Berita Internasional

Elon Musk Tetap Orang Terkaya di Dunia Walau Saham Tesla Turun Hingga X Diboikot Warganet Indonesia

Walau saham Tesla menurun dan platform X diboikot waganet Indonesia, Elon Reeve Musk alias Elon Musk masih jadi orang terkaya nomor 1 di dunia.

Editor: PanjiBaskhara
shutterstock Frederic Legrand-Comeo via Kompas.com
Walau saham Tesla menurun pada Kamis (30/11/2023) hingga platform X diboikot waganet Indonesia, Elon Reeve Musk alias Elon Musk, pendukung Israel masih jadi orang terkaya nomor 1 di dunia. Foto: CEO dan Pendiri Tesla, Elon Musk. 

- Sumber kekayaan: Oracle Larry Ellison (78) merupakan warga negara AS yang mendirikan perusahaan perangkat lunak Oracle pada 1997.

Dia bertindak sebagai CEO perusahaan tersebut hingga 2014.

Saat ini Ellison menjabat sebagai ketua dan chief technology officer (CTO) perusahaan. Selama bertahun-tahun, Oracle telah melakukan serangkaian akuisisi besar denga membeli Sun Microsystems pada 2010.

Ellison juga berinvestasi di Tesla dan menjabat sebagai anggota dewan perusahaan mobil tersebut dari 2018-Agustus 2022.

5). Warren Buffett

- Kekayaan bersih: 114 miliar dollar AS atau Rp 1.789 triliun

- Sumber kekayaan: Berkshire Hathaway

Warren Buffett (92) adalah salah satu investor paling sukses sepanjang masa.

Buffett merupakan konglomerat investasi Berkshire Hathaway yang memiliki lusinan perusahaan, termasuk perusahaan asuransi Geico, produsen baterai Duracell, dan jaringan restoran Dairy Queen.

Pada 2010, Buffett bersama dengan Bill Gates dan Melinda French menciptakan Giving Pledge dan meminta para miliarder untuk berkomitmen menyumbangkan setidaknya separuh dari kekayaan mereka kepada kelompok amal.

Buffett mengatakan, ia akan menyumbangkan 99 persen dari kekayaannya.

Sejauh ini dia telah menyumbangkan 51,5 miliar dolar AS dalam bentuk saham Berkshire Hathaway ke Gates Foundation dan yayasan anak-anaknya.

6). Bill Gates

- Kekayaan bersih: 110,3 miliar dollar AS atau Rp 1.731 triliun

- Sumber kekayaan: Microsoft, investments

Sejak remaja, Bill Gates (67) menyukai pemrograman hingga mendirikan perusahaan perangkat lunak Microsoft setelah keluar dari Harvard.

Dia menjadi CEO perusahaan tersebut selama 25 tahun dan tetap menjabat sebagai ketua hingga tahun 2014.

Pada 2020, Gates mengundurkan diri dari perusahaan tersebut tetapi tetap menghabiskan sekitar 10 persen dari waktunya untuk berkonsultasi dengan tim Microsoft.

Saat ini Gates memiliki investasi di puluhan perusahaan, termasuk perusahaan pembuangan limbah Republic Services dan pembuat peralatan pertanian Deere & Co serta pembuat peralatan pertanian, Deere & Co.

7). Mark Zuckerberg

- Kekayaan bersih: 106,9 miliar dollar AS atau Rp 1.677 triliun

- Sumber kekayaan: Facebook/Meta

Mark Zuckerberg (39) menjadi sosok termuda yang masuk ke dalam jajaran 7 orang terkaya di dunia.

Dia mendirikan Facebook yang kini bernama Meta Platforms saat masih menjadi mahasiswa di Universitas Harvard pada 2004.

Facebook telah berkembang menjadi jejaring sosial terbesar di dunia dengan 3,88 miliar pengguna bulanan.

Perusahaan ini juga memiliki Instagram dan WhatsApp, yang diakuisisinya.

Zuckerberg sebagai CEO Meta, membawa perusahaan ini ke publik pada 2012 dan masih memiliki sekitar 13 persen persen sahamnya

Bersama dengan isterinya, Priscilla Chan, Zuckerberg mengarahkan 99 persen saham mereka di perusahaan yang bergerak untuk kemanusiaan. Salah satunya, upaya filantropi yang dilakukannya.

Elon Musk Dukung Israel

Pengusaha teknologi ternama yang juga bos Tesla, Elon Musk ramai diberitakan.

Elon Musk ramai diberitakan dikarenakan menyatakan penuh dukungannya untuk pasukan Israel.

Elon Musk mendukung Israel untuk menumpas habis kelompok pejuang untuk kemerdekaan Palestina, Hamas.

Elon Musk diketahui mendukung Israel yang tengah menjalankan gencatan senjata dengan kelompok Hamas di Jalur Gaza, Palestina.

Elon Musk juga melakukan kunjungan ke Israel untuk bertemu dengan PM Benjamin Netanyahu pada Senin (27/11/2023).

Elon Musk menyampaikan hal itu saat bertemu dan  berbincang dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang disiarkan lewat Space, salah satu fitur X (Twitter).

Dalam pertemuan itu Elon Musk menyatakan setuju dengan Benjamin Netanyahu yang mengaku Israel harus menghancurkan Hamas.

Ia pun memberikan dukungan penuhnya untuk Israel serta menyatakan siap memberikan bantuan layanan di Jalur Gaza.

"Mereka yang berniat membunuh harus dinetralisir. Setelah itu, propaganda harus dihentikan," kata Elon Musk.

"Mereka hanya melatih orang untuk menjadi pembunuh," tambahnya.

Dilansir dari Kompas.com, selain itu Musk juga mengatakan Gaza juga harus dibuat "makmur".

Dengan demikian, dia berharap Gaza akan memiliki masa depan yang lebih indah.

Kemudian dalam pertemuannya bersama dengan Netanyahu, Musk sekaligus diajak jalan-jalan ke Kfar Azza, salah satu wilayah yang kena serangan di awal agresi Israel dengan Hamas pada 7 Oktober lalu.

Dan tak hanya bertemu dengan Netanyahu saja

Tidak hanya Netanyahu, Musk juga bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog.

Pada pertemuan itu, Herzog menyampaikan bahwa media sosial X milik Musk dituding antisemit oleh para aktivis hingga tokoh Israel.

Sehingga, Herzog mendorong Musk untuk bertindak pada setiap ujaran kebencian terhadap Yahudi.

Elon Musk pun sepakat dengan pernyataan Isaac Herzog.

Dia menyebut memiliki peran besar untuk melawan antisemitisme.

Sebelumnya akun media sosial X banyak mendapat tudingan antisemit hingga membuat Elon Musk harus segera bertindak ndak dengan merencanakan pertemuan dengan Presiden Isaac Herzog.

Pertemuan ini berlangsung di tengah perpanjangan gencata senjata militer Israel dengan kelompok Hamas di Jalur Gaza, Palestina.

Tour ke Wilayah Israel Bekas Serangan Hamas

Elon Musk dikabarkan tengah melakukan tour ke wilayah Kibbutz Kfar Israel yang sempat menjadi sasaran rudal militan Hamas, Senin (27/11/2023).

Kunjungan tersebut dilakukan Musk tepat setelah bos Tesla itu menggelar pertemuan tatap muka dengan dengan Presiden Israel Isaac Herzog di Kantor kepresidenan yang berlokasi di Yerusalem, Israel.

"Elon Musk secara resmi melakukan kunjungan ke kantor untuk berdiskusi terkait beredarnya paham anti semitisme online di media sosial," ujar konfirmasi Kantor Herzog, dikutip dari CBS News.

Dalam kesempatan itu Musk juga menyempatkan diri untuk melakukan tour ke wilayah bekas serangan militan Hamas yang ada di Kibbutz Kfar dekat perbatasan Jalur Gaza.

Dengan dipandu PM Benjamin Netanyahu, Elon Musk yang menggunakan rompi hijau berjalanan ke arah rumah warga Israel yang dipenuhi dengan selongsongan peluru bekas serangan tembakan Hamas.

"Saya mengunjungi Kibbutz Kfar Gaza bersama Elon Musk untuk menunjukkan kepadanya dari dekat kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan oleh Hamas" tulis Netanyahu.

Tidak sampai disitu Musk juga berkesempatan melakukan diskusi dengan warga Israel yang anggota keluarganya diculik Hamas pada 7 Oktober 2023.

Meski inovasi yang dilakukan Israel ke Palestina ditentang banyak negara besar, namun Netanyahu mengklaim tindakan negaranya dilakukan untuk membalas dua kejahatan Hamas, yakni melakukan penyerangan dan bersembunyi di antara warga sipil di Gaza.

"Mereka bersembunyi di rumah warga, sekolah, tempat ibadah dan rumah sakit, kami juga menemukan terowongan yang mereka gunakan" jelas Netanyahu.

Sebelum rencana kunjungan Musk diketahui publik, miliarder asal Amerika ini sempat dituduh menyebarkan paham anti semitisme atau anti-Yahudi di platform media sosial X.

Tindakan ini bahkan mengundang banyak kritikan hingga sejumlah perusahaan besar seperti Lions Gate Entertainment, Warner Bros Discovery, Paramount Global, dan Lions Gate memutuskan untuk berhenti beriklan di platform X milik Elon Musk.

Tidak hanya itu postingan Musk juga membuat Pemerintah AS melayangkan peringatan lantaran tindakan yang disebarkan Elon Musk dapat memunculkan rasa kebencian terhadap orang Yahudi seperti yang terjadi pada tahun 1933 sampai 1945.

Dimana saat itu Adolf Hitler menyebarluaskan paham intoleransi hingga memicu aksi genosida massal terhadap 6 juta orang Yahudi di Eropa.

Batal Aktifkan Jaringan Starlink di Gaza

Mengutip artikel Tribunnews.com, Elon Musk pemilik perusahaan sistem komunikasi terbesar di dunia SpaceX membatalkan rencana untuk membuka akses jaringan internet satelit Starlink di wilayah Gaza.

Pengumuman itu diungkap Musk usai bos Spacex ini melakukan diskusi dengan Presiden Israel Isaac Herzog di Kantor kepresidenan yang berlokasi di Yerusalem, dan tour ke wilayah yang menjadi bekas serangan militan Hamas bersama Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Senin (27/11/2023).

Musk menjelaskan alasan batalnya pembangunan layanan internet Starlink untuk warga Gaza.

Hal itu lantaran pemerintah Israel tak memberikan persetujuan terkait rencana tersebut.

Dikarenakan kehadiran internet di kawasan tersebut dikhawatirkan dapat membantu militan Hamas meningkatkan eskalasi perang.

"Tak ada pilihan saya juga ingin membantu, namun menurut perjanjian yang telah tertera unit satelit Starlink hanya dioperasikan di Israel dengan persetujuan Kementerian Komunikasi Israel, termasuk Jalur Gaza,” ujar Musk di platform sosial media X, dikutip dari Daily Sabah.

Sebelumnya pada 29 Oktober lalu Elon Musk sempat berjanji akan membuka akses jaringan internet satelit Starlink untuk membantu warga Gaza berkomunikasi dengan dunia luar, pasca pemerintah Israel dengan sengaja melakukan blokade listrik dan internet.

Tak hanya itu imbas pemadaman tersebut, sejumlah organisasi kemanusiaan seperti Bulan Sabit Merah, UNICEF dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hilang kontak dengan staf mereka yang tengah ditugaskan di Jalur Gaza.

Hal ini yang mendorong Elon Musk untuk membuka blokade internet agar dapat membantuan masyarakat Gaza mengakses dunia luar melalui konstelasi satelit Starlink.

Namun setelah menggelar diskusi mengenai kengerian serangan teror Hamas dan penderitaan warga Israel yang ditawan.

Musk akhirnya sepakat untuk membatalkan pemasangan jaringan internet Starlink.

Meski begitu, Elon Musk kabarnya akan tetap melakukan aksi sosial dengan menyumbangkan semua pendapatan platform X ke pengungsi di Palestina dan ke korban perang Hamas yang berada di Israel.

"X Corp mendonasikan semua pendapatan dari iklan dan langganan terkait perang di Gaza ke rumah sakit di Gaza dan Palang Merah Bulan Sabit Untuk memastikan bantuan disalurkan dengan baik, kami akan melacak bagaimana dana dibelanjakan dan disalurkan. Ide-ide yang lebih baik dipersilakan," ujar Musk.

(Wartakotalive.com/Kompas.com/Tribunnews.com/Namira Yunia Lestanti/Hendra Gunawan)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved