Pilpres 2024
Pengamat: Jika Pilih Gibran sebagai Cawapres, Prabowo Terjebak dalam Killing Ground, Mudah Dihabisi
Prabowo bakal terjebak di ladang pembantaian jika perpasangan dengan Gibran di Pilpres 2024. PDIP bukan tak mungkin bersatu dengan Koalisi Perubahan.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA--Pengamat politik sekaligus dosen Ilmu Politic & International Studies Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menyebut ada risiko besar jika Prabowo Subianto memilih Gibran Rakabuming Raka menjadi pendampingnya di Pilpres 2024.
Pilihan itu akan membawa Prabowo ke "ladang pembantaian" dan dengan akan mudah dihabisi oleh lawan-lawan politiknya.
Menurutnya, pilihan itu akan membuat lawan politik Prabowo memilik segudang amunisi untuk menyerang pasangan yang diusung Koalisi Indonesia Maju itu.
Hingga saat ini Prabowo memang belum menentukan siapa yang akan menjadi bakal calon wakil presiden di kontestasi Pilpres tahun depan.
Namun dalam beberapa hari terakhir santer disebut Gibran akan mendampingi Prabowo melalui jalur Golkar.
Seperti diketahui, saat ini Gibran masih tercatat sebagai kader PDI Perjuangan.
Baca juga: Meraba Peluang Partai Golkar Membangun Poros Keempat di Pilpres 20124 Jika KIM Gagal Bajak Gibran
"Menurut saya ada banyak risiko jika Gibran berpasangan dengan Prabowo.
Mulai dari serangan politik dinasti, tudingan penyalahgunaan kekuasaan untuk mengatur independensi kehakiman, masih terbukanya celah kontroversi mekanisme legal-formal atas implementasi putusan Mahkamah Konstitusi.
Belum lagai semakin membuncahnya kebencian PDIP terhadap keluarga Jokowi, yang membuka ruang bersatunya kekuatan PDIP dengan Koalisi Perubahan di putaran kedua Pilpres 2024 mendatang," ujar Umam dalam pesan yang diterima, Sabtu (21/10/2023) dilansir dari Tribunnews.
Umam mengatakan jika Prabowo memaksakan diri memilih Gibran dan tidak berani menjelaskan kepada Jokowi untuk mengambil nama Cawapres alternatif yang lain, sama saja Prabowo berpeluang terjebak dalam medan "killing ground".
"Dia akan menjadi sasaran tembak yang akan mudah terbantai di tangan para kompetitor, rival politik, dan juga kekuatan civil society yang tegas menolak praktik nepotisme dan politik dinasti," kata Umam.
Umam menyarankan Prabowo juga mempertimbangkan variabel NU dalam memilih cawapresnya.
Baca juga: VIDEO Workshop PPP Se Indonesia, Ganjar Sebut Akan Bawa Program Zakat Jateng ke Nasional
"Jika akhirnya Prabowo-Gibran berlayar, meskipun Ketum PBNU Gus Yahya pernah menyatakan pihaknya 'tidak akan jauh-jauh dari Jokowi' terkait Pilpres, namun besar kemungkinan mereka akan kesulitan dan kerepotan betul dalam menjelaskan kepada para kiai, jaringan santri dan basis-basis pesantren untuk memilih pasangan Capres-Cawapres Prabowo-Gibran.
Pasalnya pasangan ini sama sekali tidak merepresentasikan kaitan langsung dengan entitas kultural maupun struktural NU," kata dia.
Ia beranggapan jika Prabowo-Gibran dipaksakan maka Prabowo akan kehilangan basis dan kekuatan pemenangan di Jawa Timur yang dipercaya sebagai penentu kemenangan Pilpres.
Tim Sinkronisasi Prabowo-Gibran Tegaskan Pemangkasan Makan Bergizi Rp 7.500 Cuma Isu |
![]() |
---|
Gibran Mundur dari Wali Kota Solo, Mardani Ali Sera Sebut Perlu Banyak Menyerap dan Siapkan Diri |
![]() |
---|
Menko PMK Muhadjir Sebut Transisi Pemerintahan Jokowi ke Prabowo Sudah Dibahas Dalam Rapat Kabinet |
![]() |
---|
AHY Dukung Prabowo Tambah Pos Kementerian dan Tak Persoalkan Berapa Jatah Menteri untuk Demokrat |
![]() |
---|
Prabowo-Gibran Ngopi Santai di Hambalang, Gerindra: Sangat Mungkin Bahas Format dan Formasi Kabinet |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.