Berita Jakarta

Rani Mauliani Minta Meninggalnya Gembong Warsono Tidak Dikaitkan dengan Kegiatan DPRD DKI di Puncak

Rani meminta kepada kolega maupun khalayak agar tak menyalahkan agenda pembahasan anggaran dilakukan di Puncak.

Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Feryanto Hadi
WartaKota/Leonardus Wical Zelena Arga
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pimpinan DPRD DKI Jakarta mengungkap alasan pembahasan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) DKI Jakarta 2024 di Grand Cempaka Resort and Convention, Jalan Raya Puncak Pass KM 17, Megamendung, Kabupaten Bogor.

Diketahui pembahasan anggaran di sana diminta dievaluasi, menyusul wafatnya Ketua Fraksi PDI Perjuangan Gembong Warsono yang dianggap kelelahan usai mengikuti rapat.

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Rani Mauliani mengatakan, rapat digelar di sana karena lokasinya sangat lapang.

Dia menyebut, rapat itu diikuti oleh seluruh anggota dewan yang berjumlah 106 orang, termasuk para eksekutif dari dinas, badan, satuan, hingga badan usaha milik daerah (BUMD).

Baca juga: Jelang Setahun Pimpin Jakarta, Heru Budi : Diperpanjang Silakan, Kalau Nggak Kembali jadi Kasetpres

“Rapat di Puncak karena kami butuh tempat rapat yang besarnya mumpuni sesuai dengan banyaknya mitra masing-masing komisi. Kan sama-sama kita bisa lihat ketika rapat dilaksanakan serentak seluruh komisi beserta mitra, butuh space (ruangan) yang besar karena di DPRD tidak cukup,” kata Rani saat dikonfirmasi pada Ahad (15/10/2023) malam.

Selain itu, kata Rani, Sekretariat DPRD DKI Jakarta juga telah menyiapkan kamar di villa Grand Cempaka sebagai ruang istirahat bagi anggota dewan.

Jika mereka merasa lelah, anggota dewan dapat beristirahat maupun menginap.

“Kalau perlu menginap pun bisa, mengingat terkadang rapat baru selesai tengah malam atau dini hari,” ujar Rani perempuan yang juga menjadi Sekretaris DPD Partai Gerindra DKI Jakarta ini.

Menurut dia, soal kesehatan sebenarnya semua kembali ke pribadi masing-masing untuk bisa mengatur sendiri kesehatannya. Rani juga memaklumi, pembahasan anggaran tentu menguras tenaga dan pikiran sehingga bisa membuat anggota dewan kelelahan.

“Sebenarnya mau di mana pun rapatnya bisa sama saja, sama-sama lelah karena membahas anggaran dengan begitu banyak item dan lain-lain. Maka dari itu kan sebaiknya kita harus bisa mengatur pola kesehatan kita pribadi, bila lelah ya ambil break (istirahat) sejenak,” ucapnya.

Rani meminta kepada kolega maupun khalayak agar tak menyalahkan agenda pembahasan anggaran dilakukan di Puncak.

Dia menganggap, wafatnya Gembong memang sudah menjadi takdir.

“Jadi kepergian almarhum nggak bisa juga menyalahkan agenda rapat di Puncak. Semuanya pilihan ada pada kita sendiri, belum lagi kan saat ini sudah masuk agenda tahun politik di mana kami juga sudah mulai rutin turun ke konsituen di dapil masing-masing untuk mengampanyekan diri,” tuturnya.

Rani menganggap, faktor kelelahan mungkin bukan hanya karena rapat anggaran di Puncak, tapi dari pengalaman almarhum Gembong bisa jadi pembelajaran untuk lebih peduli pada diri sendiri, terutama menjaga kesehatan.

“Mari kita doakan semoga beliau senantiasa tenang di sisi-Nya, kita teruskan semangat perjuangannya,” katanya.

Baca juga: Ketua Fraksi PDIP Gembong Warsono Meninggal, Pembahasan Anggaran DKI di Puncak Dievaluasi

Selain itu, tambah Rani, pembahasan anggaran di Puncak juga dapat memberikan dampak positif bagi keuangan PT Jakarta Tourisindo (Jaktour). BUMD DKI Jakarta merupakan pemilik dan pengelola Grand Cempaka Resort and Convention.

“Ya bisa juga karena pilih di sana (Grand Cempaka) karena menggunakan fasilitas Pemprov sendiri juga, kan bentuknya support (dukungan),” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, pembahasan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Provinsi DKI Jakarta Tahun 2024 di Grand Cempaka Resort and Convention, Jalan Raya Puncak Pass KM 17, Megamendung, Kabupaten Bogor harus dievaluasi.

Hal ini buntut wafatnya Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono akibat serangan jantung karena kelelahan.

Hal itu diungkapkan Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta H. Rasyidi. Kata dia, rapat anggaran di Kawasan Puncak pada Selasa (10/10/2023) sampai Jumat (13/10/2023) harus dievaluasi, karena mayoritas anggota dewan tidak menginap di kamar yang disediakan tetapi pulang ke rumah.

“Jadi menurut saya perlu dievaluasi lagi kalau Rapat Banggar (Badan Anggaran) di Grand Cempaka itu, tadi saya sudah sampaikan ke Pak Sekwan (Augustinus) supaya dievaluasi lagi karena, kami di sana itu bolak balik,” kata Rasyidi pada Minggu (15/10/2023).

Menurut dia, banyak anggota dewan yang ogah mengingap di sana karena merasa segan. Di lokasi itu, kata dia, terdapat pohon-pohon besar sehingga tidak memberikan rasa kenyamanan.

Baca juga: Gembong Warsono Sempat Potong Rambut, Kerokan Sama Istri Hingga Kejang-Kejang Sebelum Wafat

“Walaupun di sana disuruh nginap tapi kami kurang betah tinggal di sana, itu masalahnya. Kami ini kan sudah seperti bapak-bapak, itu saya juga yang lain itu sudah dewasa. Jadi perlu mendapat perhatian,” ujarnya.

Rasyidi mengungkapkan, Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris DPRD DKI Jakarta Augustinus sebetulnya tidak membuat rencana tidak rapat di Grand Cempaka Puncak.

Akan tetapi masih ada beberapa anggota dewan yang lain menginginkan agar pembahasan dilakukan di sana.

“Siapa yang kepengen ke atas (Puncak) itu saya nggak tahu. Sebenarnya lebih enak rapat di bawah (DPRD DKI Jakarta) daripada di atas dan kami juga lebih aman,” ucap Wakil Ketua Komisi C DPRD DKI Jakarta ini. 

Sempat kerokan

Sebelumnya diberitakan, Yanuar Prabowo (31), anak pertama dari Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono, menceritakan kondisi ayahnya sebelum meninggal dunia.

Pada Jumat (13/10/2023) sekira pukul 19.00 WIB, kata Yanuar, ayahnya baru tiba di rumah usai hadir dalam Rapat DPRD DKI Jakarta tentang Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) APBD DKI 2024 di Grand Cempaka Resort and Convention, Puncak, Bogor, Jawa Barat.

Saat berada di rumah, Yanuar mengaku ayahanda masih dalam kondisi sehat.

"Sehat-sehat aja, kemarin bapak ada acara di Puncak, terus sampai rumah jam 7 (malam), masih segar. Terus ganti baju, masih makan dulu, masih teleponan juga sama temannya," ujar dia seraya menunduk dan tahan tangis, kepada Wartakotalive.com, Sabtu (14/10/2023) malam.

Gembong bahkan sempat potong rambut selepas menelepon rekannya.

"Selesai potong rambut jam 8, jam 9. Setelah itu, ngobrol-ngobrol di depan sama warga sampai jam 11an, terus balik ke rumah," kata Yanuar.

Pemakaman Gembong Warsono di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Sabtu (14/10/2023)
Pemakaman Gembong Warsono di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Sabtu (14/10/2023). Gembong Warsono sempat potong rambut, kerokan sama istri dan kejang-kejang sebelum meninggal dunia, Sabtu (13/10/2023) (Wartakotalive/Nurmahadi)

Baca juga: Anies Baswedan Kenang Almarhum Gembong Warsono, Pernah Diskusi Perbedaan dalam Semangat Demokrasi

Saat pulang ke rumah, Yanuar menuturkan ibunya sempat mendengar Gembong berkali-kali sendawa.

"Pas di rumah, bapak kaya sendawa terus ibu bilang. Saya waktu itu lagi di luar, ibu lagi ada di rumah, kebangun, nanya ke bapak "kenapa?"," tuturnya.

Gembong, ucap Yanuar, sempat mengeluh sakit dada. 

Baca juga: Ketua Fraksi Nasdem: Keseharian Gembong Warsono Sederhana, Cenderung Bela Hak Warga Jakarta

"Kebiasaan bapak, kalau badan enggak enak dikit, pasti kerokan. Minta dikerok sama ibu. Pas dikerok, tahu-tahu bapak kejang," kata dia.

"Jatuh, tapi ketangkap sama ibu, bapak di depan, ibu di belakang pas kerok. Ibu teriak enggak ada yang dengar, soalnya udah pagi, ibu suaranya juga enggak kencang," lanjutnya.

Yanuar kemudian menerima telepon dari ibunda terkait kondisi ayahnya.

Ia lekas pulang ke rumah dan sempat membantu nafas buatan untuk ayahnya.

"Pas saya datang, bapak masih nafas, tapi srek. Yang bisa saya lakukan coba bantu nafas buatan sama RJP," tutur dia.

"Nafasnya agak panjang, cuman dua, tiga kali. Saya coba, tapi udah enggak ada akhirnya (meninggal)," sambung Yanuar.

Sang istri sempat tak percaya Gembong meninggal dunia, lalu dibawa ke rumah sakit untuk memastikan.

Baca juga: Gilbert Simanjuntak Ingat Pesan Gembong Warsono Ojo Nggege Mongso

"Ibu masih enggak percaya, kiranya pingsan. Badan bapak udah dingin juga. Untuk memastikan, bapak dibawa ke RSPP. Sampai di UGD, dicek sudah enggak ada respons," kata dia.

Yanuar menuturkan, sosok ayahnya merupakan pekerja keras.

"Kadang sampai over time, jam kerja juga panjang di DPRD dari pagi kadang sampai sore, terus sore lanjut ke DPD, di rumah juga jarang ketemu," ucapnya.

Ia juga mengatakan saat ayahnya libur kerja, selalu memanfaatkan dengan kumpul keluarga dan olahraga. 

"Paling hari libur baru agak pama di rumah, kumpul keluarga sambil olahraga, olahraganya bapak itu cari keringat, bersih-bersih sambil bersihkan kandang burung," kata dia.

Diketahui, Gembong dan istri memiliki empat anak, terdiri dari dua laki-laki dan dua perempuan. Yanuar anak pertama.

Sementara itu, keluarga Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono menggelar tahlilan pada Sabtu malam ini.

Acara tahlilan tersebut berlangsung di rumah duka di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Baca juga: Usai Dapat Dukungan dari Projo Indonesia, Prabowo Ceritakan Sudah Lama Bersahabat Dengan Jokowi

Tahlilan yang dilakukan puluhan warga dengan duduk di atas terpal hingga bangku besi maupun plastik di Gang Assidiqiyah IV itu berlangsung sekira pukul 19.30 WIB atau selepas salat Isya. 

Tahlilan ditandai dengan membaca Surah Yasin secara bersamaan, baik dari buku Yasin kecil dan lewat gawai masing-masing.

Jenazah almarhum Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono sebelumnya dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, pada Sabtu (14/10/2023) siang.

Sejumlah politisi PDIP, pejabat, dan sejumlah tokoh lainnya turut hadir dalam pemakaman jenazah Gembong.

Di antaranya Ketua DPRD Provinsi DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi, Ketua DPD PDIP DKI Jakarta Ady Wijaya hingga eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. 

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved