Pilpres 2024

Ganjar, Mahfud MD, Anies dan Cak Imin Kompak Bantah Hasto Soal Tekanan Penguasa Jelang Pilpres

Ganjar Pranowo dan Mahfud MD mengaku tidak mendapat tekanan dari penguasa. Ini berbeda dengan apa yang disampaikan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

|
Editor: Rusna Djanur Buana
KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA
Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut tiga, Ganjar Pranowo-Mahfud MD ditemui di Taman Ismail Marzuki (TIM) Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (19/11/2023). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA--Ganjar Pranowo mengaku tidak mengalami tekanan apapun dari penguasa menjelang Pilpres 2024.

Calon presiden nomor urut 3 itu akan menanyakan hal itu kepada Sekretaris Jenderal PDI-P sekaligus Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Hasto Kristiyanto.

Sebelumnya Hasto mengatakan pasangan capres-cawapres Ganjar-Mahfud MD mengalami tekanan dari penguasa.

Hasto juga yakin tekanan yang sama pasti dialami oleh pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.

Hasto mengaku sudah menjalin komunikasi dengan kubu Anies-Cak Imin mengenai hal tersebut.

Namun baik Anies maupun Cak imin membantah telah melakukan komunikasi dengan Hasto. Pun demikian partai pengusung pasangan AMIN Partai Nasdem.

Ditemui di Taman Ismail Marzuki (TIM) Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (19/11/2023) malam, Ganjar mengaku belum tahu siapa pihak yang mendapat tekanan dan dari mana asal tekanan tersebut.

"Enggak tahu. Siapa yang tertekan?" tanya Ganjar.

Baca juga: Mantan Gubernur Jabar Solihin GP Masuk Tim Pemenangan Ganjar-Mahfud di Jabar

Mahfud MD yang mendampingi Ganjar menimpali. "Yang ngomong siapa (ngomong ada tekanan)?" kata Mahfud.

Awak media pun menjawab bahwa yang menyebut ada tekanan adalah Hasto Kristiyanto.

Setelah mendengar itu dari awak media, Ganjar menduga yang mendapatkan tekanan justru Hasto sendiri.

"Oh ya mungkin Mas Hasto yang ditekan," ucap dia.

Mantan Gubernur Jawa Tengah ini mengaku bakal bertanya pada Hasto apakah tekanan itu benar dan seperti apa macam tekanan yang didapatkan.

Sebelumnya diberitakan, Hasto Kristiyanto mengaku mulai membangun komunikasi dengan tim pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN).

Sebab, pasangan tersebut, menurut Hasto, diduga mendapat tekanan yang sama dengan timnya menjelang Pilpres 2024.

Hal ini diungkapkan Hasto di sela-sela acara Rapat Konsolidasi dan pengesahan Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar-Mahfud di Hotel Sari Pacific, Jakarta Pusat, Sabtu (18/11/2023).

"Oh, ya cukup banyak (tekanan yang muncul). Kan juga ada kan itu sama, kita menyepakati dengan AMIN juga, penggunaan suatu instrumen hukum, penggunaan instrumen kekuasaan.

Baca juga: Sowan ke Rumah Jusuf Kalla, Ganjar Bantah Ajak Gabung ke TPN Ganjar-Mahfud MD

Dalam konteks ini, kami juga membangun komunikasi dengan AMIN, karena merasakan hal yang sama," kata Hasto.

Adapun dugaan tekanan yang dimaksud, di antaranya terkait pencopotan baliho Ganjar-Mahfud di beragam tempat.

Kemudian, dugaan intimidasi terhadap Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya yang memotret fakta elektabilitas Ganjar-Mahfud meninggi.

Bukan hanya itu, dugaan tekanan juga dialami oleh pegiat media sosial Ulin Ni'am Yusron dan politikus PDIP Adian Napitupulu.

Tidak ada komunikasi

Pada kesempatan terpisah Anies mengaku sampai saat ini tidak ada komunikasi dengan kubu PDIP. Seperti diketahui PDIP mengusung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

"Kalau dengan saya sih, tidak ada komunikasi ya," kata Anies di kawasan Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Minggu (19/11/2023).

Meski demikian mantan Gubernur DKI itu tidak menampik pihaknya mengalami tekanan-tekanan politik.

Tetapi, Anies melanjutkan, tekanan yang pihaknya alami tidak seberapa dibandingkan tekanan ekonomi yang dirasakan masyarakat.

"Apa pun tekanan yang kita alami, yang kita hadapi, belum apa-apa dibanding tekanan ekonomi yang dirasakan oleh keluarga-keluarga," kata Anies.

"Belum apa-apa dibanding sulitnya anak muda mencari lapangan pekerjaan, dibanding petani cari pupuk, dibanding nelayan, dibanding peternak," lanjutnya.

Anies menambahkan, seberat-beratnya tekanan yang dia rasakan, tekanan rakyat lebih besar.

Mereka maju Pilpres 2024 untuk memperjuangkan keringanan agar rakyat yang merasa sulitnya tekanan hidup, termasuk lapangan pekerjaan, dapat terbebaskan.

Baca juga: VIDEO Temui Habib Puang Makka di Makassar, Ganjar Pranowo Dapat Wejangan

"Dan bila harus berjuang harus mendapat tekanan, ya kita hadapi, karena tekanan yang kita alami jauh lebih kecil, tidak ada apa-apanya dengan beban hidup yang dirasakan oleh rakyat," kata Anies.

Itu yang menjadi alasan mengapa dia memilih narasi perubahan.

"Jadi konsekuensi dari itu adalah berbagai macam tantangan. Hadapi saja, itu bagian dari perjuangan," sebut Anies.

Bantahan yang sama diungkapkan oleh Cak Imin yang juga Ketua Umum PKB.

"Belum ada komunikasi, belum," kata pria yang karib disapa Cak Imin ini di kawasan Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Minggu (19/11/2023).

Namun demikian, Muhaimin tak menutup pintu untuk berkomunikasi dengan PDI-P dkk sebagai partai politik koalisi pengusung Ganjar-Mahfud.

"Pokoknya sebagai sesama jangan memutus silaturahmi kepada semua kandidat, jangan memutus silaturahmi, jangan memutus tali persahabatan," kata Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut.

Ditanya apakah kubu AMIN mengalami tekanan serupa yang digambarkan Hasto, Muhaimin tak mengelak tetapi juga tak membenarkan.

Ia hanya mengungkit peristiwa Anies Baswedan tidak diizinkan mengisi kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) belum ini oleh pihak rektorat.

"Ya Mas Anies kemarin di UGM enggak bisa ceramah," ujar Cak Imin.

Jangan cengeng

Sebelumnya Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Nasdem, Hermawi Taslim, menegaskan bahwa pihaknya merasa tak perlu untuk menggandeng PDIP seandainya pasangan Anies-Cak Imin mengalami tekanan dan intimidasi politik jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Kemudian, ia membantah pernyataan Hasto Kristiyanto bahwa kubu AMIN turut mengalami tekanan yang sama dengan pasangan capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

"Kami tidak merasa tertekan dan tidak merasa terintimidasi," kata Hermawi kepada Kompas.com.

"Namun, manakala kami nanti, misalnya, amit-amit jangan sampai, mengalami hal-hal yang diungkap oleh Hasto itu, mudah-mudahan kami punya cara dan jalan sendiri untuk mengatasinya, tanpa harus berkoordinasi dengan Hasto cs," ujarnya lagi.

Itu sebabnya dia membantah pernyataan Hasto bahwa mereka telah membangun komunikasi bersama dan satu pandangan soal tekanan yang dialami jelang Pilpres 2024.

"Dengan Hasto pasti kami tidak berkomunikasi," kata Hermawi. Ia justru merasa heran PDI-P yang pada awalnya merasa digdaya, kini terkesan mencari bantuan ke kanan dan kiri.

"Kami merasa tidak pernah dan tidak perlu menggandeng paslon manapun dalam pilpres, lagian UU (Undang-Undang) kan tidak memberi peluang untuk urusan gandeng- menggandeng," kata Hermawi.

"Sebaiknya, kami anjurkan marilah kita membangun kemandirian, jangan cengeng, dikit-dikit ngeluh, katanya kuat, katanya mau menang, kok dikit-dikit ngeluh, ngeluh kok dikit-dikit," ujarnya lagi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Soal Tekanan dan Intimidasi yang Diungkap Hasto, Ganjar: Tidak Tahu, Siapa yang Tertekan?"

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved