Pilpres 2024
PDIP Marah Baliho Ganjar-Mahfud Dicopot, Komarudin Watubun: Banteng Jangan Diganggu, Bisa Brutal!
Beredar di medsos baliho Ganjar-Mahfud dicopot di Bali, hal ini bikin marah PDIP. Banteng pun bisa ngamuk.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - DPP PDIP bereaksi keras atas pencopotan baliho Ganjar-Mahfud di sekitar Balai Desa Batu Bulan, Kabupaten Gianyar, Bali.
Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP Komarudin Watubun menilai itu tak patut dilakukan.
Pencopotan yang dilakukan Satpol PP Bali itu diduga kuat karena Prsiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan kerja di sekitar area tersebut.
Baca juga: Survei Terbaru Pilpres 2024 Bikin Senewen PDIP, Prabowo-Gibran Ungguli Ganjar-Mahfud dan AMIN
Menurut Komarudin, Bali merupakan salah satu basis PDIP atau disebut kandang Banteng.
Komarudin pun meminta PDIP Bali untuk melakukan investigasi terhadap aksi pencopotan baliho Ganjar-Mahfud tersebut.
"Kalau sampai ada yang berani melakukan tindakan begitu, itu mereka harus segera melakukan investigasi ke bawah," kata Komarudin di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (31/10/2023).
Komarudin menilai pencopotan baliho tersebut merupakan sebuah tindakan provokasi.
Dia pun mengingatkan agar tak mengganggu banteng, jika ingin keadaan aman.
Baca juga: Wakil Ketua TPN Komjen Gatot Eddy Klaim PP Polri Dukung Ganjar-Mahfud MD di Pilpres 2024
"Kalau Banteng jangan diganggu, Banteng kalau diam jangan diganggu karena kalau dia bangun dia brutal, itu Banteng," tegasnya.
"Jadi banteng enggak ada itu cengeng-cengeng, itu banteng itu. Cuman kalau diam jangan diganggu, itu berbahaya," sambung Komarudin.
Seperti diketahui saat ini hubungan Jokowi dan PDIP sudah retak.
Jokowi sudah tak dianggap kader karena telah berkhianat bersama keluarganya.
Baca juga: Pesan PBNU untuk Barikade Gus Dur yang Dukung Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024
Sebelumnya viral video di medsos yang memperlihatkan baliho Ganjar-Mahfud dicopot.
Tidak hanya baliho Ganjar-Mahfud, bendera PDIP yang berkibar di sana juga diturunkan.
Pencopotan baliho Ganjar-Mahfud serta bendera PDIP dilakukan oleh petugas Satpol PP setempat.
Tampak pula dalam video tersebut aparat TNI-Polri.
Sejumlah narasi menyebutkan bahwa penurunan baliho itu terkait kehadiran Presiden Jokowi di Bali.

Menanggapi kehebohan video itu, Kepala Satpol PP Bali Nyoman Rai Dharmadi pun buka suara.
Ia membenarkan pencopotan atribut PDIP termasuk baliho Ganjar-Mahfud tersebut terkait dengan kunjungan Jokowi di Pasar Bulan, Kabupaten Gianyar, Bali, Selasa (31/10/2023).
Menurutnya, aksi pencopotan itu atas perintah Pj Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya.
"Sesuai dengan perintah Pak Pj Gubernur, yang pasti, saya diminta untuk mencabuti atribut partai politik di lokasi acara," kata dia saat dihubungi wartawan, Selasa (31/10/2023), dikutip dari Kompas.com.
Nyoman Rai Dharmadi beralasan langkah tersebut dilakukan semata untuk menunjukkan netralitas.
Pasalnya, penurunan bendera parpol di sekitar lokasi kunjungan Jokowi tidak memandang bulu dari partai atau koalisi tertentu saja.
"Tidak memandang itu bendera PDI-P, Ganjar-Mahfud MD, enggak ada urusannya, enggak ada kaitannya," ujar dia.
"Untuk membangun suasana netral itu sebenarnya. Mungkin menurut saya karena benar juga sih agar tidak terkesan memihak salah satu," ungkapnya.
Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Sunanto, mengecam keras pencopotan baliho Ganjar Pranowo dan Mahfud MD berikut bendera PDIP saat kunjungan kerja (kunker) Presiden Jokowi di Bali, Selasa (31/10/2023).
Politisi PDIP tersebut mengatakan pencopotan baliho dan bendera partai itu menunjukkan bahwa demokrasi Indonesia sedang tidak baik-baik saja.
"informasinya hanya PDIP dan baliho Pak Ganjar yang dicopot. Maka perspektifnya penggunaan kekuasaan menjadi terus dilakukan, dan itu tidak boleh di dalam proses demokrasi yang seperti ini,” kata Sunanto dilansir dari TVonenews, Selasa (31/10/2023).
Menurut Sunanto pencopotan baliho Ganjar-Mahfud dan bendera PDIP itu akan menimbulkan keresahan dan memecah belah bangsa.
“Ya memecah belah ya, membuat keresahan, intimidatif lah intinya. Proses intimidatifnya kan semakin jelas, yang berbeda harus dicegat, yang utama dibiarkan, kan intimidatif,” ujar Sunanto.
Menurutnya, tindakan tersebut bisa membahayakan proses demokrasi dan proses berlangsungnya Pemilu 2024 akan berubah menjadi mencekam.
Adapun Presiden Jokowi diketahui melakukan kunjungan kerja di Bali, Selasa (31/10/2023).
Ayah Gibran Rakabuming Raka tersebut mengunjungi SMKN 3 Sukawati dan langsung melanjutkan tugasnya dengan mendatangi Pasar Bulan.
Diberitakan TribunBali.com, di sana Jokowi mendatangi pedagang satu persatu, mulai dari jajanan khas Bali, sarana upakara hingga pedagang ikan yang berjualan memakai sepeda.
Jokowi sendiri terpantau tidak berbelanja dan hanya memberikan amplop kepada semua pedagang, serta membagikan kaos dan sembako untuk masyarakat yang hadir di sana.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News
Tim Sinkronisasi Prabowo-Gibran Tegaskan Pemangkasan Makan Bergizi Rp 7.500 Cuma Isu |
![]() |
---|
Gibran Mundur dari Wali Kota Solo, Mardani Ali Sera Sebut Perlu Banyak Menyerap dan Siapkan Diri |
![]() |
---|
Menko PMK Muhadjir Sebut Transisi Pemerintahan Jokowi ke Prabowo Sudah Dibahas Dalam Rapat Kabinet |
![]() |
---|
AHY Dukung Prabowo Tambah Pos Kementerian dan Tak Persoalkan Berapa Jatah Menteri untuk Demokrat |
![]() |
---|
Prabowo-Gibran Ngopi Santai di Hambalang, Gerindra: Sangat Mungkin Bahas Format dan Formasi Kabinet |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.