Maruf Amin Buka Suara Soal 23 Pendaki Tewas di Gunung Marapi, Pertanyakan Koordinasi Pemda

Wakil Presiden Maruf Amin buka suara terkait dengan letusan Gunung Marapi yang telan 23 korban jiwa.

Editor: Desy Selviany
Surya/Ahmad Zaimul Haq
Wakil Presiden Maruf Amin mengungkapkan pemerintah kemungkinan tidak akan membubarkan Pondok Pesantren Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat. 

WARTAKOTALIVE.COM - Wakil Presiden Maruf Amin buka suara terkait dengan letusan Gunung Marapi yang telan 23 korban jiwa.

Maruf Amin meminta pemerintah daerah, khususnya di daerah yang terdapat gunung api untuk berkerja sama dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM.

Sehingga, PVMBG dan Pemda wajib mengeluarkan peringatan serta pelarangan pendakian jika terdeteksi bahaya atau meningkatnya aktivitas vulkanik gunung api.

"Supaya mereka kerja sama untuk terus memantau jangan sampai nanti akan terjadi berbahaya tidak ada warning yah untuk pelarangan," kata dia di Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC), Kabupaten Badung, Bali, Rabu (6/12/2023) dikutip dari Kompas.com.

Ma'ruf juga menyayangkan adanya alat deteksi di Gunung Marapi yang diduga dicuri orang, sehingga tidak ada peringatan kepada para pendaki pada saat Gunung Marapi hendak meletus.

"Itu tadi dikatakan ada yang dicuri yah itu supaya pengamanannya. Hal-hal ini ke depannya harus dibenahi hal-hal yang bisa mencegah kemungkinan terjadinya pendakian pada saat yang terjadi berbahaya," katanya.

Ia meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat bersama Kabupaten Agam dan Tanah Datar untuk mempercepat evakuasi terhadap para korban.

Baca juga: Berhasil Teridentifikasi, Berikut Data 16 Korban Tewas Erupsi Gunung Marapi

Serta, segera mengeluarkan peringatan berupa larangan pendakian di gunung api tersebut.

"Saya kira pertama tentu korban-korban itu segera dievakuasi, BPBD provinsi dan juga kabupaten Agam dan Tanah Datar ini supaya segara dievakuasi dan kedua juga melarang masyarakat mendaki ke daerah yang berbahaya," kata dia.

Erupsi Gunung Marapi yang terjadi pada Minggu (3/12/2023) pukul 14.54 WIB menyebabkan 23 pendaki tewas.

Saat erupsi terjadi, sebanyak 75 pendaki yang berasal dari berbagai daerah tengah beraktifitas di di atasnya. Sebab, pendakian ke Gunung Marapi memang dibuka.

Dari jumlah itu, sebanyak 57 orang dievakuasi selamat. Mereka dievakuasi pada hari erupsi itu terjadi hingga esoknya (Senin).

Dari puluhan pendaki yang selamat itu, beberapa di antaranya masih dirawat di rumah sakit karena mengalami luka yang cukup parah.

(Wartakotalive.com/DES/Kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved