Kesehatan

Studi Menunjukkan, Centenarian Ternyata Punya Darah Berbeda dengan Orang Biasa

Centenarian atau orang yang berusia 100 tahun atau lebih ternyata punya darah berbeda dengan manusia biasa. Kebanyakan adalah wanita.

Penulis: LilisSetyaningsih | Editor: Rusna Djanur Buana
istimewa/pixbay
Centenarian atau orang yang mempu berusia hingga 100 tahun bahkan lebih ternyata kandungan darahnya berbeda dengan manusia pada umumnya. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA--Biarawati asal Prancis Lucille Randon tercatat sebagai manusia tertua di dunia. 

Wanita yang lebih dikenal sebagai Suster Andre itu wafat pada 17 Januari 2023 dalam usia 118 tahun. 

Guinness World Book of Records saat ini sedang mendata siapa manusia tertua yang akan mewarisi rekor suster Andre.

Seperti dikutip dari BBC Internasional, salah satu yang masuk daftar kandidat adalah wanita asal Amerika Serikat. Dia genap berusia 116 tahun pada Maret lalu.

Sementara pria tertua adalah Juan Vicente Mora dari Venezuela dengan usia 113 tahun.

Dalam beberapa dekade terakhir jumlah centenarian sebutan bagi orang yang mencapai usia 100 tahun atau lebih terus berkembang.

Divisi populasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat pada tahun 2021 lebih dari 621.000 orang yang mencapai usia 100 tahun atau lebih. 

Baca juga: Jangan Mager,  Agar tetap kuat bergerak bebas di usia lanjut dan Kurangi Risiko Osteoporosis

Jumlahnya diperkirakan akan melampaui satu juta jiwa pada akhir dekade ini. Padahal tahun 1990-an hanya ada 92.000 orang yang bisa menjadi centenarian.

Angka harapan hidup manusia memang berkembang pesat berkat kemajuan di dunia medis, makanan, dan kondisi hidup.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) rata-rata angka harapan hidup sekarang berada di sekitar usia 73 tahun.

Lantas bagaimana ratusan ribu orag itu bisa melewati usia lebih dari 90 tahun, bahkan bisa menjadi centenarian. Sebuah studi menunjukkan, mereka yang berusia super panjang itu memiliki darah berbeda dengan orang normal. 

Seperti dilansir NDTV para peneliti mempelajari 44.000 orang di Swedia yang berusia antara 64 dan 99 tahun, yang menjalani pemeriksaan kesehatan.

Selama bertahun-tahun para peneliti berusaha menemukan rahasia di balik umur panjang dan sehat.

Penelitian Plato 2.330 tahun lalu

Sebenarnya penelitian atau pencarian ini bukanlah hal baru. 

Plato dan Aristoteles pernah menulis tentang proses penuaan lebih dari 2.300 tahun yang lalu. 

Namun dalam beberapa dekade terakhir, kelompok usia seratus tahun telah menjadi kelompok demografi dengan pertumbuhan tercepat di dunia. 

Inilah yang membuat para ilmuwan ingin mengetahui apakah umur panjang yang luar biasa disebabkan oleh kecenderungan genetik atau faktor gaya hidup. 

Sebuah studi baru mengklaim bahwa darah orang-orang tersebut menunjukkan perbedaan utama. 

Penelitian yang dipublikasikan di GeroScience ini telah mengungkap beberapa biomarker umum, termasuk kadar kolesterol dan glukosa, pada orang yang hidup di atas usia 90 tahun.

Penelitian ini merupakan salah satu penelitian terbesar yang pernah dilakukan di bidang ini.

Kadar glukosa dan kreatinen

Para peneliti membandingkan profil biomarker yang diukur sepanjang hidup antara orang-orang yang berumur sangat panjang dan rekan-rekan mereka yang berumur lebih pendek.

Para peneliti mempelajari 44.000 orang di Swedia yang berusia antara 64 dan 99 tahun, yang menjalani pemeriksaan kesehatan.

Data yang dikumpulkan selama 35 tahun dianalisis dan para ilmuwan menemukan bahwa 2,7 persen (1.224) sampel mampu mencapai usia 100 tahun.

Baca juga: Wujudkan Hidup Sehat Bagi Lansia, Warga Jakarta Diajak Ikut Senam Sehat Nakasimo

Mereka juga menemukan bahwa 85 persen dari orang berusia seratus tahun ini adalah perempuan.

Studi tersebut menemukan  kadar glukosa dan kreatinin yang lebih rendah pada mereka.

Ini terkait dengan fungsi ginjal dan asam urat, produk limbah dalam tubuh yang disebabkan oleh pencernaan makanan tertentu, dikaitkan dengan mereka yang berhasil mencapai ulang tahun ke-100.

Hal ini juga menunjukkan adanya hubungan potensial antara kesehatan metabolisme, nutrisi dan umur panjang yang luar biasa.

Studi ini tidak membuat kesimpulan apa pun mengenai faktor gaya hidup, namun penulisnya menambahkan bahwa asupan alkohol dan nutrisi yang tepat memainkan peran yang masuk akal dalam menentukan usia seseorang. (sumber NDTV)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved