Berita Nasional

Wujud Nyata Proses Pemajuan Kebudayaan Desa, Berikut Lima Desa Meraih Penghargaan Desa Budaya 2023

Penganugerahan lima desa dalam Penghargaan Desa Budaya 2023 diselenggarakan di Desa Pringgasela, Lombok Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Editor: PanjiBaskhara
Istimewa
Penganugerahan lima desa dalam Penghargaan Desa Budaya 2023 di Desa Pringgasela, Lombok Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah Jambi memfasilitasi kesepakatan antara kepala desa dan lembaga adat untuk melestarikan nilai budaya, tradisi, kearifan lokal, dan adat istiadat di wilayah KCBN Muaro Jambi.

Gotong royong menjadi kunci utama dalam menjaga kelestarian KCBN Muaro Jambi.

Desa Danau Lamo, melalui program pemajuan kebudayaan Ditjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek, aktif dalam melestarikan seni dan budaya yang terancam punah.

Desa ini berharap untuk meningkatkan perekonomian berbasis KCBN Muaro Jambi setelah kunjungan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada Agustus 2023, yang berjanji mengalokasikan dana sebesar Rp1,5 triliun untuk restorasi KCBN Muaro Jambi.

Pembangunan KCBN Muaro Jambi mengalami perkembangan, dengan pembebasan lahan oleh Ditjen Kebudayaan dan berbagai infrastruktur yang telah dibangun.

Pada tahun 2024, KemenPUPR akan menormalisasi kanal-kanal kuno.

Desa Danau Lamo berencana menghidupkan kembali Wisata Candi Muaro Jambi dan mengelolanya melalui BUMDes Danau Lamo.

Desa ini juga memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, dengan sungai yang merupakan kawasan konservasi ikan endemik Sungai Batang Hari dan hutan yang masih terjaga.

Upaya mengajukan Perhutanan Sosial untuk lahan bekas hutan tanaman industry (HTI) seluas 2.600 hektar sedang dilakukan.

Integrasi sumber daya alam Desa Danau Lamo dengan pengelolaan KCBN Muaro Jambi diharap dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat dan memberdayakan desa-desa lain di KCBN Muaro Jambi secara merata.

Desa Klungkung, Jawa Timur

Desa Klungkung terletak di Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember, dengan luas sekitar 11 km2 dan berjarak sekitar 17 km ke utara dari alun-alun kota Jember.

Desa ini terletak di dataran tinggi (300 m dpl) sebagai bagian dari lereng pegunungan Iyang Argopuro.

Sebagai bagian dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Bedadung, desa ini memiliki keindahan alam yang terkait dengan Air Terjun dan titik-titik sumber air jernih.

Desa Klungkung, yang merupakan bagian dari wilayah perkebunan kopi kolonial sejak akhir abad ke-19, memiliki potensi pariwisata.

Meskipun namanya berasal dari mitos tentang Majapahit, desa ini memiliki banyak potensi yang patut dikembangkan.

Program pemajuan kebudayaan desa di tahun 2021 menunjukkan bahwa desa ini memiliki kedisiplinan dan kegotongroyongan yang kuat, meskipun lebih dari sepuluh warganya wafat akibat pandemi Covid-19.

Warga desa Klungkung berhasil menampilkan sejumlah atraksi dan produk karya pangan, terutama kopi dan tape madu, dalam sebuah festival di akhir tahun.

Sehari-harinya, warga desa menjaga warisan budayanya melalui seni Drumblek, Saman Namli, dan Macopat.

Dusun Mujan, yang artinya 'Pemujaan' menjadi tempat upacara pemujaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa sebagai bentuk syukur.

Desa Klungkung juga memiliki berbagai kegiatan budaya, termasuk Ritus Sandorellang yang diadakan setiap tahun, dan beberapa kesenian Pencak Silat seperti Mawar Tunggal, Putra Pemuda, dan Sinar Putra.

Keberagaman yang dijaga di setiap dusun menjadikan Desa Klungkung bukan hanya penjaga sejarah lokal.

Akan tetapi juga destinasi budaya yang menarik bagi mereka yang ingin menggali dan menghargai kekayaan budaya tradisional.

Atas penghargaan ini, Kepala Desa Klungkung, Abdul Gafur, mengucapkan terima kasih atas keberhasilan Desa Klungkung dalam berproses memajukan kebudayaan desa.

Ia berharap keberhasilan ini tentunya tidak boleh berhenti, seiring dengan terbentuknya kelompok kelompok pemuda yang terus menggali kekayaan budaya lokal.

"Desa Klungkung sudah waktunya menjadi penggerak utama pemajuan kebudayaan desa lainnya di Jawa Timur," tegasnya.

Desa Pule, Jawa Timur

Di ujung barat laut Kabupaten Madiun, Jawa Timur, berbatasan dengan Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Magetan, terletak sebuah desa kecil bernama Pule.

Desa ini terdiri dari 1 dusun dengan 2 RW dan 5 RT, meliputi luas 76,1 hektare, dan dihuni oleh 742 jiwa dari 285 kepala keluarga.

Mayoritas penduduk desa ini mencari nafkah sebagai petani.

Meskipun desa-desa lain mulai mengembangkan potensi alamnya untuk wisata, Pule tampaknya kesulitan menawarkan sesuatu, mengingat kontur alam datar dan sempitnya.

Pada 2021, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek mengajak desa-desa untuk bergabung dalam Program Pemajuan Kebudayaan.

Inisiatif ini memunculkan ide untuk menciptakan sesuatu di Desa Pule, khususnya dengan menggali potensi budaya setempat.

Ide tersebut diwujudkan dengan mengubah sebagian tanah bengkok kepala desa menjadi Taman Pule.

Taman ini menjadi pusat kegiatan bagi warga Desa Pule, termasuk festival budaya, parade tari, pemutaran dongeng anak-anak, dan lainnya.

Di Taman Pule, dibangun Sanggar Tari Pule, Perpustakaan Flamboyan Pule, tempat pertunjukan, kafe, dan kolam renang anak-anak.

Tempat ini menjadi destinasi harian bagi anak-anak sekolah dan pengunjung dari dalam maupun luar daerah.

Selain membangun Taman Pule, warga juga menghidupkan kembali berbagai tradisi budaya mereka.

Labuhan, yang awalnya menjadi ritus tahunan menjelang musim penghujan, diubah menjadi Festival Rendengan.

Tradisi turun-temurun yang sudah kurang diminati oleh generasi muda dihadirkan dalam kemasan baru yang menarik.

Festival ini berhasil menarik pengunjung dari desa-desa sekitar dan bahkan dari luar Kabupaten Madiun.

(Wartakotalive.com)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved