Pilpres 2024

Hadiri Dialog Terbuka Muhammadiyah, Anies-Muhaimin Bertekad Mengembalikan Akhlak Bernegara

Anies Baswedan di Dialog Terbuka Muhammadiyah di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta bertekad kembalikan akhlak bernegara.

Editor: PanjiBaskhara
Istimewa
Anies Baswedan di Dialog Terbuka Muhammadiyah di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jawa Tengah mengaku bertekad kembalikan akhlak bernegara, Rabu (22/11/2023). 

WARTAKOTALIVE.COM - Capres-cawapres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin atau Gus Imin (AMIN), mengaku bertekad untuk menyelamatkan bangsa dan mengembalikan akhlak bernegara.

Tekad tersebut disampaikan Anies Baswedan saat Dialog Terbuka Muhammadiyah Bersama Calon Pemimpin Bangsa di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (22/11/2023).

"Kami bertekad untuk mengembalikan akhlak bernegara. Semua agenda AMIN berlandaskan nilai Keadilan Untuk Semua" kata Anies Baswedan disambut tepuk tangan gemuruh ribuan peserta yang hadir.

Lalu, lanjutnya, Anies Baswedan juga berupaya mengembalikan kewibawaan negara dengan menjaga prinsip dan etika bernegara.

Baca juga: Anies-Cak Imin Pastikan Kursi Menteri untuk Kader Muhammadiyah saat Dialog Terbuka

"Kami ingin mengembalikan kewibawaan negara dengan menjaga prinsip dan etika bernegara" ujar Capres nomor urut 1 ini.

Dialog terbuka ini layaknya ajang uji publik.

Terdapat lima panelis lintas disiplin ilmu yang siap memberondong pertanyaan-pertanyaan kritis pada AMIN, antara lain Prof. Dr. Siti Zuhro, Prof. Dr. Sofyan Anif, Prof. Dr. Zuli Qadir, Prof. Dr. Aidul Fitri, serta K.H. Saad Ibrahim.

Anies Baswedan menegaskan akan mengembalikan keadilan dalam tiap langkah pengelolaan negara.

Maka dari itu, lanjutnya, keadilan harus dikembalikan, cara pandang pemerintah harus diubah.

"Perubahan dari pendekatan sektoral jadi pendekatan sektoral dan kawasan. Fokus pertumbuhan semata jadi fokus pertumbuhan dan pemerataan dan keberlanjutan. Lalu, pendekatan top-down menjadi pendekatan kolaborasi dan gotong-royong" ujarnya.

Di bidang pendidikan, Anies Baswedan berupaya meningkatkan kualitas manusia melalui pemerataan akses pendidikan dan kesehatan berkualitas dan terjangkau serta melakukan pengentasan kemiskinan.

Ia juga akan merawat persatuan dan dan toleransi melalui fasilitasi institusi keagamaan, penjaminan kebebasan beragama dan penguatan kesalehan sosial.

"Kami akan mewujudkan hukum yang adil, transparan dan mengayomi melalui meningkatkan kualitas peraturan dan aparat penegak hukum" tandasnya.

Tiga Eks Ketua KPK Masuk Timnas AMIN

Ada tiga mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masuk struktur Tim Pemenangan Nasional (Timnas) Capres dan Cawapres Anies Rasyid Baswedan dan Abdul Muhaimin Iskandar alias Gus Imin atau Cak Imin (AMIN).

Tiga mantan pimpinan KPK masuk Timnas AMIN tersebut langsung menjadi perhatian publik.

Selain tiga eks Ketua KPK, ada 700-an tokoh sudah masuk dalam struktur Timnas AMIN di Pilpres 2024.

Struktur Timnas AMIN tersebut terbagi dalam beberapa bagian.

Diantaranya ada Dewan Pembina, Dewan Penasihat, Dewan Pertimbangan, Captain Team, Deputi, Dewan Pakar, Juru Bicara, dan Tim Kampanye Daerah.

"Dewan pakar, Ketua Hamdan Zoelva, Wakil Ketua Amin Subekti, Sekretaris Wijayanto Samirin," kata Cak Imin saat umumkan Timnas AMIN, di Jalan Diponegoro 10, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (21/11/2023).

Untuk unsur Dewan Pakar Timnas AMIN, terdapat beberapa tokoh yang pernah bertugas di KPK. Mereka bertiga adalah Thony Saut Situmorang, Abraham Samad dan Bambang Widjojanto.

Lantas seperti apa profil singkat ketiga sosok yang pernah bekerja di KPK itu?

Inilah profil tiga eks pimpinan KPK yang masuk ke dalam jajaran Tim Pemenangan Nasional (Timnas) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN). Mereka bertiga adalah Thony Saut Situmorang, Abraham Samad dan Bambang Widjojanto. (Kolase Tribunnews.com)

 

Inilah profil tiga eks pimpinan KPK yang masuk ke dalam jajaran Timnas AMIN pada Pilpres 2024.

1. Saut Situmorang

Thony Saut Situmorang atau dikenal sebagai Saut Situmorang lahir pada 20 Februari 1959.

Saut merupakan salah satu pimpinan KPK masa bakti 2015-2019.

Kala itu, ia bersama tiga orang lainnya terpilih untuk mendampingi Ketua KPK, Agus Rahardjo.

Namun, Saut mengundurkan diri dari jabatannya pada 12 September 2019 karena kasus Revisi Undang-Undang KPK.

Sebelumnya, Saut berkiprah dengan masuk ke BIN pada 1987.

Pada rentang waktu 1997-2001, ia menjabat sebagai Sekretaris III KBRI Singapura.

Setelah itu, Saut Situmorang pindah tugas.

Ia menjabat sebagai Sekretaris I KBRI Canberra, Australia, pada tahun 2008 hingga 2011.

Pada tahun 2013, ia juga menjadi Sekretaris Program Pendidikan Regular Angkatan ke-50 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) pada 2013.

Mantan Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang dan Anggota Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI) Rudy mendatangi Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat pada Kamis (8/6/2023).
Mantan Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang dan Anggota Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI) Rudy mendatangi Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat pada Kamis (8/6/2023). (Tribunnews/Igman Ibrahim)

2. Abraham Samad

Abraham Samad lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, pada 27 November 1966.

Ia merupakan seorang advokat yang pernah menjadi Ketua KPK periode 2011-2015.

Abraham menyelesaikan pendidikan dan meraih gelar sarjana hingga doktor dari Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Makassar. Gelar doktor ia raih pada tahun 2010.

Dalam perjalanan kariernya, pria berusia 56 tahun itu memilih menjadi seorang advokat.

Profesinya sebagai advokat semakin vokal ketika ia juga sebagai aktivis antikorupsi.

Abraham Samad merupakan penggagas berdirinya Anti Corruption Committee (ACC) di Sulawesi Selatan.

Semenjak saat itu, karier Abraham Samad terus meningkat. Ia terpilih menjadi Ketua KPK pada usia 45 tahun.

Abraham Samad menjadi pemimpin KPK bersama Zulkarnain, Bambang Widjojanto, Busyro Muqoddas, Adnan Pandu Praja.

Eks Ketua KPK Abraham Samad saat berorasi meminta Firli Bahuri mencopot jabatan Ketua KPK, di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (10/4/2023)
Eks Ketua KPK Abraham Samad saat berorasi meminta Firli Bahuri dicopot dari jabatan Ketua KPK, di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (10/4/2023) (Tribunnews.com/Ilham Rian Pratama)

3. Bambang Widjojanto

Bambang Widjojanto lahir di Jakarta pada 18 Oktober 1959.

Bambang menempuh pendidikan dasar dan menengah di Jakarta.

Setelah lulus dari SMA, Bambang Widjojanto sempat melanjutkan ke Universitas Indonesia mengambil Sastra Belanda, tetapi tidak selesai.

Ia kemudian mengambil jurusan Hukum di Universitas Jayabaya, Jakarta dan berhasil lulus meraih gelar sarjana pada 1985.

Bambang lantas melanjutkan kuliahnya ke London, Inggris.

Pria berusia 64 tahun itu mengambil konsentrasi The School of Oriental and African Studies (SOAS), University of London dan berhasil lulus pada tahun 2001.

Bambang Widjojanto kemudian pulang ke Indonesia dan melanjutkan kuliahnya di Universitas Padjajaran, Bandung mengambil S-3 Ilmu Hukum dan lulus pada tahun 2009.

Karier Bambang Widjojanto bermula ketika ia bergabung dengan beberapa Lembaga Bantuan Hukum (LBH) seperti LBH Jakarta dan LBH Jayapura (1986-1993).

Bambang Widjojanto juga tercatat ikut mendirikan beberapa lembaga seperti Konsorsium Reformasi Hukum Nasional (KRHN), Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak kekerasan (Kontras), dan Indonesian Corruption Watch (ICW).

Kariernya terus berkembang. Nama Bambang Widjojanto kemudian dikenal luas oleh masyarakat ketika ia terpilih sebagai Wakil Ketua KPK periode 2011 sampai 2015.

(Wartakotalive.com/Tribunnews.com/Muhamad Deni Setiawan/Reza Deni/TribunnewsWiki.com/Ahmad Nur Rosikin)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved