Berita Jakarta

Kepala Kantor Perwakilan BI DKI Soroti Jakarta yang Menjadi Tulang Punggung Ekonomi Nasional

Kepala Kantor Perwakilan BI DKI, Arlayana Abubakar sebut Jakarta hingga saat ini menjadi tulang punggung ekonomi nasional.

Penulis: Miftahul Munir | Editor: PanjiBaskhara
Istimewa
Kepala Kantor Perwakilan BI DKI, Arlayana Abubakar sebut Jakarta hingga saat ini menjadi tulang punggung ekonomi nasional. Foto: Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Arlyana Abubakar 

WARTAKOTALIVE.COM - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta bersama Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) cabang Jakarta gelar Seminar Outlook Jakarta 2024 dengan tema 'Optimalisasi Pertumbuhan Ekonomi dan Stabilisasi'.

Acara ini berlangsung di Gedung Heritage Kantor BI Jakarta Jalan Usman Harun, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (6/12/2023).

Acara ini dihadiri oleh sejumlah pemangku kepentingan seperti Asisten Perekonomian Jakarta, Sri Haryati, Ketua ISEl Jakarta, Inarno, dan Yoga Affandi Sekretaris Umum PP-ISEI.

Kepala Kantor Perwakilan BI DKI, Arlayana Abubakar menyoroti peran Jakarta sebagai pusat ekonomi dengan pangsa 16,64 persen terhadap ekonomi nasional.

Arlyana akui, Jakarta jadi salah satu daerah dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) perkapita tertinggi dan interkoneksi yang kuat dalam aglomerasi Jabodetabek.

Sehingga, Jakarta menjadi tulang punggung ekonomi nasional dan menekankan pentingnya stabilitas inflasi di Jakarta.

"Khususnya sebagai hub distribusi pangan nasional, dengan 95 persen pasokan pangan bergantung pada luar daerah," ujarnya, Rabu.

Meskipun proyeksi pemulihan ekonomi pada triwulan IV 2023 positif, Arlyana Abubakar ingatkan tantangan struktural dan siklikal di Jakarta.

Misalnya, Jakarta masih ketergantungan pada pasokan pangan luar daerah dan volatilitas harga komoditas global tetap jadi perhatian.

"Prospek pertumbuhan ekonomi Jakarta padatahun 2024 tetap optimis diperkirakan berkisar antara 4,8 - 5,6 persen"

"Namun tantangan seperti ketersediaan lahan, tingkat upah minimum dan isu lingkungan perlu diatasi untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan," terangnya.

Kata Arlyana, kuatnya pertumbuhan ekonomi di Jakarta ditopang oleh intermediasi perbankan yang baik dengan penyaluran kredit mencapai 10 - 12 persen pada 2024.

Inflasi Jakarta di tahun 2024 juga diprediksi akan terkendali dengan sasaran inflasi yang semakin rendah, yaitu sebesar 2,5 ± 1 persen. 

"Kondisi ini didukung kondisi cuacayang lebih kondusif dan penguatan pengendalian volatile food, terutama melalui GNPIP (gerakan nasional pengendalian inflasi pangan)," tutur Arlayana.

Sementara itu, dinamika politik pemilihan umum (Pemilu) 2024 Arlyana Abubakar catatan bahwa kinerja investasi dapat mengalami keterbatasan karena sikap "wait and see investor, sesuai dengan pola historisnya.

Untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dan stabilitas makroekonomi, strategi utama yang diusulkan mencakup tiga hal.

"Pertama, penguatan peran Jakarta sebagai kontributor utama perekonomian nasional melalui optimalisasi sektor ekonomi utama dengan pangsa terbesar dengan fokus pada sektor perdagangan (HubEcommerce)," ungkapnya.

"Sektor industri pengolahan (otomotif dan kimia), sektor jasa keuangan(digitalisasi dan IFC-Regional), sektor informasi dan komunikasi (data center) dan sektorkonstruksi (TOD dan infrastruktur hijau)," tambahnya.

Kedua, Arlyana ingin memperkuat sinergi pengendalian inflasi, terutama melalui penguatan program Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam ketersediaan pangan, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga, dan komunikasi yang efektif serta kerjasama lintas daerah.

Ketiga, memperkuat sinergi mendorong eksosistem digital melalui Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) untuk sektor Pemerintah.

Penguatan digitalisasi transaksi Pemprov DKI misalnya transaksi transportasi, dan bantuan sosial, serta sektor swasta yang menyasar pada sektor ekonomi potensial seperti pariwisata, pendidikan, dan kesehatan.

"Kunci sukses dalam hal tersbut adalah sinergi dengan berbagai pihak, inovasi kebijakanyang responsif, dan konsistensi kebijakan sebagai fondasi untuk mencapai stabilitasdan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," imbuhnya.

(Wartakotalive.com/M26)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved