Kisah Inspiratif

Kisah Laurend Hutagalung, Nekat Tantang Pengendara Lawan Arah hingga Dikepung Puluhan Driver Ojol

Kisah Laurend Hutagalung, Tantang Pengendara Lawan Arah hingga Dikepung Puluhan Driver Ojol. Berikut Wawancara Esklusif Warta Kota

Penulis: Nurmahadi | Editor: Dwi Rizki
Warta Kota
Jurnalis Warta Kota Nurmahadi bersama YouTuber Laurend Hutagalung di Ocean Fitne Center, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat pada Senin (11/9/2023) 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pengendara melawan arah jamak ditemui di kota-kota besar Tanah Air termasuk di Jakarta.

Berbagai macam alasan dilontarkan pengendara yang melanggar lalu lintas tersebut.

Alasan terbanyak karena u turn atau putaran balik dianggap terlalu jauh dibandingkan melawan arah "menantang maut".

Khusus di Jakarta, Laurend Hutagalung membuat konten edukasi untuk mengingatkan pengendara yang melawan arah lewat YouTube Laurend Hutagalung TV miliknya.

Tak jarang, Laurend dan kawan-kawannya terlibat cekcok hingga adu jotos.

Seperti yang terjadi ketika Laurend membuat konten di Kawasan Tebet, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Kepada Warta Kota, Laurend bercerita terkait alasannya membuat konten edukasi pelanggaran lalu lintas, salah satunya mencegat pemotor lawan arah. Berikut petikan wawancara eksklusif Warta Kota dengan YouTuber Laurend Hutagalung, di Ocean Fitne Center, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat, Senin (11/9/2023):

Apa motivasi Anda membuat konten mencegat pengendara yang melawan arah?

Lebih ke jengkel dan gereget.

Tapi sebenarnya YouTuber yang saya kenal sudah melakukan ini sebelumnya yaitu Komtung, Kukuh (Adi) dan yang di Medan bang Jis.

Mereka meredup tapi saya tanya-tanya ke mereka, alasannya (berhenti) karena mereka berjuang sendiri, kurang rapi.

Nah awal kemunculan kami (Laurend Hutagalung TV) karena Januari (2023) itu ada kecelakaan lawan arah, tangannya (korban) patah.

Kami sempat menolong.

Kejadian lain, saya mau lewat zebra cross susah banget, enggak ada space (ruang).

Kemudian ada mention nih, isinya diminta bikin konten kaya si Kukuh.

Saya jawabnya saya juga masih melawan arah (kalau berkendara).

Setelah itu saya berpikir lagi, kok makin banyak yang melawan arah dan saya ingat kecelakaan yang sampai tangan korban patah.

Akhirnya saya buat konten yang pertama itu tentang zebra cross, dan selanjutnya ke lawan arah.

Di kolom komentar banyak yang menulis, "Itu mah konten doang".

Akhirnya saya buktikan, kami konsisten, karena ini bukan sekadar konten yang orang berdiri 30 menit dapat konten.

Kami buktikan tiga sampai empat jam.

Baca juga: Berkat Cak Imin, Survei Anies Versi Indo Riset Melejit, Pengamat: Gembok Jatim dan Jateng Terbuka

Baca juga: Viral Video Kader Partai Demokrat Nyatakan Diri Dukung Anies Baswedan, Ternyata Ini Alasannya

Laurend Hutagalung bersama rekannya dikepung driver ojol di Tebet, Jakarta Selatan pada Selasa (15/8/2023).
Laurend Hutagalung bersama rekannya dikepung driver ojol di Tebet, Jakarta Selatan pada Selasa (15/8/2023). (Kompas.com)

Jalan mana saja yang didatangi untuk membuat konten mencegat pengendara melawan arah?

Puluhan titik ya.

Pertama itu di Buaran, baru sapu bersih di Kalimalang, di Curug, pada akhirnya banyak mention.

Lalu kami lakukan di Cengkareng, Tebet, Jatipadang, dan ke Medan juga saya pernah, dan ricuh juga.

Tindakan apa yang digunakan untuk menegur pengendara melawan arah?

Ya tentunya selalu humanis dulu kan karena tipe pengendara pelawan arah ini ada tiga.

Pertama tipe mau dibilangin dan dia sportif mengakui kesalahannya.

Kedua tipe mau dibilangin tapi ngedumel, ngeyel, tapi pada akhirnya kembali ke jalur yang benar.

Hampir 90 persen ini tipe satu dan dua.

Nah 10 persennya tipe ketiga yaitu pemotor yang ngeyel, ngotot dan galak.

Di situlah kami berusaha mengimbangi.

Tapi yang ditangkap netizen (warganet) yang enggak suka, kami arogan.

Sebetulnya karena ngimbangin itu tadi, kami mesti tegas.

Padahal kami di lapangan itu deg degan.

Ya ada juga yang mengapresiasi menilai konten kami positif.

Anda ini kan sipil, kenapa lebih galak dari aparat?

Kami enggak pakai beban, hanya warga biasa, dan mereka yang melawan arah juga sipil, jadi enggak ada bedanya kan.

Lu galak ya gua galak.

Soal kasus di Tebet, pangkal masalahnya bagaimana?

Waktu itu ada salah satu oknum pengacara, dia berboncengan dengan anak istri, mau lewat dan warga situ.

Ya kami keluarkan lah Undang-Undang (UU).

Dia bilang enggak ada legal standing, ya memang enggak ada, cuma kami mengambilnya UU, pasalnya saya lupa.

Intinya setiap warga bisa ikut berpartisipasi dalam (menjaga) ketertiban.

Terus kami mau ajak debat biar enggak macet, dia bilang enggak ada guna.

Menurut kami justru dia oknum pengacara harusnya memutar balik, lawan arah itu kan salah.

Karena kami menegur, naik nada, akhirnya (hal itu) yang ditangkap driver ojol (ojek online), bahwa kami membentak si anak pengacara itu.

Ada oknum provokator yang ingin membubarkan, akhirnya ricuh.

Lalu dinarasikan kami mencekik warga, itu yang terus dibumbui, sama ratusan ojol yang ada di situ.

Konten Anda menyasar orang yang terbiasa melawan arah. Adakah terbesit rasa takut?

Sebagai manusia normal pasti ada rasa takut, kan itu normal, kapan mental kena, kapan naik lagi.

Kalau berani bukan manusia namanya.

Jadi ketika saya lagi sendiri, jiwa intelijen berputar, hal wajar karena kami banyak haters, tapi bawa dalam doa saja, Tuhan yang menentukan.

Kami banyak yang dukung juga, dan kadang-kadang, kami nongkrong sama ojol.

Memang dalam konten itu kami kelihatan garang, tapi di luar itu kami merangkul. 

Tak Cuma Konten tapi Pakai Hati Nurani

Warganet menilai konten edukasi mengingatkan pengendara melawan arah yang dibuat Laurend Hutagalung dan kawan-kawannya hanya untuk mengejar cuan.

Namun, hal itu dibantah Laurend.

Ia menjelaskan alasan utamanya bersusah payah mengedukasi para pengendara yang salah.

Berikut wawancara eksklusif seri terakhir Warta Kota dengan Laurend, pemilik akun YouTube Laurend Hutagalung TV:

Kadang untuk mengimbangi pengendara yang ngeyel, Anda dan tim mengeluarkan teguran bernada tinggi. Apakah hal itu efektif untuk membuat efek jera?

Sebetulnya begini, saya pernah mengalami pengalaman di jalanan.

Waktu itu saya bawa mobil tiba di perlintasan lampu lalu lintas.

Saya sudah melewati marka zebra cross.

Mestinya (belok) kiri langsung, nah yang di belakang sudah mengklakson, sementara lampu lalu lintas menyala merah.

Saya stres, bingung, akhirnya saya maju, terus mobil saya ditendang, saya dimaki-maki.

Di situ mental saya kena, terngiang-ngiang sampai tidur.

Saya lalu bertekad enggak boleh salah lagi dalam berkendara.

Berdasarkan pengalaman itu, ke teman-teman saya menyampaikan kalau ada pelawan arah yang ngotot, "mentalin" duluan si pelawan arah.

Maksudnya untuk menyadarkan mereka.

Selama membuat konten, alasan terbanyak apa yang disampaikan pengendara yang melawan arah?

Alasan paling klasik adalah ingin cepat, alasan kedua dia warga situ, dan sudah biasa lalu kami bilang, "Pak hal yang salah itu jangan dibiasakan".

Lalu ada yang menyebut kenapa tidak dicegah sebelum pengendara melawan arah.

Kami maksudnya untuk mengingatkan, mengedukasi setelah mereka berbuat salah.

Apakah ada perubahan perilaku masyarakat berkat konten yang tim Anda buat?

Sebenarnya ini sinergi kami dengan pihak kepolisian.

Ketika ada impact, baik dari pemerintah setempat, atau aparat kepolisian, mereka otomatis akan melakukan razia di lokasi tersebut.

Kalau dari masyarakat, saya melihat di kolom komentar ada yang merasa malu untuk melawan arah.

Tapi enggak tahu ya itu ucapan benar atau enggak.

Berapa kru yang turun setiap membuat konten?

Biasanya kami lima sampai tujuh orang.

Kalau lokasinya agak ramai, saya turunkan 10 orang, biar ada yang mem-back up, minimal ada teman, kalau relawan sendiri, ada 150 orang di seluruh Jabodetabek

Pernah mendapat ancaman?

Kalau verbal iya, seperti, "Awas lu ya, gua tandain lu".

Kadang saya jawab, "Iya gua tungguin" karena jangan sampai ada ketakutan.

Dia nyolot, kami nyolotin lagi.

Kemudian intimidasi tarik kerah baju, dan lain-lain.

Apakah saya kapok? selama ada mention, saya akan tetap bikin, tapi memang sempat ada pikiran untuk selesai lah bikin konten begini.

Banyak yang menilai, "Cuan lu, nyari uang doang lu".

Padahal teman saya juga berkecukupan, dia punya bisnis (perumahan).

Saya sendiri punya usaha dan cukup untuk membiayai hidup.

Buat kami enggak sekadar cuan, sebab konten ini ada karena ada panggilan dan terketuk hati saya, bukan hanya soal adsense.

Apa yang Anda dan tim harapkan dengan konten ini?

Minimal dari skala 100, ada kesadaran 20 persen.

Memang indikatornya susah ya, tapi di tiap tempat ada impact, perubahan, kesadaran diri sendiri, mau sampai kiamat kalau enggak sadar, pola perilakunya enggak akan berubah.

Makanya saya berharap ayolah tertib berlalu lintas. Kalau ditegur tahu diri, sportif dan mengakui kesalahan

Terakhir, bisa dijelaskan soal profil Anda pribadi?

Awalnya saya itu pemain bola, Porda di Sumut (Sumatera Utara).

Saya juga sampai mengambil jurusan olahraga, dan akhirnya saya nge-gym karena cedera lutut kan (efek sepak bola).

Nge-gym itu untuk mengobati lutut saya, tapi makin hari, badan saya makin jadi, itu awal mulanya.

Di tahun 2007 sampai 2008 itu saya ikut event L Men, juara.

Tahun 2010 juara lagi.

Saya dianugerahi Tuhan genetik tubuh yang bagus.

Hanya dua tahun latihan, badan saya sudah jadi, akhirnya keterusan sampai sekarang.

Saya ikut berbagai kejuaraan nasional dan ke luar negeri juga.

Sekarang pun sedang persiapan ke luar negeri.

Selain itu, saya pelatih muay thai, memilih muay thai karena saya basic-nya karate kan.

Terus dulu happening banget tuh pelatih muay thai, kenapa enggak saya tambah value saya kan.

Untuk asal, saya dari Medan dan pindah ke Jakarta tahun 2010.

Sekarang tinggal di Jatiasih, Bekasi.

Nah saya ada rencana bertanding di Filipina membawa nama Indonesia.

Mohon doanya, harapan berjalan sehat, kemudian nanti sampai hari H bisa mendapat hasil yang terbaik.

Baca Berita Warta Kota lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved