Malpraktik

BREAKING NEWS: Bocah 7 Tahun yang Alami Mati Batang Otak Setelah Operasi Amandel Meninggal Dunia

Bocah 7 tahun inisial A yang mengalami mati batang otak usai jalani operasi amandel meninggal dunia.

Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Sigit Nugroho
WartaKota/Ramadhan LQ
Pengacara keluarga bocah 7 tahun inisial A yang alami mati batang otak usai jalani operasi amandel, membuat laporan ke Polda Metro Jaya, Senin (2/10/2023). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pengacara Cahaya Christmanto Anak Ampun mengabarkan bahwa bocah 7 tahun inisial A yang mengalami mati batang otak usai jalani operasi amandel meninggal dunia.

Christmanto merupakan keluarga bocah berinsial A tersebut.

"Iya, tadi saya telepon (orangtuanya) dari jam 5, belum angkat-angkat," kata Christmanto saat dihubungi, Senin (2/10/2023).

"Lalu, saya tunggu di grup WA orangtua A, Pak Albert langsung menyampaikan bahwa anaknya sudah berpulang," ujar Christmanto.

Namun, Christmanto belum mengetahui pasti pukul berapa A meninggal dunia.

"Saya belum tahu, saya tanya di grup. Pastinya mungkin beberapa jam yang lalu, saya baca di grup WA," ucap Christmanto.

Baca juga: Bocah 7 Tahun Mati Batang Otak Usai Operasi Amandel, Orang Tua Polisikan RS Atas Dugaan Malapraktik

Dihubungi terpisah, orangtua A bernama Albert Francis (38) membenarkan anaknya telah meninggal dunia.

"Betul, anak saya sudah meninggal dunia pada pukul 18.45 WIB tadi," terang Albert.

Diberitakan sebelumnya bahwa kasus bocah 7 tahun inisial A yang mengalami mati batang otak usai jalani operasi amandel dilanjutkan ke proses hukum.

Orangtua A melaporkan insiden itu ke Polda Metro Jaya.

Laporan itu dibuat oleh pengacara keluarga korban, Cahaya Christmanto Anak Ampun.

Baca juga: Bocah 7 Tahun yang Alami Mati Batang Otak usai Operasi Amandel Dikabarkan Meninggal Dunia

Christmanto mengatakan bahwa pihaknya melaporkan dugaan malapraktik yang dilakukan oleh pihak rumah sakit (RS).

"Kami sudah mendapatkan surat kuasa dari orangtua dari korban yang diduga ada tindak pidana malpraktek, baik itu kelalaian," kata Christmanto kepada wartawan, Senin (2/10/2023).

Laporan sudah teregister dengan nomor LP/B/5814/IX/2023/SPKT POLDA METRO JAYA tanggal 29 September 2023.

Baca juga: Bocah 7 Tahun Mati Batang Otak Usai Operasi Amandel, Orang Tua Polisikan RS Atas Dugaan Malapraktik

Christmanto berujar bahwa total ada delapan orang yang dilaporkan dalam kasus tersebut, termasuk para dokter hingga direktur rumah sakit.

"Di LP kami, kami ada melaporkan sekitar 8 orang terlapor. Itu sudah meliputi dokter yang terkait yang melakukan tindakan," ujar Christmanto.

"Mulai dari dokter anestesi, dokter THT, spesialis anak sampai dengan direktur rumah sakit tersebut," ucap Christmanto.

Dijelaskan Christmanto, kasus berawal saat kliennya memiliki dua orang anak berinisial A (7) dan J (10) untuk sama-sama menjalani operasi amandel di rumah sakit itu, Selasa (19/9/2023).

Yang pertama menjalani operasi adalah A, kemudian barulah sang kakak.

Baca juga: Sarwendah Divonis Kena Penyakit Berkaitan Batang Otak, Ini 3 Kemungkinan yang Terjadi

"Keduanya ini ada penyakit amandel, gangguan pernapasan lah, yang mana akan dilakukan tindakan untuk operasi, amandel itu kan masih kategori operasi ringan," tutur Christmanto.

"2-3 jam operasinya, lalu selesai masih dalam kondisi kena bius, masih belum sadarkan diri. Lalu dioperasi lah abangnya, begitu dioperasi dilakukan tindakan selesai dan beberapa jam kemudian sudah bisa sadarkan diri," papar Christmanto.

Kemudian, A masih tidak sadarkan diri hingga akhirnya pihak rumah sakit melakukan segala upaya, tetapi hasilnya tetap sama.

Akhirnya, pihak dokter mendiagnosis A mengalami mati batang otak, tepatnya pada 26 September 2023.

"Kan ini sungguh sekali, dari operasi amandel lari ke batang otak. Ini saya bilang ada kelalaian, ada kealpaan yang mana kami duga ada tindak pidana yang dilakukan di sini," jelas Christmanto. 

BERITA VIDEO: Momen Keseruan Sri Mulyani Asyik Tampil dan Ajak Selfie Sejumlah Menteri di Catwalk Istana Berbatik

"Situasi anak enggak bisa ditinggal, karena semakin hari kondisinya semakin kritis. Kedua nafasnya sekarang tinggal satu. Bisanya cuman membuang doang, kalau menghirup dibantu tenaga mesin," tutur Christmanto.

Pihak keluarga sempat melakukan somasi terhadap pihak rumah sakit, tapi tidak ditanggapi.

"Somasi kami tanggal 27, di sini kami meminta ke pihak RS untuk melakukan tindakan-tindakan cepat untuk melakukan tindakan rujuk secepatnya, tapi itupun tidak direspons," jelas Christmanto

Akhirnya, pihak keluarga memutuskan untuk membuat laporan ke Polda Metro Jaya karena dugaan malapraktik oleh rumah sakit.

Christmanto juga berkoordinasi dengan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya untuk segera diselidiki karena sifatnya urgen.

"Karena kondisi anak saat ini semakin hari semakin dan sampai saat ini juga pihak RS belum melakukan rujuk. Ini sudah memasuki hari ke-11," papar Christmanto.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved