Kisah Kiai Muchammad Mukhtar Mu'thi, Pendiri Shiddiqiyyah yang Melegenda di Kabupaten Jombang

Berikut profil dan kisah Kiai Muhammad Mukhtar Mu'thi, atau Syekh Muhammad Mukhtar Mu'thi yang melegenda di wilayah Kabupaten Jombang.

Editor: PanjiBaskhara
Istimewa
Berikut profil dan kisah Kiai Muhammad Mukhtar Mu'thi, atau Syekh Muhammad Mukhtar Mu'thi yang melegenda di wilayah Kabupaten Jombang. Foto: Kiai Muhammad Mukhtar Mu'thi, atau Syekh Muhammad Mukhtar Mu'thi 

WARTAKOTALIVE.COM - Kiai Muhammad Mukhtar Mu'thi, atau Syekh Muhammad Mukhtar Mu'thi lahir pada 14 Oktober 1928.

Melansir berbagai sumber, Kiai Muhammad Mukhtar Mu'thi tersebut lahir di Desa Losari, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang.

Mursyid Thoriqoh Shiddiqiyah Indonesia ini berasal dari keluarga yang aktif dalam perjuangan dan pergerakan kemerdekaan.

Dikenal dengan sapaan Kiai Mukhtar Mu'thi, tumbuh di tengah keluarga pejuang.

Baca juga: Pengamat Sebut Elektabilitas Prabowo Subianto Tinggi Dampak Kedekatan dan Dukungan Kiai-kiai NU

Baca juga: Cak Imin Kerepotan Menangkal Isu bahwa Anies Baswedan Sosok Radikal: Saya Harus Temui Banyak Kiai

Baca juga: Pilpres 2024, Kiai Kampung Madura Raya Siap Turun Gunung Syiarkan Figur Capres Prabowo Subianto

Keluarganya terlibat langsung dalam perlawanan terhadap penjajah.

Kisah Kiai Mukhtar Mu'thi tercatat dimulai sejak berlangsungnya Perang Jawa.

Kakek-kakek Kiai Mukhtar Mu'thi, seperti:

- Kiai Ahmad Sanusi Abdul Ghoffar

- Kiai Zamroji

- Kiai Ahmad Syuhada

- Kiai Abdulloh

- Kiai Ahmad Mujarrod

- Mbah Amudah, dan

- Mbah Hasan Rozaq.

Mereka adalah para pejuang kemerdekaan bangsa.

Mereka yang turut berjuang melawan penjajah berdampingan dengan prajurit-prajurit Pangeran Diponegoro.

Adapun pendidikan Kiai Mukhtar Mu'thi mencakup ilmu agama, fiqih, aqidah, dan tashawuf, diterima dari berbagai guru, termasuk kakek dari garis ibu.

Pendidikan karakter atau adabin chasanin didapatkan langsung dari ayahnya, yaitu Kiai Abdul Mu'thi yang terkenal teratur, tegas dan disiplin.

Sang kakek dari garis ibu mempunyai peran dalam pengembangan ilmu tashawuf yaitu Kiai Falal (Guru Thoriqoh Syattariyah).

Ia juga mendapat bimbingan dari : Kiai Ali Muntoha (Guru Thoriqoh Naqshabandiyah, Qodiriyah dan Akmaliyah), Kiai Musytari (Guru Thoriqoh Anfasiyah), dan Syekh Syu'eb Jamali (Mursyid Thoriqoh Shiddiqiyyah), dan masih banyak lagi guru Kiai Mukhtar Mu'thi lain.

Tak hanya itu saja sejak remaja, ia juga aktif dalam perjuangan bersenjata melawan penjajah Belanda, dan bergabung dalam pasukan gerilya Pojok Klitih dan Mlaten.

Bahkan Kiai Mukhtar tercatat ikut serta mempertahakan kemerdekaan di daerah Lamongan dan Madiun hingga kemudian tergabung dalam organisasi Masyumi.

Kiai Mukhtar sempat dikenal sebagai orator ulung yang ditunggu pendengar setianya, narasinya dapat menggugah kesadaran untuk melawan segala bentuk ketidakadilan.

Sang orator ini juga gigih menunjukkan bentuk perlawanannya pada faham komunisme yang mulai berkembang.

Pada tahun 1959, Kiai Muchtar Mu'thi kembali ke Desa Losari, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Ia memenuhi harapan ibunya, Nyai Nasichah untuk meneruskan wasiat ayahnya Kiai Abdul Mu'thi.

Awalnya Pesantren ini dikenal dengan sebutan Kedung Turi.

Kemudian berkembang menjadi Pesantren Majmaal Bahrain Hubbul Wathon Minal Iman Shiddiqiyyah, yang fokus pada pendidikan tashawuf serta kesadaran berbangsa dan bernegara.

Dalam perkembangannya, Kiai Mukhtar Mu'thi mendirikan yayasan pendidikan dan banyak organisasi dengan visi-misi berlandaskan keimanan dan kemanusiaan.

Mulai dari Yayasan Pendidikan Shiddiqiyyah, perkumpulan murid-murid putri Jam'iyyah Kautsaran Putri Haajarullah Shiddiqiyyah (JKPHS) dan organisasi sosial kemanusiaan Dhilal Berkat Rohmat Alloh (DHIBRA) Shiddiqiyyah.

Lalu, lembaga pendidikan formal Tarbiyyah Hifdhul Ghulam wal Banat (THGB) Shiddiqiyyah, organisasi sosial keagamaan Shiddiqiyyah (ORSHID) dan Organisasi Pemuda Shiddiqiyyah (OPSHID).

Semua organisasi yang didirikannya tersebut memiliki ciri 3-S, yakni Shillaturrohim, Santun, dan Shodaqoh.

Guna menumbuhkembangkan rasa Cinta Tanah Air, Kiai Mukhtar Mu'thi memprakarsai pendirian organisasi kebangsaan.

Dimana dikenal dengan nama Persaudaraan Cinta Tanah Air (PCTA) Indonesia yang dijiwai manunggalnya keimanan dan kemanusiaan.

Adapun inspirasi dari pendirian organisasi ini berawal dari seminar Sutasoma yang mencari kesamaan identitas sebagai bangsa Indonesia, dengan semboyan 'Bhinneka Tunggal Ika.'

Kesamaan itu juga menjadi titik awal dalam membangun kesadaran berbangsa, bernegara dan mencintai tanah air Indonesia.

Kemudian dijadikan sebagai jiwa organisasi yaitu manunggalnya keimanan dan kemanusiaan.

Jiwa tersebut merupakan perpaduan dari sila pertama Pancasila yakni Ketuhanan Yang Maha Esa dan sila kedua Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.

PCTA tersebut pun secara resmi dideklarasikan pada 21 Maret 2010 di Trowulan, Jawa Timur.

(Wartakotalive.com)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved