Berita Jakarta

Prostitusi Berkedok Panti Pijat di Pinggir Tol Cakung Dikeluhkan Warga, Satpol PP Buka Suara

Satpol PP Jakarta Timur merespon keluhan warga terkait dugaan tempat prostitusi berkedok panti pijat di Jalan Sisi Timur Tol, Cakung, Jakarta Timur.

Penulis: Rendy Rutama | Editor: Junianto Hamonangan
istimewa
Warga Kampung Sawah Indah, Cakung, yang sebagian besar emak-emak melakukan aksi long march menuntut 15 belas tempat prostitusi berkedok panti pijat ditutup. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Satpol PP Jakarta Timur merespon keluhan masyarakat terkait  dugaan tempat prostitusi berkedok panti pijat di Jalan Sisi Timur Tol, Pulogebang, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur.

Namun Kasatpol PP Jakarta Timur Budhy Novian mengatakan pihaknya belum dapat memastikan rentan waktu penindakan tersebut, hanya saja ia menuturkan akan secepatnya.

"Secepatnya kami akan TL (Tindak Lanjut laporan masyarakat)," ujar Budhy saat dikonfirmasi awak media, Kamis (23/11/2023).

Budhy mengungkapkan akan melalukan penindakan bersama beberapa pihak jajaran relevan lainnya.

Sebab tempat usaha tersebut bagian kewenangan dari Suku Dinas (Sudin) Pariswisata.

"Kami akan tindak bersama tim terpadu pengawasan dan penindakan tempat usaha dari sektor pariwisata," pungkasnya.

Baca juga: Emak-emak Warga Cakung Long March Tuntut Belasan Tempat Prostitusi Berkedok Panti Pijat Ditutup

Sebelumnya Warga Kampung Sawah Indah, kelurahan Pulogebang, kecamatan Cakung, Jakarta Timur menggelar aksi menuntut untuk ditutupnya belasan diduga tempat prostitusi berkedok panti pijat.

Dasrizal selaku warga mengatakan aksi tersebut dilakukan dengan long march atau berjalan lebih kurang satu kilometer untuk meminta pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur segera menutup paksa belasan panti pikat tersebut.

“Longmarch itu didominasi ibu-ibu, kami juga membawa spanduk bertuliskan ‘Kali warga Kampung Indah menolak adanya tempat prostitusi di Kampung kami, itu kami bawa,” kata Dasrizal saat ditemui awak media, Selasa (21/11/2023).

Dasrizal menuturkan aksi tersebut telah dilakukan pada Minggu (19/11/2023) malam dan melintasi sepanjang panti pijat tersebut.

Aksi tersebut juga dilakukan dengan melibatkan warga lintas agama dan menilai tersapat lebih kurang terdapat 15 tempat prostitusi itu yang berkedok panti pijat.

Baca juga: Resah Wanita Penghibur Sering Hilir Mudik, Udin Bersyukur 35 Bangunan Prostitusi Dibongkar

“Yang hadir itu ada ibu-ibu majelis taklim, lalu bergabung dengan pihak gereja, ada empat mushola dan dua gereja, lebih kurang 1.000 peserta. Kami juga dikawal kepolisian dan Satpol PP,” imbuhnya.

Dasrizal mengungkapkan aksi tersebut pun didasari karena warga yang resah dengan aktivitas belasan panti pijat tersebut.

Sebab, para pegawai perempuan atau terapis dari panti pijat tersebut kerap berdiri di depan panti dengan keadaan pakaian minim sembari menawarkan dengan memanggil pra pengendara hingga warga sekitar.

“Terapis nya itu nongkrong di pinggir jalan, setiap orang yang lewat dipanggil. Termasuk warga (disuruh masuk ke panti pijat. Kami resah, karena itu dapat merusak generasi muda anak-anak melihat pakai depan pendek,” pungkasnya. (m37)

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved