HUT TNI

Puluhan Orang Tertahan di Gerbang Timur Monas, Marni Ingin Lihat Terjun Payung pada HUT TNI ke-78

Puluhan warga kecewa tidak bisa masuk ke areal pelaksanaan HUT TNI ke-78 tahun di Monas, Kamis (5/10/2023).

Penulis: Miftahul Munir | Editor: Sigit Nugroho
WartaKota/Miftahul Munir
Upacara HUT ke-78 TNI di Monas, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (5/10/2023). 

Presiden Jokowi Beri Amanat Hadapi Pemilu 2024: Padamkan Percikan Sekecil Apa pun

Selain itu, Presiden Jokowi meminta prajurit TNI untuk selalu waspada jelang Pemilu 2024.

Seperti diketahui, jelang Pemilu dan Pilpres 2024 diprediksi suhu politik bakal memanas.

Baca juga: Kumpulan Link Twibbon HUT ke-78 TNI Dilengkapi Ucapan Selamat Cocok Dibagikan di Media Sosial

Tiap kubu akan menggunakan segala cara supaya bisa menang, alhasil gesekan di masyarakat tentu makin kuat.

Hal ini tak diinginkan oleh Jokowi, karena bisa memecah belah bangsa, seperti yang pernah terjadi saat Pilkada DKI Jakarta 2017.

Presiden Jokowi meminta TNI terus menjaga stabilitas dan kedamaian bangsa memasuki tahun politik.

"Kita kini telah memasuki tahun politik. Saya minta tetap jaga betul kondisi damai, segera padamkan percikan sekecil apa pun," kata Jokowi.

Baca juga: Pernah Izinkan Keturunan PKI jadi Prajurit TNI, Andika Perkasa Dinilai Layak jadi Cawapres

Presiden meminta TNI memberi pemahaman kepada masyarakat bahwa dalam Pemilu, perbedaan pilihan akan selalu ada.

Namun, perbedaan pilihan jangan sampai mengoyak persatuan dan kesatuan bangsa.

"Berikan pemahaman kepada masyarakat bahwa beda pilihan itu wajar, menang dan kalah itu juga wajar," katanya.

Oleh karena itu Presiden meminta agar TNI terus menjaga sinergitas dengan Polri dalam menjaga keamanan dan kedaulatan bangsa.

Selain itu juga meminta TNI dan Polri tetap menjaga netralitasnya.

Baca juga: Ketua Bawaslu RI Temui Panglima TNI, Waswas Netralitas TNI-Polri di Pemilu 2024

"Tetap pelihara watak ksatria. Selalu jadikan sapta marga dan sumpah prajurit pegangan dalam bertindak," pungkasnya.

TNI merupakan sebuah organisasi yang dulunya bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR) dan berubah nama menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada 5 Oktober 1945.

Kemudian, berganti nama lagi menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) guna menyesuaikan susuan dasar militer internasional dan pada 3 Juni 1947 presiden mengesahkan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved