Berita Jakarta

Rani Mauliani Minta Meninggalnya Gembong Warsono Tidak Dikaitkan dengan Kegiatan DPRD DKI di Puncak

Rani meminta kepada kolega maupun khalayak agar tak menyalahkan agenda pembahasan anggaran dilakukan di Puncak.

Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Feryanto Hadi
WartaKota/Leonardus Wical Zelena Arga
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani 

"Sehat-sehat aja, kemarin bapak ada acara di Puncak, terus sampai rumah jam 7 (malam), masih segar. Terus ganti baju, masih makan dulu, masih teleponan juga sama temannya," ujar dia seraya menunduk dan tahan tangis, kepada Wartakotalive.com, Sabtu (14/10/2023) malam.

Gembong bahkan sempat potong rambut selepas menelepon rekannya.

"Selesai potong rambut jam 8, jam 9. Setelah itu, ngobrol-ngobrol di depan sama warga sampai jam 11an, terus balik ke rumah," kata Yanuar.

Pemakaman Gembong Warsono di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Sabtu (14/10/2023)
Pemakaman Gembong Warsono di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Sabtu (14/10/2023). Gembong Warsono sempat potong rambut, kerokan sama istri dan kejang-kejang sebelum meninggal dunia, Sabtu (13/10/2023) (Wartakotalive/Nurmahadi)

Baca juga: Anies Baswedan Kenang Almarhum Gembong Warsono, Pernah Diskusi Perbedaan dalam Semangat Demokrasi

Saat pulang ke rumah, Yanuar menuturkan ibunya sempat mendengar Gembong berkali-kali sendawa.

"Pas di rumah, bapak kaya sendawa terus ibu bilang. Saya waktu itu lagi di luar, ibu lagi ada di rumah, kebangun, nanya ke bapak "kenapa?"," tuturnya.

Gembong, ucap Yanuar, sempat mengeluh sakit dada. 

Baca juga: Ketua Fraksi Nasdem: Keseharian Gembong Warsono Sederhana, Cenderung Bela Hak Warga Jakarta

"Kebiasaan bapak, kalau badan enggak enak dikit, pasti kerokan. Minta dikerok sama ibu. Pas dikerok, tahu-tahu bapak kejang," kata dia.

"Jatuh, tapi ketangkap sama ibu, bapak di depan, ibu di belakang pas kerok. Ibu teriak enggak ada yang dengar, soalnya udah pagi, ibu suaranya juga enggak kencang," lanjutnya.

Yanuar kemudian menerima telepon dari ibunda terkait kondisi ayahnya.

Ia lekas pulang ke rumah dan sempat membantu nafas buatan untuk ayahnya.

"Pas saya datang, bapak masih nafas, tapi srek. Yang bisa saya lakukan coba bantu nafas buatan sama RJP," tutur dia.

"Nafasnya agak panjang, cuman dua, tiga kali. Saya coba, tapi udah enggak ada akhirnya (meninggal)," sambung Yanuar.

Sang istri sempat tak percaya Gembong meninggal dunia, lalu dibawa ke rumah sakit untuk memastikan.

Baca juga: Gilbert Simanjuntak Ingat Pesan Gembong Warsono Ojo Nggege Mongso

"Ibu masih enggak percaya, kiranya pingsan. Badan bapak udah dingin juga. Untuk memastikan, bapak dibawa ke RSPP. Sampai di UGD, dicek sudah enggak ada respons," kata dia.

Yanuar menuturkan, sosok ayahnya merupakan pekerja keras.

Sumber: Warta Kota
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved