Berita Video

VIDEO Gus Yahya Sindir Untuk Tokoh Politik dan Pejabat Yang Ngaku “Paling NU”

Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya meminta agar tidak ada satu pun calon presiden maupun calon wakil presiden mengatasnamakan NU dalam Pilpres 2024.

Penulis: Joanita Ary | Editor: Fredderix Luttex

WARTAKOTALIVE.COM – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya meminta agar tidak ada satu pun calon presiden maupun calon wakil presiden mengatasnamakan NU dalam Pilpres 2024.
Gus Yahya juga sempat menyindir orang-orang terutama tokoh-tokoh politik yang dengan sengaja mengaku-ngaku atau memanfaatkan identitas ke-NU-annya untuk modal politik maju dalam pemilu.


Hal ini disampaikan oleh Gus Yahya pada acara bedah buku yang ditulisnya, berjudul "Perjuangan Besar Nahdlatul Ulama", di Asrama Haji Pondok Gede, Selasa (19/9/2023).
Dalam hal ini Gus Yahya sekaligus mengamati terkait hal-hal apa saja yang perlu dikembalikan para nahdliyyin dalam ber-NU, yaitu untuk mencapai ridha Tuhan (mardatillah).
"Kalau kita ikhlas untuk taat kepada guru-guru, kepada para masyayikh, melalui NU ini, kita yakin ini jadi mardatillah," ucap Gus Yahya.

Baca juga: VIDEO Hujan Lebat Berpotensi di 15 Wilayah ini pada Rabu, 20 September 2023


"Ini yang paling menurut saya krusial. Kenapa, karena NU sudah berkembang begitu besar sehingga jadi sumber leverage yang luar biasa," katanya lagi.
Dilansir dari Kompas TV seperti dalam konsep bisnis, leverage yang dimaksud adalah mengacu pada keadaan saat seseorang meminjam sesuatu untuk menjadi modal yang bisa membawa keuntungan bagi usahanya.

Baca juga: Refleksi Anies Menyentuh Hati, Mahasiswa UGM Akui Merinding-Kepingin Nangis Teringat Pesan Orangtua


"Sekarang ini, orang yang mengaku NU saja bisa jadi anggota DPR, bisa jadi bupati, bisa jadi calon, paling enggak wakil presiden, hanya dengan ngaku NU. Ini leverage yang luar biasa," jelas Gus Yahya.
"Maka penting untuk menjernihkan kembali soal ini. Jangan sampai, orang ber-NU ambil untung dari leverage-leverage ini. Jadi harus dikembalikan. Ini soal bagaimana membangun, memelihara, dan mengembangkan peradaban ikhlas yang sudah diwariskan kepada kita," ucapnya lagi.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved