Kolom Trias Kuncahyono

Cerita Kapel Penyimpanan Relikui Peninggalan Orang Kudus, Dubes RI di Vatikan Langsung Merinding

Dubes RI di Vatikan langsung merinding begitu masuk Kapel yang menjadi tempat penyimpanan relikui, peninggalam orang kudus.

|
Editor: Suprapto
Trias Kuncahyono
Dubes RI di Vatikan langsung merinding begitu masuk Kapel yang menjadi tempat penyimpanan relikui, peninggalam orang kudus. 

ADA yang masih kami ingat dan rasakan setelah diundang menghadiri acara perpisahan dengan Romo Victorius Dwiardy OFMCap, beberapa hari silam.

Sebenarnya, acara itu biasa saja sebagaimana acara perpisahan.

Kami berkumpul untuk melepas Romo Victorius yang dipilih menjadi Uskup Banjarmasin.

Kami ngobrol-ngobrol, makan-makan (kecil dan besar), minum-minum, tertawa-tawa, dan foto-foto.

Begitu saja! Tetapi, yang hingga saat ini tak hilang dari ingatan adalah ketika kami diajak masuk ke ruang tempat penyimpanan relikui.

Relikui berasal dari bahasa Latin reliquiae, artinya: peninggalan.

Relikui orang kudus adalah suatu material peninggalan dari orang kudus yang sudah wafat, baik berupa bagian tubuh, maupun benda-benda yang pernah bersentuhan dengan mereka (“Reliquiae”, Kredensial 14 Oktober 2023).

Dengan menghormati relikui para kudus,  diharapkan  umat beriman dapat terdorong untuk berjuang dalam kekudusan meniru teladan mereka.

Baca juga: Suasana Biara Via Cairoli di Basilika dan Damai di Kapel Bertuliskan Sacellum, Sacrarum, Reliquiarum

Baca juga: La Missione di Anoman, Pentas Wayang Kulit Dalang Christoper Moure di Teatro Palladium Roma Italia

Dubes RI di Vatikan langsung merinding begitu masuk Kapel yang menjadi tempat penyimpanan relikui, peninggalam orang kudus.
Dubes RI di Vatikan langsung merinding begitu masuk Kapel yang menjadi tempat penyimpanan relikui, peninggalam orang kudus. (Tias Kuncahayono untuk Wartakotalive.com)

***

Kapel tempat penyimpanan banyak relikui itu suasananya aman, damai, nyaman, tentram, sepi, bahkan sejuk terasa sekali.

Tapi harus kami akui begitu masuk ke kapel itu kulit langsung merinding. Nyala lilin yang berkerlip-kerlip menambah suasana magis di ruang itu.

Memang, merinding sering dikaitkan dengan hal mistis, seperti bertemu dengan hantu atau mengalami pengalaman horor.

Tapi, kami yakin di ruangan itu tidak ada hantu. Yang ada adalah peninggalan para kudus. Bahwa ada suasana magis, kami rasa ya.

Meminjam istilah Rudolf Otto, teolog asal Jerman, barangkali inilah yang disebut sebagai pengalaman “numinous“.

Kata “numinous” diambil kata dalam bahasa Latin yakni “numen” yang berarti “sabda ilahi, kekuasaan ilahi, pengaruh ilahi, keagungan ilahi, dan ada yang mengartikan sebagai spirit atau semangat.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved