Pilpres 2024

Baliho Ganjar-Mahfud Dicopoti di Banten, Todung Mulya Lubis: Please KPU dan Bawaslu Jaga Netralitas

Kubu Ganjar-Mahfud resah hadapi Pilpres 2024, karena ada upaya sistematis yang ingin menjegal.

Editor: Valentino Verry
KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA
Deputi Hukum Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis, mengatakan ada upaya sistematis untuk menjegal Ganjar-Mahfud dari Pilpres 2024. Terbaru, baliho Ganjar-Mahfud di Banten dicopoti orang misterius. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud resah menghadapi Pemilu dan Pilpres 2024.

Mereka melihat ada upaya sistematis menjegal pasangan Ganjar-Mahfud, seperti pencopotan baliho di Provinsi Banten.

Seperti diketahui, ada sekitar 70 baliho dan spanduk bergambar Ganjar-Mahfud yang dicopoti di Banten.

Baca juga: Baliho Gambar Dirinya di Karawang Dibakar OTK, Ganjar Minta Relawan Tidak Gentar

Di saat bersamaan, justru alat peraga kampanye (APK) itu terpasang di lokasi yang dilarang.

Menyikapi hal itu, Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis, mengatakan selain peristiwa di Banten, pihaknya mengamati banyak pelanggaran sistematis lain yang terjadi.

Misalnya terkait netralitas aparatur sipil negara (ASN), dukungan aparat pada salah satu pasangan calon, politisasi bansos, serta larangan kehadiran pasangan calon Ganjar-Mahfud di acara tertentu.

"Jika pelanggaran-pelanggaran seperti itu tak dikoreksi, maka Pemilihan Umum dan Pemilihan Presiden 2024 akan menjadi pemilu penuh dengan cacat, tidak melahirkan pemerintahan yang punya legitimasi, serta menjadi proses pemilu paling buruk dalam sejarah Indonesia," kata Todung dalam konferensi pers di Media Lounge TPN Ganjar-Mahfud, Sabtu (16/12/2023).

Baca juga: Kaesang dan PSI Kena Getah, Warga DIY Marah pada Ade Armando, Ancam Copoti Baliho dan Spanduk

Todung yang menjabat Wakil Ketua Panwaslu Pusat pada Pemilu 1999 mengajak agar penyelenggara Pemilu 2024 kembali kepada Undang-Undang Pemilu dan Peraturan Pemilu, serta meminta Bawaslu untuk memastikan keadilan bagi semua kontestan pemilihan umum.

"Kami meminta aparat pemerintahan, baik sipil maupun militer untuk menjaga harkat pemilu dan pilpres menjadi pemilihan umum yang bersih serta menghadirkan legitimasi bagi pemerintahan yang dihasilkan," ungkapnya.

Menurut Todung, TPN telah mengomunikasikan ke Bawaslu terkait peristiwa di Banten dan meminta segera melakukan investigasi, baik terkait pencopotan baliho Mahfud MD, maupun pemasangan baliho tak bertuan yang seolah dipasang tim Ganjar-Mahfud di luar tempat semestinya.

Pemasangan sejumlah baliho bergambar Ganjar-Mahfud di kompleks Perumahan TNI dan Polri itu dipastikan bukan dilakukan oleh Tim Pemenangan Ganjar-Mahfud.

Baca juga: Baliho Gemoy Prabowo-Gibran Bertebaran di Jakarta, Zaki: Artinya Hadapi Pilpres dengan Riang Gembira

Todung menyatakan, pihaknya punya dasar untuk menduga bahwa pencopotan spanduk dan pemasangan baliho tak bertuan itu sudah direncanakan.

Pasalnya, pencabutan baliho Mahfud MD di Banten dilakukan secara serentak di berbagai tempat dan terjadi pada waktu-waktu yang tidak seorang pun sedang beraktivitas.

Sehari kemudian, muncul baliho-baliho Ganjar-Mahfud bukan dari Tim Pemenangan Ganjar-Mahfud.

"Itu jelas terencana, bukan spontanitas. Hanya kelompok tertentu yang bisa melakukan hal tersebut," kata Todung.

Raibnya puluhan baliho Ganjar-Mahfud di Banten pada Rabu (13/12/2023), mengingatkan publik atas insiden yang terjadi di Provinsi Bali.

Ketika itu, aparat pemerintahan yang dibantu pihak penegak hukum mencopot baliho Ganjar-Mahfud karena adanya kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Pulau Dewata.

Todung menambahkan, dikaitkan pola-pola sebelumnya, TPN menaruh kecurigaan ada kekuatan besar yang ingin agar Ganjar-Mahfud tidak menjadi pemenang Pilpres 2024.

"Sampai kapan kita akan terus menerus dihadapkan pada pelanggaran kampanye yang menyebabkan ‘distrust’ pada proses pemilu?" ucapnya.

"Politik adalah proses untuk menghasilkan pemerintahan, sesuatu untuk kemaslahatan publik," imbuhnya.

"Tapi dengan pola-pola seperti ini, politik semata hanya menjadi alat untuk mengejar kekuasaan, tanpa memedulikan hukum, akhlak, dan etika," katanya lagi.

Ilustrasi - Baliho Ganjar-Mahfud sedang dicopot oleh petugas. Setelah Bali, kini aksi pencopotan melanda Banten.
Ilustrasi - Baliho Ganjar-Mahfud sedang dicopot oleh petugas. Setelah Bali, kini aksi pencopotan melanda Banten. (tribunnews.com)

"Please KPU, Bawaslu, jaga netralitas dan independensi Pemilu," tegas Todung.

"Jangan jadi kepanjangan tangan pihak lain yang tak ingin pemilu berjalan langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil," ucapnya.

"Tidak ada gunanya ada pemilu kalau tak ada integritas di dalamnya," pungkas Todung.

Dalam konferensi pers ini, Todung didampingi tiga juru bicara TPN, yakni Ruhut Sitompul, Chico Hakim, Rinto Wardana, dan Boy Agustinus Sahala Pratama.

Terpisah, Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sandiaga Uno juga mengomentari pencopotan baliho Ganjar-Mahfud di Banten.

Sandiaga Uno memberikan komentar, karena partainya, PPP merupakan salah satu partai yang tergabung dalam koalisi pengusung Ganjar-Mahfud.

"PPP ini partai pemersatu. Kami tak ingin terpecah belah," katanya, Sabtu (16/12/2023) di pulau Situ Gintung 3, Tangerang Selatan (Tangsel).

Sandiaga Uno menyebut dalam membangun Indonesia ke depan mesti menjaga ukhuwah (perdaudaraan).

Ia pun tak ingin menyikapi hal tersebut dengan emosi.

"Jangan disikapi dengan terpecah belah di antara kita. Justru, disikapi dengan saling mengingatkan. Persatuan, itulah yang PPP kan juara," ujar Sandiaga Uno.

Selain mengomentari pencopotan baliho Ganjar-Mahfud, Sandiaga Uno juga memberikan tanggapan soal pergantian panelis.

Menurut Sandiaga Uno, panelis ahli di bidangnya.

"Kami ingin panelis bisa membantu para cawapres untuk menjelaskan kepada masyarakat. Kami yakin pak Mahfud bisa menjelaskan kelanjutan pembangunan pak Jokowi ada di mereka," ucapnya.

Ia sendiri telah menyiapkan masukan dan menyampaikannya kepada Mahfud MD.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved