baru-baru ini.

Saat meluncurkan program internet gratis di Semarang, Jawa Tengah, Senin (1/1/2024), seolah Ganjar sengaja melempar pertanyaan kepada millennial dan Gen-Z lebih memilih internet gratis atau makan siang gratis.

"Aku kasih pilihan, makan siang gratis atau internet gratis?" tanya Ganjar.

"Internet gratis," jawab millenial dan Gen-Z yang hadir.

Ganjar pun menyinggung kunjungannya ke Boyolali beberapa hari lalu.

Ia menyatakan dalam kunjungannya tersebut, moyoritas lebih banyak yang memilih internet gratis.

"Karena makan siang sudah cukup," kata Ganjar.

Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD pun mengkritik program makan siang gratis Prabowo-Gibran.

Mahfud menyebut program tersebut bagus, tapi tidak jelas prospeknya.

"Begini, kalau makan siang gratis itu bagus lah tetapi prospeknya apa?" kata Mahfud di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, pada Sabtu (30/12/2023).

Mahfud kemudian menyampaikan, ia bersama pasangannya, Ganjar Pranowo memiliki program yang lebih baik dari pada makan siang gratis itu.

Program yang dimaksud Mahfud adalah gastronomi.

Ia menilai hal ini akan lebih memberdayakan masyarakat.

Mahfud meyakini program gastronomi nantinya akan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.

"Kita lebih dari itu. orang tidak hanya dikasih ikan, tapi diberi pancingnya, pancing ikan. Kalau soal makan kita punya program namanya gastronomi, bukan hanya makan siang. Tapi makanannya juga sehat," ucap Mahfud.

"Karena makan siang gratis susu dan sebagainya itu kan impor kira-kira barang barang impor, kalau gastronomi dari bumi bumi kita dan laut laut kita."

"Itu nanti, tapi tidak dalam sebuah program yang khusus dan seketika. Itu nanti akan menjadi bagian program yang jangka panjang," sambungnya.

Tim Nasional Anies-Muhaimin atau Timnas AMIN pun sebelumnya mengkritisi program makan gratis Prabowo-Gibran

Juru Bicara Timnas AMIN Indra Charismiadji mengatakan program makan siang dan susu gratis hanya sebatas janji politisi semata.

Menurutnya, ada yang lebih penting untuk pendidikan Indonesia di masa kini.

Yakni soal pendidikan gratis di berbagai kalangan.

"Setiap tahun rakyat selalu ribut karena PPDB zonasi yang penyebabnya kuota yang ada jauh lebih sedikit dari jumlah pendaftar" kata Indra, Senin (11/12/2023).

"Alih-alih problema tahunan rakyat segera diselesaikan ini malah mau buat program baru makan siang gratis dengan anggaran super jumbo sampai Rp450 triliun," jelasnya.

Sehingga makan siang dan susu gratis dianggap tak relevan dengan pendidikan Indonesia saat ini.

Selain itu, Indra juga menyinggung pernyataan jika program Prabowo dan Gibran itu sudah dilaksanakan di 76 negara.

Namun, ada 155 negara juga yang sudah memberikan pendidikan gratis sepenuhnya untuk anak sekolah mulai dari kelas 1-9.

"76 negara yang memberikan makan gratis tersebut secara keseluruhan sudah juga menggratiskan biaya pendidikan terlebih dahulu," tambahnya.

"Jadi prosesnya dimulai dengan menggratiskan biaya pendidikan baru ke tahap selanjutnya yaitu memberikan makan gratis, tentunya bagi negara-negara yang ekonominya cenderung kuat," sambungnya.

Reaksi Gibran Rakabuming

Menyikapi hal tersebut, Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka tak ambil pusing.

Gibran pun malah menguncapkan terima kasih atas masukan yang disampaikan Mahfud MD.

"Ya, terima kasih masukannya Pak Mahfud MD," kata Gibran kepada TribunSolo.com saat berkunjung ke Sragen, Senin (1/1/2024).

Dihadapan seribu lebih pedagang, pelaku UMKM, dan kalangan milenial yang hadir di acara tersebut, Gibran meminta doa restu untuk menjalankan program makan siang yang digagas olehnya itu.

Menurut Gibran, program tersebut dijalankan agar anak-anak bebas dari stunting.

"Ini juga terkait makan siang gratis, mohon doanya bapak ibu nggih, biar bisa terlaksana, biar anak-anak kita bebas stunting," ujarnya.

Wakil Ketua Dewan Pengarah TKN Prabowo-Gibran, Hashim Djojohadikusumo sebelumnya memberikan penjelasan soal program makan siang dan susu gratis yang digagas Prabowo-Gibran.

Menurutnya program tersebut tidak akan memangkas anggaran dari dana bantuan sosial (bansos).

Menurutnya, anggaran bansos senilai Rp 500 triliun untuk masyarakat yang membutuhkan tetap akan dilanjutkan jika Prabowo-Gibran menang pada Pilpres 2024.

"Saya ikut tim pakar, dana (makan siang dan susu gratis) ada dan bakal ada, dan ini bukan dari anggaran bansos, anggaran bansos yang Rp 500 T tahun depan itu tetap. Bansos kita tidak akan ambil uang bansos untuk ini," kata Hashim di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (20/12/2023).

Ia menyampaikan bahwa dana program makan siang dan susu gratis akan diambil dari sumber baru. Akan tetapi, ia tidak bisa merinci dari mana uang tersebut berasal.

"Ini ada dana baru dan bakal dan saya jamin, Prabowo jamin, tim pakar dana ada dan bakal ada," katanya.

Di sisi lain, Hashim memahami dana makan siang dan susu gratis akan mengeluarkan angka yang besar, yakni Rp 450 triliun atau tiga kali lipat dari anggaran Kementerian Pertahanan RI.

"Saya bisa katakan bahwa dana untuk ini, program ini akan memakan dana Rp 450 T setiap tahun. Pak Prabowo menganggap ini penting sekali,"

"Begitu penting dana ini tiga kali anggaran pertahanan dan TNI setiap tahun, tiga kali lebih. Anggaran TNI dan pertahanan Rp 137 T dan program untuk makanan gratis Rp 450 T," katanya.

Catatan Kritis Pakar Kebijakan Publik

Lalu bagaimana program makan siang gratis di mata para ahli?

Pakar Kebijakan Publik Trubus Rahardiansah mengatakan program tersebut hanya akan berjalan untuk jangka waktu pendek.

"Kalau saya melihatnyansih jangka pendek itu. Paling setahun, dua tahun," kata Trubus, saat dihubungi Tribunnews.com, pada Senin (1/1/2024).

Trubus berharap agar sumber dana terkait program tersebut diperjelas, jangan sampai program tersebut menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Sebab kalau jangka panjang, itu anggarannya dari mana, masalahnya di situ. Nanti ujung-ujungnya APBN juga yang dipakai. Jadi harus dijelaskan asal anggarannya dari mana," ucapnya.

"Mungkin setahun pertama dia bisa, nanti tahun kedua, ketiga berapa. Kalau jadi menang lho ya. Jadi harus ada kejelasan, roadmap-nya harus jelas. Jangan nanti ujung-ujungnya APBN yang digorok," kata Trubus.

Tepisah, Pakar Kebijakan Publik Agus Pambagio. Ia menilai, pemberian makan gratis itu akan membuat masyarakat menjadi malas.

"Itu bikin orang malas, kasih makan," kata Agus, saat dihubungi Tribunnews.com, Senin (1/1/2024).

Menurut Agus, program makan gratis Prabowo-Gibran akan menjadi perhatian negara-negara lain.

"Jadi nanti bisa kebayang bangsa ini di daerah-daerah setiap makan siang mau dikumpulin di mana, di lapangan?" Ucap Agus.

"Itu kan bagus di-shoot sama media-media asing lihat orang Indonesia kelaparan semua, dikasih makan negara. Kan enggak lucu. Enggak pada tempatnya lah," sambungnya.

Agus mengatakan, negara seharusnya memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat.

"Yang harus dilakukan oleh negara adalah memberikan lapangan pekerjaan, bukan ngasih makan gratis," ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, di negara-negara lain, dana untuk pemberian makan gratis bersumber dari pajak.

"Ya iya kan orang enggak usah kerja aja, diam. Ya kalau di luar negeri kan memang dikasih makan tapi kan dari pajak, pajaknya tinggi. Nah kita (Indonesia) kan enggak," jelas Agus.

"Terus orang diam aja tahu-tahu dikasih makan, yang korupsi jalan terus. Ya enak sekali, yang korupsi enggak diapa-apain, yang melarat dikasih makan gratis, dikasih bansos, ya enggak benar lah," tuturnya.

(Wartakotalive.com/M40/M32/Tribunnews.com/Adi Suhendi/Igman/Reza Deni/Ibriza/Rahmat)

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved