Ketua BEM UI

Melki Sedek Diduga Lakukan Pelecehan Seksual, PBHM: Jangan Jadi Pembunuhan Karakter Mahasiswa Kritis

Dinonaktifkannya Melki Sedek Huang dari Ketua BEM UI karena dugaan pelecehan diharapkan bukan upaya pembunuhan karakter mahasiswa kritis

Tribun Bekasi/Miftahul Munir
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) Melki Sedek Huang dinoaktifkan dari Ketua BEM UI karena dugaan pelecehan seksual. PBHM harap ini bukan upaya penguasa bungkan mahasiswa kritis 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Melki Sedek Huang dinonaktifan sebagai Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universita Indonesia karena tuduhan melakukan pelecehan seksual.

Menanggapi hal tersebut Ketua Umum (Ketum) Pusat Bantuan Hukum Masyarakat (PBHM) Ralian Jawalsen mengatakan jika terjadi pelecehan maka proses hukum harus dilakukan dan ditegakkan.

Akan tetapi, kata Ralian, jangan sampai hal ini dilakukan untuk membunuh karakter mahasiswa kritis yang selama ini mengkritik Mahkamah Konstitusi (MK) dengan putusannya memuluskan jalan Gibran Rakabuming menjadi calon wakil presiden.

"Kita tahu bahwa setelah Melki Sedek mengkritik Putusan MK No.90/PUU-XXI/2023, beberapa aparat keamanan mendatangi kediaman orang tuanya dan tempat sekolahnya. Jadi bukan kali ini itimidasi dialami Melki. Jad bisa saja ini bagian pembunuhan karakter yang terjadi terhadap mahasiswa kritis," tegas Ralian dalam keterangan tertulisnya yang diterima WartaKotalive.com, Jumat (22/12/2023).

Ralian menegaskan, jika cara pembungkaman mahasiswa kritis dilakukan dengan pembunuhan karakter, maka gelombang protes yang akan terjadi nantinya semakin besar kepada kekuasaan.

"Secepat kllat kebohongan itu direkayasa, yakinlah kebenaran akan mengalahkannya. Keadilan akan mencari jalannya sendiri. Jika ini upaya pembungkaman terhadap Melkisedek yakinlah gelombang kemarahan mahasiswa akan besar untuk meruntuhkan rezim otoriter," ujar mantan aktivis 1998 ini.

Baca juga: Sosok Melki Sedek Huang Disebut Namanya di Debat Capres, Punya Prestasi Luar Biasa

Menurut Ralian, gelombang protes mahasiswa tahun 1998 terjadi pada saat militer dan Golkar memperoleh suara Pemilu 1997 di atas 60 persen.

Namun, sayangnya krisis ekonomi di Indonesia tidak bisa dibendung karena memang pondasi ekonomi Indonesia tidak kokoh sehingga Soeharto harus turun di tengah jalan. 

Berbagai aksi gelombang mahasiswa semakin masif. Mahasiswa dari berbagai kampus baik swasta dan negeri melakukan mimbar bebas. 

"Pemerintahan Jokowi harus belajar dari sejarah gerakan mahasiswa. Pemilu 2024 akan sia-sia jika gelombang kemarahan rakyat semakin membesar. Jangan sampai penurunan kekuasaan di tengah jalan, dan jika terjadi maka harga sosial yang sangat mahal yang harus dibayar," ujar Ralian. 

Sebelumnya diberitakan, Melki Sedek Huang diberhentikan sementara dari Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) karena dugaan pelecehan seksual.

"Surat penonaktifan itu saya terima dari BEM UI hari ini. Ditandatangani oleh Wakil Ketua. Tapi per hari ini saya belum mengikuti proses apapun yang berlaku, entah itu di Satgas ataupun di BEM UI. Belum ada pemanggilan-pemanggilan," ujar Melk, Senin (18/12/203).

Melki membantah telah melakukan pelanggaran atas kekerasan seksual seperti yang diunggah salah satu akun di media sosial X pada Senin (18/12).

Baca juga: Melki Sedek Huang Rontok dari Kursi Ketua BEM UI, Sehari Sebelumnya Ajak Latihan Debat Gibran

"Sampai hari ini saya memang belum tahu melanggar aturan apa. Saya juga merasa tidak pernah melanggar aturan apapun, apalagi terkait kekerasan seksual," imbuhnya.

Kendati demikian, Melki menjelaskan upaya penonaktifan itu telah sesuai dengan aturan BEM UI yang berlaku.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved