Pembunuhan

Ini Makna Tulisan Puas Bunda Tx for All dalam Kasus Pembunuhan 4 Anak di Jagakarsa

Pakar psikologi menyebut pelaku pembantai empat anak kandung menyimpan dendam kesumat kepada istri. Namun anak yang menjadi sasaran.

|
Editor: Rusna Djanur Buana
Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti
Sebuah tulisan misterius ditemukan di rumah empat anak tewas di dalam kamar yang terkunci di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan. 

Jika melihat dari lingkungan sosial dari para korban, terduga pelaku dalam kasus dugaan pembunuhan ini masih punya hubungan dengan korban, secara langsung ataupun tidak.

Menurutnya ada dua faktor yang membuat terduga pelaku yang masih punya keterikatan dengan korban melakukan kekejaman.

Pertama, terduga pelaku memiliki sifat tempramen tinggi yang membuat kemarahan terpendam bisa muncul begitu saja. Kedua, punya kepribadian ganda.

Kasus pembunuhan keluarga dengan pelaku berkepribadian ganda, pernah terjadi di beberapa negara dengan pola pembunuhan yang sangat rapih.

"Pelaku berkepribadian ganda menjustifikasi mengapa ada orangtua yang mampu membunuh anak secara rapih seperti diperlihatkan dalam kasus ini," ujar Adrianus di program Kompas Petang KompasTV, Kamis (7/12/2023).

Adrianus menambahkan dugaan KDRT yang dilakukan suami bisa menjadi titik terang untuk membongkar kasus pembunuhan empat anak di Jagakarsa ini.

Respons polisi lambat

Menurutnya biasanya dalam kekerasan rumah tangga, sang suami akan mencari objek yang lebih lemah atau tidak melawan. Seperti meninju dinding, melempar piring dan anak.

Anak menjadi korban KDRT karena masuk dalam isu pertengkaran rumah tangga, dianggap membebani istri atau suami. Ketika istri tidak ada di rumah, anak akan menjadi target kekerasan suami.

Di sisi lain, Adrianus juga menilai kasus pembunuhan ini bisa saja tidak terjadi jika kepolisian merespons dengan baik laporan KDRT yang dilakukan suami.

Ia menilai kepolisian bisa melihat keadaan sang suami di rumah. Jika terdapat indikasi terlapor dalam hal ini suami penuh amarah dan membahayakan anak tentu kejadian empat anak menjadi korban bisa dicegah.

"Jangan karena dipanggil tidak datang kemudian tidak ada respons sama sekali. Ketika kepolisian merespons dan datang melihat kondisi sang bapak tidak stabil dan membahayakan anak, tentu tidak terjadi kasus ini.

Ini pertanyaan untuk kepolisian mengapa bertindaknya begitu formil," ujar Andrianus.

 

Sumber: Tribunnews
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved