Pilpres 2024
Sosok Ridwan Kamil dan Khofifah Indar Parawansa Dibahas Jadi TKN Prabowo-Gibran di Pilpres 2024
Sosok Ridwan Kamil dan Khofifah Indar Parawansa dibahas untuk masuk dalam Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran.
Penulis: Alfian Firmansyah | Editor: PanjiBaskhara
Menurut Fahri, kandidat lain akan sulit menarik suara dari kelompk usia muda, yang jumlahnya disebut mencapai 60 persen itu, meski sudah berbicara masalah milenial dan pemuda hingga berbusa-busa.
"Orang boleh ngomong soal milenial dan pemuda, tapi begitu Gibran tampil, lewat semua itu orang. Mereka terlalu terpesonafikasi terhadap calon kita, karena tidak ada seperti calon kita. Itu yang membuat orang sakit perut, apa boleh buat, salah sendiri kan," ujar Fahri.
Selanjutnya Fahri menilai, saat ini banyak pihak yang naik pitam terhadap Gibran, terutama di partai tertentu, karena Wali Kota Solo itu merasa diangap sebagai figur yang penting di internalnya.
"Mungkin kemarahan itu, sebab karena katakanlah tiba-tiba ada kartu Mas Gibran, yang kartu ini sangat penting sekali, tetapi lepas dari tangan mereka, itulah kemarahan-kemarahan yang tidak bisa kita berargumen dengan nalar sistem," ujarnya.
Pihak yang marah itu, saat ini merasa berseberangan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Mereka juga terus mendorong black campaign (kampanye hitam) dan narasi kritis terhadap pribadi Presiden, dengan mengangkat isu politik dinasti misalnya, secara terus menerus.
Padahal, menurut dia, politik dinasti tak relevan di Indonesia yang menganut sistem demokrasi.
"Dalam demokrasi, doktrinnya adalah mustahil dalam demokrasi ini satu orang mengontrol semua permainan," ucapnya.
Wakil Ketua Umum Partai Gelora ini menganggap Presiden Jokowi tak pernah berubah.
Ia mengatakan, Jokowi dianggap tak sejalan dengan pihak tertentu yang dulu mendukungnya dan tengah marah saat ini.
"Saya barusan podcast sama Adian (Adian Napitupulu, politisi PDIP), saya bilang, 'Ian kamu itu lagi marah. Ian, kamu mempersonalisasi Pak Jokowi'," ujar Fahri.
Wakil Ketua DPR Periode 2014-2019 ini menilai kemarahan pihak tertentu itu merupakan fakta politik yang harus dihadapi.
Ia optimistis Prabowo-Gibran bisa melalui situasi politik saat ini dan memenangkan Pilpres 2024.
"Begitu Mas Gibran muncul sebagai kartu yang signifikan dahsyat, akibatnya banyak orang marah. Tapi bahwa Prabowo-Gibran adalah simbolisasi dari idealnya kepemimpinan yang akan datang," imbuhnya.
Nusron Wahid dan Yenny Wahid Beda Pilihan
Pengamat Politik Adi Prayitno meyakini dua pengurus PBNU yakni Yenny Wahid dan Nusron Wahid mampu menjaga profesionalitas dan integritasnya dalam kepengurusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Hal itu terkait keputusan putri Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid yang mendukung duet Ganjar Pranowo-Mahfud MD, dan menduduki posisi Dewan Penasihat Tim Pemenangan Nasional Ganjar Presiden (TPN GP).
Di PBNU, Yenny Wahid menjabat selaku Ketua Badan Pengembangan Inovasi Strategis PBNU.
Adapun Nusron Wahid yang menjabat salah satu Ketua PBNU serta politikus Partai Golkar masuk dalam tim pemenangan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.
Kemudian, Adi mengatakan, dilatarbelakangi pernyataan tegas Yenny, bahwa tidak pernah membawa-bawa PBNU dalam mendukung Ganjar-Mahfud, seperti yang disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya yang berprinsip, NU maupun kepengurusan PBNU tidak boleh dibawa-bawa dalam kontestasi Pemilu 2024.
Adi juga menyoroti posisi dan keputusan serupa yang diambil Nusron Wahid yang menjadi tim pemenangan Prabowo-Gibran.
"Ya kalau kerja di PBNU pasti profesional. Mereka itu sesuai dengan tupoksinya akan menjalankan semua kerja-kerja politik di PBNU ya, itu nggak bisa dibantah,"
"Karena PBNU ini bukan lembaga negara, tapi kan lebih pada civil society sebenarnya, yang memang gerakannya lebih partisipatoris," kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno, Rabu (1/11/2023).
Menurut Adi, tidak ada tanggung jawab yang melekat pada Yenny Wahid, meski memang masuk ke dalam kepengurusan PBNU.
"Jadi, tidak ada tanggung jawab yang melekat pada setiap anggota ataupun pengurus PBNU yang menuntut mereka itu loyal 100 persen, seperti pembantu presiden atau seperti pejabat negara," ucap Adi.
Tak hanya itu, Adi juga menyoroti bahkan sebagian besar pengurus dan anggota PBNU terafiliasi partai politik, seperti halnya Nusron Wahid.
"Kalau yang dimaksud profesional dalam arti dia bekerja maksimal di PBNU, pastinya tidak akan mengganggu apapun. Namun, harus diakui"
"Ketika salah satu, bahkan banyak yang jadi pengurus NU, itu jadi bagian dari pengurus partai dan tim pemenangan tertentu pastinya akan ada tarikan napas politik," ujar Adi.
Masyarakat Jawa Tengah Dinilai Lebih Dominan Memilih Pasangan Prabowo-Gibran
Capres dan Cawapres Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sukses melengserkan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD pada survei terbaru yang dilakukan Polling Institute.
Dari survei yang dilakukan 25-28 Oktober 2023 tersebut, masyarakat Jawa Tengah makin masif mengalihkan dukungan dari Ganjar-Mahfud ke Prabowo-Gibran.
"Di Jawa Tengah, dukungan untuk Ganjar turun dari 49 persen ke 42,8 persen. Sebaliknya, ada kenaikan dukungan untuk Prabowo dari 27 persen menjadi 33 persen" katanya Peneliti Polling Institute, Kennedy Muslim dalam keterangannya pada Rabu (1/11/2023).
Kennedy melanjutkan, naiknya dukungan untuk Prabowo-Gibran di Jawa Tengah karena ada andil dari Presiden Jokowi.
Menurutnya, kepercayaan publik terhadap Presiden Jokowi terutama di Jawa Tengah masih sangat tinggi.
Di sisi lain, dalam survei yang sama, Prabowo-Gibran juga banyak mendapatkan dukungan dari para pemilih muda.
Kennedy meyakini, dengan digandengnya Gibran, hal itu berimbas positif pada tingkat elektabilitas Prabowo.
"Bagi mereka yang berusia di bawah 21 tahun atau yang masuk dalam kategori pemilih pemula, lebih banyak yang memilih Prabowo-Gibran dengan angka 46 persen, sementara Anies-Muhaimin 24,5 persen, dan Ganjar-Mahfud 23,7 persen" lanjut Kennedy.
Tak hanya di situ, Prabowo-Gibran juga meraih banyak keunggulan di klaster pemilih yang berusia 22-25 tahun.
Di klaster pemilih tersebut, Prabowo-Gibran mengantongi dukungan sebesar 46,8 persen, diikuti Ganjar-Mahfud dengan 33,7 persen dan Anies-Muhaimin 15,2 persen.
Kemudian, peningkatan dukungan juga terjadi dari basis pemilih Jokowi-Maruf Amin pada Pilpres 2019 lalu yang memilih Prabowo-Gibran.
Berdasarkan survei tersebut, basis pemilih Jokowi-Maruf Amin yang memilih Prabowo-Gibran ada di angka 43,2 persen.
"Basis pemilih Jokowi-Maruf Amin di 2019 lebih banyak memilih Prabowo-Gibran 43,2 persen, sementara ke Ganjar-Mahfud 39,6 persen dan ke Anies-Muhaimin 14,7 persen" pungkas Kennedy.
Golkar Siapkan Khofifah Indar Parawansa
Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka kian mencuat.
Ketua Bappilu Partai Golkar Maman Abdurahman mengaku saat ini tengah mempersiapkan Khofifah Indar Parawansa untuk memperkuat suara Prabowo-Gibran di wilayah Jawa Timur.
"Yang pasti memang beliau sedang kita persiapkan untuk ikut membantu kita memperkuat di wilayah Jawa Timur," ungkap Maman saat memberikan keterangan pers di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (1/11/2023).
Maman menambahkan, nantinya Khofifah akan dibantu oleh Mantan Gubernur Jawa Timur yang kini menjabat sebagai Anggota Dewan Pertimbangan Presiden dan Wakil Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar, Soekarwo atau Pakde Karwo, untuk meraup suara rakyat Jawa Timur.
"Ya. Nanti juga kita di sana akan dibantu oleh Pakde Karwo juga di wilayah Jawa Timur," ujarnya.
Selain sosok Khofifah, Maman menilai bahwa keberadaan partai Demokrat di dalam koalisinya, juga akan turut bantu perkuat suara rakyat khususnya di Jawa Timur.
Sebab, figur Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) disebutnya kuat di Jatim.
"Perlu teman-teman ketahui kan selain Partai Golkar di sana kita kan ada figur Pak SBY dengan Partai Demokratnya yang itu juga akan ikut membantu memperkuat di Jawa Timur," katanya.
Maman optimistis Prabowo-Gibran dapat mendominasi suara di Pulau Jawa.
Menurutnya, setiap wilayah memiliki kader partai pendukung Prabowo-Gibran yang cukup kuat.
"Kita melihatnya di Jawa Barat kita punya Pak Prabowo itu juga memang cukup menjadi figur sentral di Jawa Barat, Ridwan Kamil dan ada Partai Golkar di situ,"
"Lalu di Jawa Timur kita cukup punya beberapa kekuatan, dan tinggal di Jawa Tengah kan ada mas Gibran sendiri, jadi Insyaallah kita memiliki keyakinan wilayah jawa mampu kita dominasi," ucap Maman.
(Wartakotalive.com/DES/M32Kompas Tv)
Tim Sinkronisasi Prabowo-Gibran Tegaskan Pemangkasan Makan Bergizi Rp 7.500 Cuma Isu |
![]() |
---|
Gibran Mundur dari Wali Kota Solo, Mardani Ali Sera Sebut Perlu Banyak Menyerap dan Siapkan Diri |
![]() |
---|
Menko PMK Muhadjir Sebut Transisi Pemerintahan Jokowi ke Prabowo Sudah Dibahas Dalam Rapat Kabinet |
![]() |
---|
AHY Dukung Prabowo Tambah Pos Kementerian dan Tak Persoalkan Berapa Jatah Menteri untuk Demokrat |
![]() |
---|
Prabowo-Gibran Ngopi Santai di Hambalang, Gerindra: Sangat Mungkin Bahas Format dan Formasi Kabinet |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.