Pilpres 2024

Sekjen PDIP Hasto Sosialisaikan Program KTP Sakti Ala Ganjar Pranowo Saat Safari Politik ke Tangsel

Kota Tangerang Selatan pun menjadi lokasi terakhir Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto untuk lakukan safari politik.

Penulis: RafzanjaniSimanjorang | Editor: Sigit Nugroho
TribunTangerang/Rafsanzani Simanjorang
Sekretaris Jenderal Partai demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kriatiyanto (tiga dari kanan) melakukan safari politik dan konsolidasi struktural se-provinsi Banten selama dua hari, terhitung Minggu (10/12/2023). 

WARTAKOTALIVE.COM, TANGERANG - Sekretaris Jenderal Partai demokrasi Indonesia Perjuangan (Sekjen PDIP), Hasto Kriatiyanto, melakukan safari politik dan konsolidasi struktural se provinsi Banten selama dua hari, terhitung Minggu (10/12/2023).

Kota Tangerang Selatan (Tangsel) pun menjadi lokasi terakhir dirinya untuk safari.

Saat ditemui di depan kantor DPC PDIP Kota Tangerang Selatan, Hasto mengatakan bahwa dua hari safari politik di Banten merupakan spirit kemenangan untuk Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Hasto mengeku menemui semangat kemenangan kala bertemu dengan satgas, hingga anak ranting DPC, PAC PDIP.

"Meskipun modal terbatas, kami tak punya ribuan hingga jutaan baliho, tapi kami bergerak dengan keyakinan bahwa Ganjar- Mahfud adalah pemimpin kami," kata Hasto, Senin (11/12/2023).

Hasto berujar bahwa sosok capres dan cawapres yang diusung oleh partai mereka berasal dari kalangan rakyat biasa.

Baca juga: Hasto Kristiyanto Singgung Pimpinan Tak Boleh Otoriter dan Gebrak Meja Saat Selesaikan Masalah

Lalu, Hasto mensosialisaikan program KTP Sakti ala Ganjar Pranowo yang dianggap membantu masyarakat.

KTP Sakti berarti satu kartu terpadu Indonesia, yang digunakan masyarakat kecil, mulai dari pendidikan hingga kesehatan.

"KTP Sakti yang dicanangkan oleh pak Ganjar membawa suatu perubahan, komitmen dalam menunjukkan Indonesia untuk semua. Indonesia makmur, Indonesia berkeadilan, Indonesia unggul," terang Hasto.

Menurut Hasto, semangat itu pula yang berkobar di Tangerang Selatan.

Hasto menyebut, target DPC PDIP Tangerang Selatan adalah 55 persen suara untuk Ganjar-Mahfud.

Bersamaan dengan target tersebut, Hasto turut meyakini provinsi lain yang jadi basis PDIP Perjuangan akan punya semangat sama memenangkan Ganjar-Mahfud. 

BERITA VIDEO: Diduga Elektabilitas Anjlok Akibat Isu, Ganjar Minta Relawan Bergerak

Hasto Singgung Pimpinan Tak Boleh Otoriter dan Gebrak Meja

Selain itu, Hasto singgung soal pimpinan tak boleh bersikap otoriter atau menyelesaikan masalah dengan gebrak-gebrak meja.

Dalam kunjungan safari politik di kantor DPC PDIP Kabupaten Pandeglang, Sabtu (9/12/2023) Hasto Kristiyanto menegaskan, bahwa pemimpin harus mempunyai sejumlah nilai. 

Hadir dalam acara itu kader PDIP Abdullah Azwar Anas dan KH Zainal Arifin Naim serta pengurus partai di tingkat DPC serta ranting PDIP sekitar 500an orang.

Awalnya, Hasto menilai, jika pemimpin penting punya nilai kemanusiaan dan ketuhanan.

Hal itu sudah tercermin dalam pasangan calon nomor urut 3, Ganjar-Mahfud. 

"Untuk itu saudara-saudara sekalian nilai kemanusiaan ketuhanan ini sangat-sangat penting. Ada yang berketuhanan menjelang kampanye, menunjukan sikap religiusitas padahal bagi pak Ganjar dan Prof Mahfud itu adalah ekspresi sosok yang menyadari ciptaan Tuhan yang Maha Esa," kata Hasto. 

Baca juga: Sosok Hakim Gebrak Meja di Sidang Johnny G Plate, Putra Minang yang Tegas ke Terdakwa Koruptor

Kemudian dia menyampaikan, jika pemimpin itu harus punya nilai persatuan dan kebangsaan.

Artinya pemimpin itu tidak boleh membeda-bedakan antara satu dengan yang lainnya. 

"Ranting di tingkat Desa, Sekjen di tingkat nasional DPP di tingkat nasional, tetapi kita sama-sama sebagai kader partai darah kita sama. Jadi jangan pernah... itu prinsip kebangsaan, jangan pernah membeda-bedakan satu dengan lain atas dasar pangkat, jenis kelamin, agama, status sosial dan lain sebagainya kita adalah sama dalam prinsip kebangsaan," ungkap Hasto. 

Hasto pun menyebut, jika tak kalah penting pemimpin itu harus bisa mengedepankan nilai musyawarah.

Dia menyebut, pemimpin tak bisa bersikap otoriter atau hingga marah-marah sambi gebrak meja. 

"Musyawarah, ini cara menyelesaikan kita dengan rembukan bersama nggak bisa dengan otoriter nggak bisa dengan gebrak-gebrak meja saudara sekalian menyelesaikan masalah dengan marah-marah melempar handphone, itu tidak menyelesaikan masalah," ujarnya. 

Baca juga: Di Hadapan Ribuan Satgas dan Penari, Puan: Besok Kita Gebrak GBK

Kendati begitu, dia tak menyebut siapa yang dimaksud pemimpin yang marah-marah tersebut. 

"Siapa tahu siapa yang ada di benak saudara-saudara sekalian? imbuhnya. 

Terakhir, menurutnya, calon pemimpin harus memiliki nilai memperjuangkan keadilan sosial. 

Untuk itu, menurutnya memilih pemimpin itu harus bijak melihat, tak bisa tentukan pilihan hanya karena tekanan. 

"Door to door untuk melakukan penjelasan masa, kita membeli beras aja kita ngga mau ada kutunya, betul? Kita membeli sampo aja milih-milih. Kalau samponya itu Sunsilk itu rambutnya hitam kilau mengkilau, kalau Clear nggak ada ketombe. Itu kan ada pilihan pilihannya," ujarnya.

"Masa memilih pemimpin hanya melihat gojekannya dimana, narinya bagaimana? Tidak melihat karakternya, tidak melihat pemimpinnya tidak melihat prestasinya, tidak melihat keluarganya? Ini namanya diferensiasi, ini contrasting," sambungnya 

Lebih lanjut, dia menegaskan, pihaknya ogah melakukan black campaign, tapi yang disampaikan adalah fakta. 

"Maka kita gak mau nggak mau black campaing, kita sampaikan fakta," jelas Hasto. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sekjen PDIP Hasto: Mau Pakai Shampo Saja Milih-milih, Masa Pilih Pemimpin Hanya Lihat Jogetnya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved