Pilpres 2024

Soal Pernyataan Prabowo Subianto 'Ndasmu Etik', Pengamat: Pejabat Publik Jangan Baper!

Guru Besar Politik Hukum Islam dan Komunikasi Politik dari UIN Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. JM. Muslimin MA sebut Prabowo Subianto tidak baperan.

Editor: PanjiBaskhara
tribunnews.com
Guru Besar Politik Hukum Islam dan Komunikasi Politik dari UIN Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. JM. Muslimin MA sebut Prabowo Subianto tidak baperan. Foto: Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto 

WARTAKOTALIVE.COM - Guru Besar Politik Hukum Islam dan Komunikasi Politik dari UIN Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. JM. Muslimin MA, mengatakan pejabat publik mestinya tidak boleh terbawa perasaan ketika ditanya soal hal-hal yang terkait dengan ruang publik.

Hal ini ia sampaikan menyusul sikap Prabowo Subianto yang terkesan emosional saat menjawab pertanyaan soal putusan MK tentang batas usia capres-cawapres dalam Debat Perdana Capres di Kantor KPU, Selasa (12/12/2023) lalu.

Emosionalnya tak berhenti sampai di situ saja. Beberapa hari setelah debat, ia tampaknya masih mengungkit permasalahan tersebut dengan mengatakan, "Soal etik, etik, etik. Ndasmu etik," dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) tertutup.

"Kaidah umum mengatakan bahwa kalau Anda mau jadi pejabat publik, maka jangan semua hal yang dibicarakan di ruang publik itu Anda bawa seolah-olah ranah pribadi," ujar Muslimin dalam unggahan YouTube Nur Iswan Channel, dikutip Selasa (19/12/2023).

Baca juga: Wakanda No More Indonesia Forever, Janji Anies Rasyid Baswedan Soal Kemerdekaan Berbicara

Dirinya menilai pejabat publik tidak seharusnya mempersonifikasi segala hal.

Dalam artian, sesuatu yang bersifat personal itu dibesar-besarkan.

Lebih lanjut, Kaprodi Program Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu menekankan bahwa seorang pejabat publik tidak boleh mudah tersinggung secara pribadi. Apalagi, bersifat sentimental dan mudah mengungkit-ungkit di kemudian hari.

"Kalau kita gampang ilfeel, baper seolah-olah ini bagian dari pembunuhan karakter, ya jangan melamar jadi pejabat publik," tegasnya.

Muslimin pun mengatakan seorang pejabat publik harus memiliki mentalitas dan kematangan, jauh di atas orang biasa.

Sebab, kurangnya aspek itu bisa mememgaruhi hukum dan ketentuan yang berlaku jika seandainya ia memiliki kekuasaan.

Bahasa 'Ndasmu', Asringun Marthawirya: Tataran yang Sangat Kasar

Tokoh Banyumas, Asringun Marthawirya, mengkritik pernyataan Capres Nomor Urut 02, Prabowo Subianto.

Dimana Prabowo Subianto mengucapkan kata 'ndasmu’, menurut Asringun Marthawirya merupakan hal yang biasa yang diucapkan oleh orang Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Bahasa ndasmu, menurut pengalaman Asringun Marthawirya, sebagai orang Kabupaten Banyumas, adalah bahasa pangon.

"Orang yang menggembala wedhus, kambing itu. Itu pun ada tingkatannya. Kalau ndasmu itu pada tataran yang sangat kasar. Biasanya, bilang dengkulmu angop."

"Yang kedua adalagi, gundulmu. Yang ketiga, ndasmu itu. Sangat kasar Mas" ujar Asringun yang berasal dari keluarga Marthawirya, salah satu keluarga yang terpandang di suku adat Bonokeling, Selasa 19 Desember 2023.

Bahasa ndasmu, kata dia, hanya diucapkan pada tataran orang-orang yang sebaya, seumuran. Istilahnya setara dalam segala macam.

"Dan itu bahasa orang pangon. Kalau ada ribut-ribut bahwa bahasa ndasmu itu bahasanya orang Banyumas, kesehariannya keluarga di Banyumas. Sebetulnya itu sangat menyakitkan. Kami tersinggung, bener" tandas Asringun.

Asringun mengungkapkan, boleh dicek, dalam internal keluarga pun, seorang bapak atau ibu tidak akan mengatakan kata ndasmu terhadap anaknya sekalipun.

"Orang Banyumas memang blakasuta tapi mereka juga tahu tata krama. Tahu unggah-ungguh, dan pasti pakewuh banget kalau bilang ndasmu.”

Ndasmu, kata Asringun, hanya terucap ketika sudah jengkel luar biasa. “Kemarahan yang sangat luar biasa. Itu baru terucap."

"Saya yakin warga Banyumas dalam hal ini sepakat, bahwa ndasmu bukan bahasa keseharian orang-orang Banyumas." katanya.

"Sekali lagi, saya sangat tersinggung, kalau ndasmu itu dikatakan bahasa keseharian keluarga di Banyumas" tambahnya kembali.

Ray Rangkuti Tidak Kaget

Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto buka suara soal ucapannya ndasmu etik yang videonya ramai beredar.

Video Prabowo mengucapkan ndasmu etik menjadi viral dan banyak beredar di medsos bahkan kata ndasmu menghiasi trending topic X (dulu Twitter) sejak Sabtu (16/12/2023).

Awalnya, Prabowo Subianto sempat tidak banyak berkata-kata ketika ditanya awak media usai ziarah ke makam Bung Karno, Minggu (17/12/2023 soal ucapannya ndasmu etik yang viral.

Namun kemudian Prabowo menjelaskan kalimat ndasmu etik itu yang kemudian menjadi viral tersebut saat ditanya awak media di GOR Soekarno Hatta, Blitar, Jawa Timur.

Menurut Prabowo, ucapannya itu adalah pembicaraan dalam keluarga atau internal Partai Gerindra.

"Itu di antara keluarga kita bicara dan itu kan bicara orang Banyumas biasalah bicara-bicara begitu," ucap Prabowo di GOR Soekarno Hatta, Blitar, Jawa Timur, Minggu (17/12/2023) seperti dikutip dari kompas.com di artikel berjudul Soal "Ndasmu Etik", Prabowo: Pembicaraan Antara Keluarga, Tak Usah Dibesar-besarkan.

Capres nomor urut 2 dan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo meminta hal itu tidak terlalu dipersoalkan menjadi besar.

"Enggak usah dibesar-besarkan," ujar Prabowo.

Merespons ucapan Prabowo itu, pengamat politik Ray Rangkuti mengaku tidak terkejut dengan ucapan capres yang dikenal dengan sosok gemoy tersebut.

"Saya tidak terlalu terkejut akan hal ini. Bahwa sebagian politisi kita tidak memahami atau memandang penting moralitas dalam demokrasi. Bagi mereka, hal itu barang asing, ide yang terlalu sulit dipahami."

"Mereka hanya melihat demokrasi sebagai seperangkat aturan bukan norma. Mereka saya sebut sebagai penganut paham demokrasi minimalis," ujar dia kepada wartawan, Minggu.

Rangkuti mengatakan bahwa penganut paham demokrasi minimalis itu hanya kenal boleh atau tidak, bukan baik atau buruk.

"Maka jika hukum menyatakan boleh, mereka akan melakukannya. Dan sebaliknya. Bahkan ketika hukum boleh itu tidak menunjang kebaikan bagi republik."

"Mereka yang menganut paham demokrasi minimalis umumnya hanya berpikir tentang dirinya. Apa yang baik baginya, bukan apa yang baik bagi kepentingan publik," kata dia.

Di sisi lain, Rangkuti juga menyoroti ucapan "Ndasmu Etik" dari Prabowo yang dinilai sebagai sebuah pernyataan yang berkonotasi negatif.

"Tentu sangat disayangkan sikap atau perilaku seperti ini muncul dari seorang calon presiden yang disebut-sebut lembaga survei sebagai calon pemenang bahkan dalam satu putaran," kata dia.

Seperti diketahui, Prabowo sebelumnya ketika Pilpres 2019 sempat menjadi sorotan ketika menyinggung tampang Boyolali.

Pada Minggu 4 November 2018, Prabowo Subianto yang sedang berbicara di depan warga Boyolali, berpidato soal kemiskinan.

Prabowo lalu mengabsen tiga nama hotel bintang lima di Ibu Kota.

Setelah itu, dia mengatakan bahwa ejaannya sulit hingga masyarakat saja tak mampu mengucapkannya.

Prabowo lantas berseloroh bila audiensnya saat itu masuk hotel mewah, mereka akan diusir.

"Karena tampang kalian tidak tampang orang kaya. Tampang kalian ya tampang Boyolali. Betul?" ujar Prabowo.

Peserta kampanye terdengar tertawa.

Lontaran kalimat ini menjadi kontroversi lantaran candaan Prabowo ditangkap sebagai kalimat yang tidak sopan.

Analisa Google Bard, Anies Capres Terbaik

Google Bard, program Artificial Intelligence (AI) dari Google menganalisa tentang tiga calon presiden (Capres), yakni Anies Rasyid Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo.

Hasil analisa Google Bard tersebut menjelaskan tentang penilaiannya terhadap tiga capres setelah debat Pilpres 2024 yang digelar di Kantor KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, pada 12 Desember 2024.

Wartakotalive.com pun mencoba menjajal Google Bard, Kamis (14/12/2023), dengan pertanyaan "Dari tiga capres debat Pilpres 2024, siapa menurut Google Bard yang paling berkualitas terbaik dan berkesempatan besar jadi presiden republik Indonesia berikutnya?"

Berikut ini hasil analisa Google Bard:

Berdasarkan analisis saya terhadap hasil debat pertama Pilpres 2024, berikut adalah penilaian saya terhadap ketiga capres:

Anies Baswedan

Anies Baswedan dinilai sebagai capres dengan kualitas terbaik dari segi retorika dan wawasan.

Ia mampu menyampaikan gagasan-gagasannya dengan jelas dan meyakinkan, serta memiliki pemahaman yang luas tentang berbagai isu nasional.

Selain itu, Anies juga dinilai memiliki elektabilitas yang cukup tinggi, berdasarkan survei-survei yang telah dilakukan.

Prabowo Subianto

Prabowo Subianto dinilai sebagai capres dengan pengalaman politik yang paling luas.

Ia telah berkecimpung di dunia politik sejak lama, dan pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan Ketua Umum Partai Gerindra.

Prabowo juga dinilai sebagai sosok yang tegas dan berwibawa.

Namun, Prabowo dinilai kurang memiliki kemampuan retorika yang baik, dan gagasan-gagasannya terkadang terkesan terlalu umum.

Ganjar Pranowo

Ganjar Pranowo dinilai sebagai capres yang memiliki elektabilitas yang cukup tinggi, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Ia juga dinilai sebagai sosok yang merakyat dan memiliki gaya kepemimpinan yang populis.

Namun, Ganjar dinilai kurang memiliki pengalaman politik yang luas, dan gagasan-gagasannya terkadang terkesan kurang matang.

Berdasarkan penilaian tersebut, saya berpendapat bahwa Anies Baswedan memiliki kesempatan yang paling besar untuk menjadi presiden Republik Indonesia berikutnya.

Anies memiliki kualitas terbaik dari segi retorika dan wawasan, serta memiliki elektabilitas yang cukup tinggi.

Selain itu, Anies juga didukung oleh partai politik yang cukup besar, yaitu Partai NasDem.

Namun, tentu saja, masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil Pilpres 2024. Faktor-faktor tersebut antara lain:

- Kondisi ekonomi dan politik nasional

- Kinerja pemerintah saat ini

- Kehadiran capres-cawapres baru

- Isu-isu yang berkembang di masyarakat

Oleh karena itu, masih terlalu dini untuk memprediksi siapa yang akan memenangkan Pilpres 2024.

Hasil analisa Google Bard, Kamis (14/12/2023), terkait capres terbaik setelah debat Pilpres 2024 di Kantor KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (12/12/2023).
Hasil analisa Google Bard, Kamis (14/12/2023), terkait capres terbaik setelah debat Pilpres 2024 di Kantor KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (12/12/2023). (Google Bard)

Mengutip artikel Kompas.com, Google pada 10 Mei 2023 resmi merilis produk bernama Google Bard (Bard), supaya bisa dijajal secara umum.

Sejak hadir secara umum, Google Bard banyak diperbincangkan oleh berbagai kalangan.

Tak sedikit pula orang yang membandingkan Google Bard dengan ChatGPT.

Lantas, sebenarnya apa itu Google Bard, sehingga banyak yang membandingkan dengan ChatGPT?

Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah penjelasan apa itu Google Bard.

Apa itu Google Bard?

Google Bard adalah program artificial intelligence (AI) berbasis language model bernama LaMDA (Language Model for Dialogue Applications) buatan Google.

Sebagai language model, Bard menyajikan prediksi kata dengan menganalisis teks dalam sebuah data. Supaya bisa menyajikan prediksi, Bard telah dilatih dengan sekumpulan data (dataset).

Prediksi tersebut menjadi tanggapan (respons) atau output dari data teks yang diinput pengguna pada Bard.

Untuk diketahui, Google sejatinya telah mengembangkan Bard sejak dua tahun lalu dengan LaMDA sebagai program eksperimen untuk membuat generasi penerus layanan bahasa dan percakapan AI.

Sebagai program eksperimen, Bard baru dirilis secara terbatas pada Maret 2023 dan secara umum pada 10 Mei 2023.

Secara format, Bard bisa dibilang mirip dengan ChatGPT, chatbot buatan OpenAI yang lebih dulu populer.

Bard juga dibangun dalam format chatbot.

Tanggapan yang diberikan Bard dibuat seperti obrolan atau chat dengan sesama manusia.

Pengguna bisa memasukkan beraneka perintah atau pertanyaan ke Bard.

Kemudian, Bard bakal menanggapinya seperti sedang melakukan percakapan.

Namun, lantaran masih dalam tahap pengembangan, kemampuan memahami dan memberikan tanggapan dari Bard saat ini sayangnya masih memiliki keterbatasan mendasar, terutama di segi bahasa.

Dikutip dari laman resmi Google, Bard sekarang hanya bisa dipakai untuk percakapan dalam ragam bahasa yang terbatas, yakni bahasa Inggris Amerika Serikat, Jepang, dan Korea.

Meski masih memiliki keterbatasan bahasa, Bard cukup menarik untuk dijajal.

Lantas, bagaimana cara menggunakan Google Bard?

Bila tertarik untuk menggunakannya, berikut adalah penjelasan mengenai cara menggunakan Google Bard.

Cara menggunakan Google Bard

Kunjungi website ini https://bard.google.com/ dan pastikan telah login akun Google.

Setelah itu, ruang obrolan dengan Bard bakal terbuka.

Ketik dan kirim perintah atau pertanyaan ke Bard.

Selanjutnya, Bard bakal membaca perintah itu dan menyajikan tanggapannya.

Cukup mudah bukan cara menggunakan Google Bard?

Sebagai informasi tambahan, meski masih terbatas secara bahasa, Bard punya beberapa keunggulan.

Salah satunya adalah Bard mampu menyajikan tanggapan dengan konteks waktu terkini.

Bard dapat menelusuri informasi di internet dan mengolahnya menjadi tanggapan baru.

Sebagai informasi, dalam kontestasi chatbot AI, kemampuan untuk menyajikan tanggapan dengan konteks waktu terkini dari Bard juga dimiliki Bing AI buatan Microsoft.

Sedangkan ChatGPT, kemampuan untuk menyajikan tanggapannya masih dibatasi dengan konteks waktu hanya sampai 2021.

Demikianlah penjelasan mengenai apa itu Google Bard dan cara menggunakannya, semoga bermanfaat.

(Wartakotalive.com/TribunKaltim.co/Kompas.com)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved