Pilpres 2024

Jubir AMIN: Anies-Cak Imin Punya Kepedulian, Ingin Mencerdaskan Bangsa, Bukan Membodohi Rakyat

Jubir Timnas AMIN, Indra Charismiadji, mengatakan pasangan Anies-Cak Imin adalah sosok yang memiliki kepedulian tinggi.

Editor: Valentino Verry
kompas.com
Jubir Timnas AMIN Indra Charismiadji mengatakan, pasangan Anies-Cak Imin adalah capres-cawapres paling tepat karena memiliki kepedulian tinggi di bidang pendidikan. 

“Tapi memikirkan bagaimana memang anak-anak itu butuh dicerdaskan. Jadi tidak memikirkan legacy diri sendiri. Dan itu saya melihat ada pada sosok Anies Baswedan,” ujarnya.

Capres Nomor Urut 01, Anies Rasyid Baswedan berorasi Pilpres 2024 di alun-alun Sangkala Buana Kasepuhan, Kota Cirebon, Sabtu (9/12/2023).
Capres Nomor Urut 01, Anies Rasyid Baswedan berorasi Pilpres 2024 di alun-alun Sangkala Buana Kasepuhan, Kota Cirebon, Sabtu (9/12/2023). (Kolase Wartakotalive.com/Istimewa)

Indra menilai masalah utama pendidikan di Indonesia saat ini bertentangan dengan cita-cita para pendiri bangsa.

Dia mengatakan kalau acuannya pada UUD 1945, harusnya tugas pemerintah adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

“Faktanya bangsa ini malah menjadi salah satu bangsa yang kualitas pendidikannya terburuk di dunia,” ujarnya.

Dia memberi contoh dari hasil tes PISA yang mengukur kualitas pendidikan negara-negara di dunia. Indonesia kata dia berada di posisi enam terbawah.

Hal itu dibuktikan dari kemampuan membaca, matematika, dan sains kita sangat lemah.

Efeknya kata Indra Indonesia disebut sebagai salah satu bangsa yang paling tidak bisa membedakan mana fakta mana opini akibat tidak memiliki referensi.

“Makanya bingung bedanya asal sulfat dengan asam folat. Itu contoh saja ketidakmampuan kita dalam mencari referensi. Itu parahnya di situ,” ujar Indra.

Indra menjelaskan jika ingin diurut masalahnya pemerintah sudah salah dalam mengelola pendidikan.

Orang Indonesia kata dia ketika ditanya tentang pendidikan yang muncul di kepala adalah sekolah.

Nilai, ijazah, gelar, menurut Indra adalah cara pandang pendidikan saat ini.

Padahal bapak pendidikan kita Ki Hajar Dewantara mengatakan pendidikan harus seimbang di tiga pusat yaitu rumah, pergerakan pemuda sebagai pusat pendidikan, dan perguruan atau sekolah.

Indra mengatakan Indonesia bisa membandingkan dalam soal pendidikan dengan Finlandia. Di negara tersebut menurutnya jam belajar sekolah hanya berlangsung tiga hingga empat jam.

“Mata pelajaran di sana cuma delapan, kita 18 belas. Anak sekolah dari pagi sampai sore pulang sekolah ikut bimbingan belajar. Dari data PISA, anak Indonesia mempunyai pekerjaan rumah paling banyak. Mereka mengerjakan dua jam rata-rata pr tiap hari,” tuturnya.

Indra menjelaskan bahwa kita tidak pernah berupaya bagaimana cara orang tua mendidik anaknya sendiri di rumah.

Sumber: Warta Kota
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved