Berita Internasional
Netizen Tunggu Pernyataan Bella Hadid yang Dianggap Bisa Berpengaruh pada Konflik Palestina-Israel
Super model Amerika Serikat Bella Hadid mempunyai sorotan story khusus untuk kemerdekaan Palestina.
Penulis: Desy Selviany | Editor: Sigit Nugroho
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Supermodel Amerika Serikat Bella Hadid jadi perbincangan publik di dunia, karena menyuarakan kemerdekaan Palestina.
Bersama kakaknya Gigi Hadid, Bella Hadid kerap menyuarakan kemerdekaan Palestina.
Bahkan di akun Instagramnya, Bella Hadid mempunyai sorotan story khusus untuk kemerdekaan Palestina.
Di tengah hubungan Israel dan Palestina yang memanas, Instagram Bella Hadid diserbu oleh pendukung Palestina pada Senin (9/10/2023).
Di kolom komentar unggahan terakhir Bella Hadid, pendukung Palestina menyuarakan kemerdekaan negara di Timur Tengah tersebut.
Berbeda dengan konflik-konflik Palestina Israel sebelumnya, hingga kini Bella Hadid belum juga menyuarakan pro Palestina seperti biasanya.
Baca juga: Sosok Supermodel Amerika Serikat Bella Hadid yang Selalu Bela Kemerdekaan Palestina
Namun diketahui sebelumnya, Bella Hadid cukup aktif dalam menyuarakan kemerdekaan Palestina.
Bahkan, wanita cantik keturunan Belanda Palestina itu pernah turun ke jalan melakukan unjuk rasa membela kemerdekaan Palestina.
Unjuk rasa itu dibagikan Bella Hadid di akun Instagramnya pada Mei 2021.
Dalam aksi tersebut, Bella Hadid mengenakan kufiya atau penutup kepala yang biasanya digunakan oleh orang Arab, termasuk di Palestina.
Bukan hanya itu, supermodel ini juga mengacungkan kepalanya, membawa bendera Palestina dan ikut menyemangati peserta aksi yang lain.
Baca juga: Model Victoria Secret Bella Hadid Buka Donasi untuk Banjir Bandang Pakistan
"Cahaya akan selalu terang benderang #FreePalestine," tulis Hadid dalam unggahan di Instagram Story miliknya yang menggambarkan ia mengangkat bendera Palestina yang digabung dengan kufiya.
Bahkan, Bella Hadid menyebut apa yang dilakukan oleh Israel ialah jenis genosida pasca Perang Dunia II.
Diketahui Bella Hadid adalah keturunan bangsawan Palestina.
Ayahnya, Mohamed Hadid, adalah seorang pengembang real estate Palestina Yordania, sementara ibunya, Yolanda Hadid (nee van den Herik), adalah mantan model Belanda.
Melalui ayahnya, Hadid mengklaim keturunan dari Daher Al Omer, Pangeran Nazareth dan Sheik Galilea.
Diketahui Zahir al-Umar al-Zaydani adalah penguasa wilayah Palestina utara pada abad ke-18.
Bella Hadid memiliki seorang kakak perempuan, Gigi, dan seorang adik laki-laki, Anwar, yang keduanya adalah model.
Baca juga: Ingin Cantik Seperti Bella Hadid dan Kendall Jenner, Anggita Sari Malah Jadi Korban Malpraktik?
Dia juga memiliki dua saudara perempuan tiri dari pihak ayah yakni Marielle dan Alana.
Namun tidak seperti biasanya, hingga kini Bella Hadid belum menyuarakan soal kemerdekaan Palestina di tengah hubungan yang memanas dengan Israel.
Di kolom komentar, netizen pun menanti pernyataan Bella Hadid yang dianggap akan berpengaruh di tengah konflik ini.
“Bella aku merindukanmu, dan aku menunggu postinganmu mengenai hal-hal terbaru, karena aku tahu suaramu akan menjadi yang paling keras,” tulis netizen.
BERITA VIDEO: Janji Israel Membuat Serangan Balasan Sampai Mengenai RS Indonesia di Palestine
Model Victoria Secret Bella Hadid Buka Donasi untuk Banjir Bandang Pakistan
Di sisi lain, bencana banjir bandang yang menimpa Pakistan menyentuh hati Bella Hadid.
Bella Hadid membagikan video memilukan banjir bandang di Pakistan di instagramnya pada Kamis (1/9/2022).
Dalam video tersebut, terlihat seorang gadis menangis usai menjadi saksi mata sejumlah warga Pakistan yang tersapu banjir bandang yang terjadi pada 26 Agustus 2022 lalu.
Terlihat sejumlah anak-anak di Pakistan diselamatkan saat banjir bandang menerjang negara tersebut.
Seorang anak perempuan terlihat menangis histeris saat dievakuasi oleh seorang petugas polisi di Pakistan.
Gadis itu disebut telah menyaksikan sejumlah orang tersapu banjir bandang.
Baca juga: Kementerian Luar Negeri Mengabarkan WNI Selamat dari Banjir Bandang di Pakistan
Dalam unggahannya, Bella Hadid mengaku ingin berkontribusi dalam banjir bandang Pakistan.
“Menemukan cara untuk membantu Pakistan. Kirim ke aku jika kamu memiliki informasi lainnya,” tulis Bella Hadid.
Diketahui sebelumnya Pakistan dilanda banjir bandang yang mengerikan dan tak berkesudahan.
Akibat banjir yang terjadi, pada 26 Agustus 2022, Pakistan mengumumkan keadaan darurat nasional setelah hampir 1.000 orang tewas dalam peristiwa terhitung sejak Juni 2022.
Dikutip dari AlJazeera, Setidaknya ada lebih dari 30 juta orang terkena dampak dari banjir yang tejadi di negara yang termasuk kawasan Asia Selatan ini.
Sepertiga wilayah Pakistan bahkan tenggelam akibat banjir bandang tersebut.

Rusia Tawarkan Negosiasi Selesaikan Konflik Israel dan Palestina
Di sisi lain, serangan Hamas ke Israel berimbas pada perang antara Palestina dan Israel.
Hal itu membuat Rusia buka suara yang menyatakan enggan nurut dengan Amerika Serikat yang meminta untuk mengutuk serangan Hamas di Israel.
Amerika Serikat (AS) meminta 15 anggota PBB untuk mengecam keras Hamas.
Hal itu diungkapkan pihak AS dalam pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang digelar Senin (9/10/2023).
Namun diplomat senior AS Robert Wood menyebut tidak semua anggota menerima ajakan Amerika Serikat.
Dikutip dari laporan Al Jazeera, Robert Wood, menuding salah satu negara yang menolak mengecam serangan Hamas ialah Rusia.
“Anda mungkin bisa menemukan salah satunya tanpa saya harus mengatakan apa pun,” kata
Pada pertemuan itu, Rusia mengharapkan fokus yang lebih luas daripada mengutuk Hamas.
Baca juga: Rusia Disebut Ogah Nurut Amerika Serikat untuk Kecam Hamas di Pertemuan DK PBB
Namun demikian, Duta besar Rusia Vassily Nebenzia untuk PBB mendukung adanya gencatan senjata untuk menghentikan pertempuran.
Sambil gencatan senjata, Rusia menawarkan adanya negosiasi bermakna untuk menyelesaikan konflik Israel Palestina yang sudah berlangsung beberapa dekade.
“Pesan saya adalah untuk segera menghentikan pertempuran dan melakukan gencatan senjata serta melakukan negosiasi yang bermakna, yang telah disampaikan selama beberapa dekade oleh Dewan Keamanan PBB," kata Vassily Nebenzia, duta besar Rusia untuk PBB.
Menurut Rusia, serangan Hamas merupakan akibat dari masalah konflik Israel dan Palestina yang juga tidak kunjung diselesaikan.
“Ini sebagian disebabkan oleh masalah yang belum terselesaikan,” katanya.
Baca juga: Kim Jong Un Berencana Turun Gunung Bantu Rusia Lawan Ukraina
Sementara itu Uni Emirat Arab mengatakan pihaknya mengharapkan lebih banyak pertemuan DK PBB mengenai krisis ini.
“Saya pikir semua orang memahami bahwa saat ini, situasinya sangat memprihatinkan,” kata Duta Besar UEA Lana Zaki Nusseibeh.
Menurut Uni Emirat Arab solusi dua negara adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik ini.
“Banyak anggota Dewan percaya bahwa cakrawala politik yang mengarah pada solusi dua negara adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik ini,” katanya.
Diketahui konflik Israel dan Palestina kembali memanas pada Sabtu (7/10/2023). Hamas secara tiba-tiba melakukan serangan rudal ke pemukiman Israel.
Baca juga: Jenazah Wanita yang Diarak Hamas Ternyata Artis Tato asal Jerman, AS Kirim Kapal Perang ke Israel
Serangan tersebut kemudian dibalas oleh Israel ke Palestina. Dilaporkan hampir 1000 orang tewas akibat saling serang rudal tersebut.
PBB Gelar Pertemuan Tertutup Usai Palestina Israel Memanas
Seperti diberitakan sebelumnya bahwa Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) langsung melakukan pertemuan tertutup usai serangan Hamas ke Israel dan menguatnya konflik di Palestina.
Disebutkan bahwa Amerika Serikat telah meminta 15 anggota Dewan Keamanan PBB untuk mengecam keras Hamas.
Dikutip dari Al Jazeera pada Senin (9/10/2023) senior AS Robert Wood mengatakan tidak semua negara mau menuruti Amerika Serikat untuk mengutuk serangan Hamas.
Namun demikian, Amerika Serikat mengklaim lebih banyak negara yang mau mengutuk serangan tersebut.
“Ada banyak negara yang mengutuk serangan Hamas. Tentu saja tidak semuanya,” kata diplomat senior AS Robert Wood.
Baca juga: AS Harus Bekerjasama dengan Israel untuk Melacak Nomor Seri Senjata yang Digunakan Hamas
Amerika Serikat pun menuding Rusia salah satu negara yang tidak mendukung untuk mengecam Hamas. Hal ini seiring dengan hubungan Barat dan Rusia memburuk setelah invasi Ukraina.
“Anda mungkin bisa menemukan salah satunya tanpa saya harus mengatakan apa pun,” kata Wood.
Dewan tersebut bertemu selama sekitar 90 menit dan mendengarkan pengarahan dari utusan perdamaian Timur Tengah PBB Tor Wennesland.
Para diplomat mengatakan anggota yang dipimpin oleh Rusia mengharapkan fokus yang lebih luas daripada mengutuk Hamas.
Sebuah pernyataan perlu disepakati melalui konsensus.
Sementara itukata Vassily Nebenzia, duta besar Rusia untuk PBB mendukung adanya gencatan senjata untuk menghentikan pertempuran.
“Pesan saya adalah untuk segera menghentikan pertempuran dan melakukan gencatan senjata serta melakukan negosiasi yang bermakna, yang telah disampaikan selama beberapa dekade” oleh Dewan Keamanan, kata Vassily Nebenzia, duta besar Rusia untuk PBB.
Menurut Rusia, serangan Hamas merupakan akibat dari masalah konflik Israel dan Palestina yang juga tidak kunjung diselesaikan.
BERITA VIDEO: Perang Israel-Palestina Hari Ketiga, Lebih dari 1.000 Orang Tewas
“Ini sebagian disebabkan oleh masalah yang belum terselesaikan,” katanya.
Sementara itu Uni Emirat Arab mengatakan pihaknya mengharapkan lebih banyak pertemuan DK PBB mengenai krisis ini.
“Saya pikir semua orang memahami bahwa saat ini, situasinya sangat memprihatinkan,” kata Duta Besar UEA Lana Zaki Nusseibeh.
Menurut Uni Emirat Arab solusi dua negara adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik ini.
“Banyak anggota Dewan percaya bahwa cakrawala politik yang mengarah pada solusi dua negara adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik ini,” katanya.
Harus Bekerjasama dengan Israel untuk Melacak Nomor Seri Senjata yang Digunakan Hamas
Sementara di tengah perang antara Palestina dan Israel, tersiar kabar soal senjata yang dipakai Hamas.
Dikabarkan bahwa senjata yang dipakai Hamas untuk menyerang Israel ternyata buatan Amerika Serikat (AS)
Pihak Amerika Serikat pun menuding Ukraina dan Afghanistan yang memberikan rudal tersebut ke Hamas.
Tudingan tersebut dilontarkan anggota kongres Amerika Serikat Marjorie Taylor Greene seperti dikutip dari Tribunnews.com
Di akun twitternya, Taylor menyatakan tak habis pikir dengan kenyataan senjata bantuan tersebut disalahgunakan.
Taylor menjelaskan bahwa kemungkinannya senjata tersebut berasal dari Ukraina atau Afghanistan.
Namun tetapi yang jelas, artileri tersebut adalah senjata buatan Amerika Serikat.
Baca juga: VIDEO Panik Serangan Hamas, Warga Israel Penuhi Bandara Ben Gurion Untuk Tinggalkan Negaranya
"Washington dan Israel harus bekerjasama untuk menyelidiki asal-usul senjata itu," kata Taylor Greene pada Minggu (8/10/2023).
Taylor berujar bahwa senjata yang disita tersebut harus dilacak untuk menentukan sumbernya seperti dikutip Russia Today.
“Kita perlu bekerja sama dengan Israel untuk melacak nomor seri senjata AS yang digunakan Hamas melawan Israel. Apakah mereka berasal dari Afganistan? Apakah mereka berasal dari Ukraina? Kemungkinan besar jawabannya adalah keduanya,” tulis anggota kongres tersebut di platform media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Sejauh ini, belum ada bukti kuat yang mendukung klaim tersebut.
Namun, setidaknya satu video yang belum diverifikasi beredar secara online yang dimaksudkan untuk menunjukkan seorang militan Hamas “berterima kasih” kepada Ukraina atas persenjataannya.
Baca juga: Senjata yang Dipakai Hamas untuk Serang Israel Ternyata Buatan Amerika Serikat
Pihak Hamas memamerkan berbagai macam barang buatan Amerika Serikat, termasuk peluncur granat anti-tank M136 standar.
Diketahui Amerika Serikat telah mengucurkan bantuan militer dalam jumlah besar ke Ukraina selama lebih dari satu setengah tahun, mendukung Kiev dalam perjuangannya melawan Moskow.
Ukraina berulang kali menghadapi tuduhan penyalahgunaan dan penjualan persenjataan, dengan berbagai tawaran mulai dari senjata api hingga ranjau dan rudal anti-tank yang dipandu berulang kali muncul di jaringan gelap.
Sementara di Afghanistan, seluruh persenjataan tentara yang sekarang sudah tidak ada lagi.
Terlebih setelah Afghanistan jatuh ke tangan Taliban setelah kelompok Islam tersebut mengambil alih negara itu pada Agustus 2021.
BERITA VIDEO: Momen Tentara Palestina Ogah Sakiti Warga Sipil Israel saat Duduki Rumahnya
Rusia Disebut Ogah Nurut Amerika Serikat untuk Kecam Hamas
Di sisi lain, Rusia disebut ogah nurut dengan Amerika Serikat yang meminta untuk mengutuk serangan Hamas di Israel.
Dalam pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang digelar Senin (9/10/2023) Amerika Serikat telah meminta 15 anggota untuk mengecam keras Hamas.
Namun diplomat senior AS Robert Wood menyebut tidak semua anggota menerima ajakan Amerika Serikat.
Dikutip dari laporan Al Jazeera, Robert Wood pun menuding salah satu negara yang menolak mengecam serangan Hamas ialah Rusia.
“Anda mungkin bisa menemukan salah satunya tanpa saya harus mengatakan apa pun,” tuturnya.
Pada pertemuan itu, Rusia mengharapkan fokus yang lebih luas daripada mengutuk Hamas.
Namun demikian, Duta besar Rusia Vassily Nebenzia untuk PBB mendukung adanya gencatan senjata untuk menghentikan pertempuran.
Sambil gencatan senjata, Rusia menawarkan adanya negosiasi bermakna untuk menyelesaikan konflik Israel Palestina yang sudah berlangsung beberapa dekade.
Baca juga: PBB Gelar Pertemuan Tertutup Usai Palestina Israel Memanas, Amerika Serikat Ajak Kecam Hamas
“Pesan saya adalah untuk segera menghentikan pertempuran dan melakukan gencatan senjata serta melakukan negosiasi yang bermakna, yang telah disampaikan selama beberapa dekade” oleh Dewan Keamanan, kata Vassily Nebenzia, duta besar Rusia untuk PBB.
Menurut Rusia, serangan Hamas merupakan akibat dari masalah konflik Israel dan Palestina yang juga tidak kunjung diselesaikan.
“Ini sebagian disebabkan oleh masalah yang belum terselesaikan,” katanya.
Sementara itu Uni Emirat Arab mengatakan pihaknya mengharapkan lebih banyak pertemuan DK PBB mengenai krisis ini.
“Saya pikir semua orang memahami bahwa saat ini, situasinya sangat memprihatinkan,” kata Duta Besar UEA Lana Zaki Nusseibeh.
Menurut Uni Emirat Arab solusi dua negara adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik ini.
“Banyak anggota Dewan percaya bahwa cakrawala politik yang mengarah pada solusi dua negara adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik ini,” katanya.
Diketahui konflik Israel dan Palestina kembali memanas pada Sabtu (7/10/2023). Hamas secara tiba-tiba melakukan serangan rudal ke pemukiman Israel.
Serangan tersebut kemudian dibalas oleh Israel ke Palestina. Dilaporkan hampir 1000 orang tewas akibat saling serang rudal tersebut.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News
Kim Keon‑Hee Minta Maaf Saat Diperiksa Jaksa, Akui “Saya Hanya Orang Biasa” |
![]() |
---|
Momen Dahsyatnya Banjir Bandang Menyapu Lokasi Pemukiman di India |
![]() |
---|
Miris Puluhan Warga Palestina Ditembak Hingga Tewas dalam Serangan Udara Israel di Gaza |
![]() |
---|
Viral Foto Remaja di Gaza Hanya Memiliki Bb 25 Kg Akibat Blokade Israel |
![]() |
---|
Detik-detik New York Diguncang Gempa 3 SR, Bersiap Gempa Susulan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.