Narkoba

Zul 'Zivilia' Jadi Kurir Narkoba Jaringan Fredy Pratama di Sulsel, Terima Rp 4 Juta Selama 7-8 Bulan

Brigjen Mukti Juharsa mengatakan bahwa peran Zul adalah mengedarkan narkoba dari jaringan Fredy Pratama untuk wilayah Sulawesi Selatan.

Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Sigit Nugroho
Warta Kota/Ikhwana
Brigjen Mukti Juharsa mengatakan bahwa peran Zul adalah mengedarkan narkoba dari jaringan Fredy Pratama untuk wilayah Sulawesi Selatan. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Narapidana narkoba sekaligus penyanyi Band Zivilia, Zulkifli alias Zul Zivilia disebut menjadi kurir narkoba jaringan Fredy Pratama di Sulawesi Selatan.

Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa mengatakan bahwa peran Zul adalah mengedarkan narkoba dari jaringan Fredy di wilayah tersebut.

"Jadi kaki tangannya Fredy Pratama. Dialah yang direkrut Fredy untuk jadi kurir di Sulawesi Selatan (Sulsel)," kata Mukti kepada wartawan, Jumat (6/10/2023).

Mukti berujar bahwa Zul sudah menjadi kaki tangan Fredy selama kurang lebih enam bulan.

"Sudah lama, ya. Kurang lebih enam bulan sebelum (ditangkap) sudah jadi kaki tangannya Fredy," ujar Mukti.

Adapun yang telah diedarkan Zul seperti sabu sebanyak 30 kilogram serta ekstasi sebanyak 23.000 pil.

Di balik jeruji besi, Zul masih terima uang jutaan dari hasil peredaran tersebut.

Baca juga: Selesai Diperiksa, Zul Zivilia Mengaku Kenal dengan Bandar Narkoba Fredy Pratama

"Dia di dalam sel pun, menerima uang sebanyak Rp 4 juta, kurang lebih 7 bulan atau 8 bulan dari Fredy Pratama," ucap Mukti.

Zul mengaku berkomunikasi dengan Fredy melalui aplikasi Blackberry Messenger (BBM).

"Lewat BBM, (aplikasi) BBM Messenger. Pengakuan dia selama 7-8 bulan," kata Mukti.

Komunikasi dengan Fredy terjalin sejak Zul awal-awal dipenjara.

Kini, Mukti mengatakan komunikasi Zul dengan Fredy sudah terputus.

"Keuangan putus, dia putus (komunikasi)," tutur dia.

Diberitakan sebelumnya, narapidana narkoba sekaligus penyanyi band Zivilia, Zulkifli alias Zul Zivilia mengaku mengenal jaringan bandar narkoba, Fredy Pratama.

Baca juga: Dalami Jaringan Bandar Narkoba Fredy Pratama, Bareskrim Polri Periksa Penyanyi Zul Zivilia

Hal itu disampaikan Zul saat diperiksa penyidik Dittipidnarkoba Bareskrim Polri sebagai saksi di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Kamis (5/10/2023).

Ia mengaku perkenalannya dengan Fredy kala dirinya terlibat dalam kasus peredaran narkotika.

"Kenal, kenal. Tahu, tahu. Kenal lama," kata Zul.

Dalam pemeriksaan hari ini, Zul mengaku dicecar sebanyak 30 pertanyaan.

"Saya sudah memberikan keterangan yang sejelas-jelasnya dan sangat terang sekali tentang Fredy Pratama," jelas Zul.

BERITA VIDEO: Pakai Tas Boneka Kaesang Pangarep Kunjungi Kantor PP Muhamadiyah

"Dan tidak ada satu pun yang saya tutup-tutupi untuk membantu mengungkap kasus Fredy Pratama ini," lujar Zul.

Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Mukti Juharsa mengatakan, pihaknya menjemput Zul dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) untuk diperiksa di Bareskrim Polri pada Rabu (4/10/2023) malam.

"Ya, Zul kami jemput tadi malam ya. Kami pun jemput dari Lapas. Pertanyaannya 30 ya," ujar Mukti kepada wartawan.

Pemeriksaan Zul, kata Mukti, karena Zul terlibat langsung dalam jaringan bandar narkoba Fredy.

Satgas Narkoba Polri Tangkap 5 Tersangka Baru Jaringan Fredy Pratama

Sementara itu, Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Penyalahgunaan dan Peredaran Narkoba Polri menangkap lima tersangka baru jaringan bandar narkoba Fredy Pratama.

Menurut Kasatgas sekaligus Wakabareskrim Polri Irjen Asep Edi Suheri, kelima tersangka tersebut berinisial MBS, A, H, NU, dan DAK.

"5 tersangka yang baru ditangkap sebagai berikut, yang pertama TPA (tindak pidana asal) inisial MBS berperan sebagai kurir narkotika jenis sabu jaringan FP," ujar dia.

Sedangkan para tersangka lainnya berperan sebagai penerima dan pengelola uang dengan aset hasil penjualan narkotika jaringan Fredy.

"Sehingga total tersangka yang ditangkap Satgas Penanggulangan Narkoba Polri (terkait jaringan Fredy) sebanyak 44 tersangka," katanya.

Baca juga: Selebgram Angela Lee Diperiksa Terkait Kasus TPPU Jaringan Bandar Narkoba Fredy Pratama

Ia menuturkan, total penyitaan aset tambahan dari tersangka baru yang ditangkap dari jaringan Fredy, yakni senilai Rp75,62 miliar.

"Dengan rincian 20 unit tanah senilai Rp 44 miliar, 18 unit kendaraan senilai Rp 70,8 miliar, uang tunai Rp 22 miliar, dan barang mewah lain hingga perhiasan senilai Rp 1,82 miliar," tutur dia.

Diketahui, Satgas Penanggulangan Penyalahgunaan dan Peredaran Narkoba Polri ini dibentuk sebagai tindaklanjut arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) perihal kasus narkotika di Indonesia pada 21 September 2023.

Pengungkapan dari pengembangan jaringan bandar narkoba Fredy itu dilakukan selama rentang waktu 10 hari bertugas hingga 31 September 2023. 

Diberitakan sebelumnya, dalam jaringan Fredy sudah menetapkan 39 orang sebagai tersangka.

Dengan rincian 12 tersangka sudah tahap dua, 7 tersangka berkasnya sudah lengkap atau P21.

Lalu 12 tersangka masih dalam proses pemberkasan, dan delapan tersangka dalam proses penyidikan. 

Kerja sama kepolisian Thailand 

Polri masih terus berusaha menangkap bandar besar narkoba jaringan Internasional, Fredy Pratama alias Miming alias Cassanova.

Dalam usahanya menangkap Fredy, Polri dibantu oleh Kepolisian Thailand.

Demikian dikatakan oleh Kadiv Hubungan Internasional (Hubinter) Polri, Irjen Krishna Murti.

Krishna mengatakan bahwa pihak Kepolisian Thailand juga membentuk tim guna mencari Fredy, selain Polri.

Bareskrim Polri menduga Fredy yang mendapat julukan Escobar Indonesia itu berada di Thailand.

"Sudah dibentuk tim oleh Kepolisian Thailand (untuk pencarian Fredy)," kata Krishna kepada wartawan, Selasa (26/9/2023).

Krishna berujar bahwa Polri juga bekerja sama police to police termasuk dengan otoritas Thailand untuk melakukan pencarian terhadap Fredy.

"Dijelaskan oleh mereka (Polisi Thailand), saya bahkan memimpin langsung ke sana, dua tim diturunkan," ujar Krishna.

Baca juga: Harun Masiku Bebas Berkeliaran, Irjen Krishna Murti Bantah: Pernah keluar dan Bukan Keluar Masuk

Satuan kewilayahan dari berbagai Kepolisian Daerah (Polda) juga dilibatkan, yaitu Polda Lampung, Polda Banten, dan yang ada di Kalimantan.

Krishna menerangkan bahwa saat ini Fredy merupakan buronan utama Polri.

"Dia adalah salah satu tokoh yang berdasarkan dari Bareskrim menjadi buronan utama saat ini," terang Krishna.

Fredy Pratama Rekrut Tukang Bakso

Sementara itu, Fredy Pratama merekrut anak buah dari berbagai kalangan.

Bukan hanya selegram dan perwira polisi, tapi juga seorang penjual bakso.

Fredy yang juga dikenal dengan sebutan The Secret bahwa mewawancara langsung calon anak buahnya.

Hal tersebut diungkapkan oleh Fajar Reskianto, anggota jaringan Fredy Pratama alias Miming alias The Secret alias Koko Malaysia dalam sidang yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Tanjung Karang, Senin (25/9/2023).

Dalam sidang dengan agenda mendengar keterangan terdakwa itu, Fajar mengaku berasal dari Surabaya, Jawa Timur.

"Dari Surabaya, Yang Mulia, kerja bantu orangtua jualan bakso," kata Fajar, Senin siang seperti dilansir Kompas,com.

Fajar menyebutkan mendapat informasi menjadi kurir dari seorang temannya yang kemudian memberikan pin BBM (BlackBerry Messenger) Fredy Pratama.

Wawancara langsung

"Saya disuruh download BBM (BlackBerry Messenger) terus invite pin The Secret," kata Fajar.

Pada sidang yang dipimpin oleh Ketua Majelis Hakim Hendro Wicaksono itu, terdakwa Fajar menyebut hanya dua kali berkomunikasi dengan "The Secret" alias Fredy Pratama.

Komunikasi pertama Fajar dihubungi oleh Fredy Pratama alias The Secret untuk menjadi kurir sabu-sabu setelah meng-invite pin BBM sang gembong.

Fajar mengaku tidak tahu nama asli "The Secret". Dia berulangkali menyebut nama samaran Fredy Pratama itu.

"Ditanya sama The Secret, 'kamu benar mau kerja?" kata Fajar.

"Siapa The Secret ini?" tanya hakim anggota Rakhmad Fajeri.

"Saya cuma tahu namanya The Secret, Koko Malaysia," jawab Fajar.

Komunikasi kedua terjadi pada Maret 2023 lalu, saat itu Fredy Pratama mengatakan ada pekerjaan untuk mengambil sabu-sabu dan Fajar diperintahkan pergi ke Lampung.

"Terus dikasih pin BBM operator KIF (KIF alias Rivaldo), KIF yang mengendalikan, mengatur saya di sini," kata Fajar.

Untuk ongkos dan uang operasional selama di Lampung, Fajar mengatakan KIF mentransfer uang sebesar Rp 10 juta.

"Ditransfer ke nomor BRI Link pas saya di Surabaya," kata dia.

BERITA VIDEO: Dua Kurir Narkoba Bawa Sabu 1,5 Kilogram Dibekuk Polisi

Perwira polisi dan selegram

Diberitakan sebelumnya, jaringan internasional peredaran narkoba yang dijalankan oleh Freddy Pratama berlangsung secara ketat.

Direktur Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Lampung Komisaris Besar (Kombes) Erlin Tangjaya mengatakan aturan ini wajib dijalankan oleh setiap kurir saat proses transaksi terjadi.

"Pemesanan hotel harus pakai aplikasi Traveloka," kata Erlin di Mapolda Lampung, Jumat (15/9/2023).

Erlin mengatakan peraturan ketat jaringan ini mulai dari penggunaan aplikasi untuk berkomunikasi, nomor ponsel, hingga penggunaan ojek online.

Sebelumnya Fredy juga berhasil memengaruhi seorang polisi yakni mantan Kepala Satresnarkoba Polres Lampung Selatan Ajun Komisaris Polisi (AKP) Andri Gustami.

Dalam pengakuannya kepada penyidik, AKP Andri mengaku pernah meloloskan 100 kg sabu milik Fredy Pratama.

Selebgram asal Makasar Nur Utami juga terseret pada jaringan narkoba Fredy Pratama. Dia diduga terlibat dalam upaya pencucian uang milik sang suami yang masih buron.

Sang suami diduga adalah bagian dari jangan The Secret.

Polisi juga menangkap selebgram asal Palembang Adelia Putri Salma.

Sama halnya dengan Nur Utami, Adelia diduga ikut terlibat dalam pencucian uang hasil kejahatan Fredy melalui sang suami.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved