Kabar Duka
Sang Anak Mengaku Ibunya Mendengar Gembong Warsono Sendawa Berkali-kali: Pas Dikerok, Bapak Kejang
Yanuar Prabowo (31) menceritakan kondisi ayahnya, Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono sebelum meninggal dunia.
Penulis: Ramadhan L Q | Editor: PanjiBaskhara
WARTAKOTALIVE.COM - Anak pertama almarhum Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono, Yanuar Prabowo (31) menceritakan kondisi sang ayah sebelum meninggal dunia.
Jumat (13/10/2023) sekira pukul 19.00 WIB, ayahnya baru tiba di rumah seusai hadir dalam Rapat DPRD DKI Jakarta, di Grand Cempaka Resort and Convention, Puncak, Bogor, Jawa Barat.
Rapat yang dihadiri Gembong Warsono tersebut tentang Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) APBD DKI Jakarta 2024.
Saat berada di rumah, Yanuar Prabowo mengaku Gembong Warsono masih dalam kondisi sehat.
Baca juga: Gembong Warsono Sempat Potong Rambut, Kerokan Sama Istri Hingga Kejang-Kejang Sebelum Wafat
Baca juga: Hadiri Pemakaman Gembong Warsono, Anies Dianggap Negarawan dan Berakhlak Mulia
Baca juga: Anies Baswedan Kenang Almarhum Gembong Warsono, Pernah Diskusi Perbedaan dalam Semangat Demokrasi
"Sehat-sehat aja, kemarin bapak ada acara di Puncak, terus sampai rumah jam 7 (malam), masih segar. Terus ganti baju, masih makan dulu,"
"Masih teleponan juga sama temannya," ujar dia seraya menunduk dan tahan tangis, kepada Wartakotalive.com, Sabtu (14/10/2023) malam.
Gembong Warsono bahkan sempat potong rambut selepas menelepon rekannya.
"Selesai potong rambut jam 8, jam 9. Setelah itu, ngobrol-ngobrol di depan sama warga sampai jam 11an, terus balik ke rumah," kata Yanuar.
Saat pulang ke rumah, Yanuar menuturkan ibunya sempat mendengar Gembong Warsono berkali-kali sendawa.
"Pas di rumah, bapak kaya sendawa terus ibu bilang. Saya waktu itu lagi di luar, ibu lagi ada di rumah, kebangun, nanya ke bapak "kenapa?"," tuturnya.
Gembong Warsono, ucap Yanuar, sempat mengeluh sakit dada.
"Kebiasaan bapak, kalau badan enggak enak dikit, pasti kerokan. Minta dikerok sama ibu. Pas dikerok, tahu-tahu bapak kejang," kata dia.
"Jatuh, tapi ketangkap sama ibu, bapak di depan, ibu di belakang pas kerok. Ibu teriak enggak ada yang dengar, soalnya udah pagi, ibu suaranya juga enggak kencang," lanjutnya.
Yanuar kemudian menerima telepon dari ibunda terkait kondisi ayahnya.
Ia lekas pulang ke rumah dan sempat membantu nafas buatan untuk ayahnya.
"Pas saya datang, bapak masih nafas, tapi srek. Yang bisa saya lakukan coba bantu nafas buatan sama RJP," tutur dia.
"Nafasnya agak panjang, cuman dua, tiga kali. Saya coba, tapi udah enggak ada akhirnya (meninggal)," sambung Yanuar.
Sang istri sempat tak percaya Gembong meninggal dunia, lalu dibawa ke rumah sakit untuk memastikan.
"Ibu masih enggak percaya, kiranya pingsan. Badan bapak udah dingin juga. Untuk memastikan, bapak dibawa ke RSPP. Sampai di UGD, dicek sudah enggak ada respons," kata dia.
Yanuar menuturkan, sosok ayahnya merupakan pekerja keras.
"Kadang sampai over time, jam kerja juga panjang di DPRD dari pagi kadang sampai sore, terus sore lanjut ke DPD, di rumah juga jarang ketemu," ucapnya.
Ia juga mengatakan saat ayahnya libur kerja, selalu memanfaatkan dengan kumpul keluarga dan olahraga.
"Paling hari libur baru agak pama di rumah, kumpul keluarga sambil olahraga, olahraganya bapak itu cari keringat, bersih-bersih sambil bersihkan kandang burung," kata dia.
Diketahui, Gembong Warsono dan istri memiliki empat anak, terdiri dari dua laki-laki dan dua perempuan.
Yanuar merupakan anak pertama dari Gembong Warsono.
Sementara itu, keluarga Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono menggelar tahlilan pada Sabtu malam ini.
Acara tahlilan tersebut berlangsung di rumah duka di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Tahlilan yang dilakukan puluhan warga dengan duduk di atas terpal hingga bangku besi maupun plastik di Gang Assidiqiyah IV itu berlangsung sekira pukul 19.30 WIB atau selepas salat Isya.
Tahlilan ditandai dengan membaca Surah Yasin secara bersamaan, baik dari buku Yasin kecil dan lewat gawai masing-masing.
Jenazah almarhum Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono sebelumnya dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, pada Sabtu (14/10/2023) siang.
Sejumlah politisi PDIP, pejabat, dan sejumlah tokoh lainnya turut hadir dalam pemakaman jenazah Gembong Warsono.
Di antaranya Ketua DPRD Provinsi DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi, Ketua DPD PDIP DKI Jakarta Ady Wijaya hingga eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Anies Hadiri Pemakaman
Bakal calon presiden Anies Baswedan turut mengantarkan langsung jenazah almarhum Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono, ke peristirahatan terakhir di TPU Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Sabtu (14/10/2023).
Kehadiran mantan Gubernur DKI Jakarta ini dalam prosesi pemakaman politikus kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah, pada 8 Juni 1963 lalu ini mendapat apresiasi dan pujian dari kalangan warganet.
Seperti terlihat dari foto-foto yang diunggah di akun Facebooknya, Anies yang mengenakan baju gamis lengan panjang berwarna putih dan celana hitam panjang lengkap dengan peci hitam ini menyampaikan kata sambutan dan mendoakan di atas pusara almarhum.
Diunggah sekitar dua jam lalu, postingannya ini telah disukai 2,9 ribu, dikomentari 382, dan dibagikan 108 kali oleh facebooker. Semua komentarnya bernada positif.
Mengingat almarhum yang semasa menjadi wakil rakyat duduk di Komisi A Bidang Pemerintahan ini dikenal cukup kritis terhadap berbagai kebijakan Anies Baswedan saat memimpin Ibu Kota periode 2017-2022 lalu.
"Salut dengan pak Anies yang memuliakan lawan politikny selama menjabat gubernur, walau kebijakan pak Anies sering ditentang, tapi berkenan hadir, mendoakan serta ikut menguburkan almarhum," tulis Zulhaq Ramadhan Djatma.
Dengan sikapnya tersebut Anies dinilai telah menunjukkan dirinya sebagai seorang negarawan.
Perbedaan pandangan pendapat, bahkan orieantasi politik tidak membuatnya memutuskan komunikasi dan silaturahmi.
"Contoh Negarawan,berakhlak, cerdas dan santun," tulis Az Abu Qian.
Mereka menyamakan Anies Baswedan dengan ulama dan negarawan besar Buya Hamka.
Buya Hamka (1980 – 1981) yang sempat dipenjara pada masa Orde Lama tanpa ada rasa dendam datang melayat bahkan menjadi imam shalat atas jenazah almarhum Bung Karno yang wafat wafat pada 21 Juni 1970.
"Mengingatkan akan sosok Buya hamka terhadap sukarno...barakallah pa anis sehat selalu tebarkan kebaikan," ungkap Yan Evries Al Arumi.
Tak sekadar memuji, para pengguna Facebook ini juga menilai Anies telah memberikan teladan yang baik yang layak untuk dicontoh.
"Bapak telah mencontohkan pada kami, bagaimana seharusnya bersikap terhadap orang-orang, yang selama ini berseberangan," ujar Andi Rosta.
Tak pelak lagi, sikap dan keluhuran budi pekerti mantan Rektor Universitas Paramadina tersebut semakin memantapkan mereka untuk mendukung dan memperjuangkan capres dari Partai nasDem, PKB, dan PKS itu pada gelaran pesta demorkasi tahun depan.
"Semakin kuat untuk milih pa Anies presiden 2024/29," demikian Iwan Kumiz.
Anies Baswedan Menahan Tangis
Isak tangis menyelimuti keluarga, kala jenazah almarhum Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, pada Sabtu (14/10/2023)
Tak hanya pihak keluarga, Bacapres Anies Baswedan juga terlihat menitikan air mata.
Pantauan Wartakotalive.com di lokasi, eks Gubernur DKI Jakarta itu tampak tiba di TPU Tanah Kusir, saat jenazah Gembong Warsono, tengah diazani di liang lahat.
Memakai baju muslim tangan panjang berwarna putih, dan celana hitam panjang dilengkapi peci hitam.
Anies tampak langsung mendekati pemakaman Gembong Warsono.
Sambil menatap tajam ke arah makam, mata Anies Baswedan terlihat berkaca-kaca, saat tanah makam mulai menimbun tubuh Gembong Warsono.
Seusai dimakamkan, Anies Baswedan juga sampaikan sambutannya di tengah keluarga dan warga yang menghadiri pemakaman.
Dalam kesempatan tersebut, Anies bersaksi jika Gembong Warsono merupakan orang yang baik semasa hidupnya.
"Saya menjadi saksi beliau orang baik. InsyaAllah dilapangkan kuburnya, diampuni semua khilaf dan salahnya," katanya Anies di TPU Tanah Kusir, Jakarta, Sabtu (14/10/2023).
Tak hanya Anies Baswedan, Ketua DPP PDIP, Eriko Sotarduga, Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi hingga sejumlah kader PDIP juga tampak mengantar jenazah Gembong Warsono.
Diketahui sebelumnya, Politisi PDIP sekaligus anggota DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono dikabarkan meninggal dunia di RSUP Pertamina, Sabtu (14/10/2023) dini hari.
Sekretaris Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Dwi Rio Sambodo membenarkan kabar meninggalnya Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI tersebut.
Jenazah saat ini disemayamkan di rumah duka Jalan Peninggalan Timur 1/39 RT 007/09 Kelurahan Kebayoran Lama Utara, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

"Rencana akan dimakamkan di Taman Pemakaman Tanah Kusir Ba'da Dzuhur hari ini," katanya, Sabtu.
Dwi melanjutkan, Gembong Warsono meninggal dunia karena serangan jantung.
Beberapa waktu lalu, Gembong Warsono sempat terlihat di bagian tangannya bekas kerokan seperti orang yang sedang masuk angin.
Dwi mewakili keluarga dan PDIP meminta maaf atas segala kesalahan dan perbuatan pak Gembong semasa hidup"Semoga amal dan ibadahnya diterima Allah SWT, amin," ucapnya.
Sampai akhir hidupnya Gembong Warsono menjabat sebagai Ketua Fraksi PDI Perjuangan.
(Wartakotalive.com/M31/M41)
Gembong Warsono meninggal
Gembong Warsono
meninggal dunia
Yanuar Prabowo
PDI Perjuangan
Anies Baswedan
DPRD DKI Jakarta
sendawa
kerokan
PDIP
wafat
Marini Ceritakan Momen Terakhir Santi Sardi Sebelum Meninggal, Jalan-jalan hingga Pakai Kursi Roda |
![]() |
---|
Berduka, Lukman Sardi Tidak Kuat Menahan Sedih hingga Menangis setelah Santi Sardi Meninggal Dunia |
![]() |
---|
Penyebab Kematian Hulk Hogan, Legenda WWE Asal Amerika Serikat |
![]() |
---|
Alasan Keluarga Tolak Permintaan Istana untuk Makamkan Jenzah Suryadharma Ali di TMP Kalibata |
![]() |
---|
Mardiono Sebut Eks Menag Suryadharma Ali Trauma ke Kantor PPP usai Terjerat Korupsi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.