Pilpres 2024
Mahfud MD Kaget Data KPU Dibobol dan Dijual Rp1,1 Miliar, Pertanyakan Keamanan Sistem
Menkopolhukam sekaligus Cawapres Nomor 3 Mahfud MD mengaku kaget dengan dugaan kebocoran data Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Desy Selviany
Laporan Wartawan WARTAKOTALIVE.COM, Gilbert Sem Sandro
WARTAKOTALIVE.COM, Tangerang - Menkopolhukam sekaligus Cawapres Nomor 3 Mahfud MD mengaku kaget dengan dugaan kebocoran data Komisi Pemilihan Umum (KPU).
“Isu data (KPU) yang diretas itu sangat menganggetkan dan sangat memprihatinkan,” ucap Mahfud MD ditemui di Tangerang, Banten Rabu (28/11/2023).
Mahfud MD juga berharap KPU RI bisa mengambil pelajaran dari kasus peretasan ini agar kedepannya bisa membuat sistem yang tidak mudah dibobol oleh peretas.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu juga mengingatkan warga Indonesia agar tidak sembarang meretas dokumen negara.
Sebab dokumen negara berkaitan dengan kepentingan masyarakat. Misalnya saja data Pemilu 2024 kali ini.
“Saya harap agar KPU harus membuat sistem kontrol yang bisa halangi peretasan dan kepada warga jangan retas hal-hal begitu itu adalah untuk kepentingan negara untuk bangsa dan negara,” pesannya.
Menurut Mahfud MD, masih ada waktu untuk KPU RI memperbaiki sistem agar pembobolan data calon pemilih tidak kembali terjadi.
Diketahui seorang peretas dengan nama anonim "Jimbo" mengeklaim telah meretas situs kpu.go.id dan berhasil mendapatkan data pemilih dari situs tersebut.
"Jimbo" membagikan 500.000 data contoh yang berhasil ia peroleh melalui salah satu unggahan di situs BreachForums yang kerap digunakan untuk jual beli hasil peretasan.
Baca juga: Mahfud MD di Seminar Kebangsaan: Hanya Orang Bersih yang Berani Bertindak Profesional
Ia juga membagikan beberapa tangkapan layar dari situs https://cekdptonline.kpu.go.id/ untuk meyakinkan kebenaran data yang didapatkan.
Dalam unggahan itu, "Jimbo" juga mengaku menemukan 204.807.203 data unik, jumlah yang hampir sama dengan jumlah pemilih di dalam daftar pemilih tetap (DPT) KPU RI sebanyak 204.807.203 pemilih.
Di dalam data yang "bocor" itu, "Jimbo" mendapatkan data pribadi, seperti NIK, nomor KTP, nama lengkap, jenis kelamin, tanggal lahir, tempat lahir, status pernikahan, alamat lengkap, RT, RW, sampai kode kelurahan, kecamatan, dan kabupaten, serta TPS.
Data-data itu dijual dengan harga 74.000 dollar Amerika atau sekitar Rp 1,1 miliar.
Pada tangkapan layar lainnya, "Jimbo" mengunggah foto menyerupai halaman situs KPU yang dianggap membuktikan bagaimana ia meretas situs KPU. (m28)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.