Pilpres 2024

Cerita Cak Imin Kecewa dan  Sebut Tidak Ada Kejelasan Selama Bersama Prabowo

Cerita Cak Imin Kecewa dan  Sebut Tidak Ada Kejelasan Selama Bersama Prabowo

Editor: Joanita Ary
Warta Kota/Yolanda Putri Dewanti
Cerita Cak Imin Kecewa dan Sebut Tidak Ada Kejelasan Selama Bersama Prabowo 

WARTAKOTALIVECOM, Jakarta -- Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengungkap alasan PKB memisahkan diri atau keluar dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang beranggotakan Partai Gerindra, Golkar, dan PAN.

Cak Imin menerangkan hal yang paling utama dari langkah PKB keluar adalah soal nasibnya di koalisi tersebut.

Dalam sambutannya di acara Silaturahmi dengan Kiai dan Ibu Nyai, di Ponpes Al-Aqobah Tebuireng, Jombang, Cak Imin menceritakan berawal dari soal berubahnya nama Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang dicetuskan bersama Gerindra menjadi KIM.

Dengan adanya perubahan nama koalisi tersebut, Cak Imin mengaku kecewa karena kesepakan sepihak  adanya perubahan nama dan hal itu tanpa sepengetahuan PKB juga tanpa didasari kesepakan dari partainya.

"Di tempat itu tiba-tiba koalisi KKIR koalisi kebangkitan Indonesia Raya tiba-tiba berganti nama tanpa ngajak bicara PKB secara detail menjadi Koalisi Indonesia maju," kata Cak Imin saat memberikan

"Disitu kesimpulannya bahwa akhirnya koalisi khusus bersama Prabowo Muhaimin bisa dikatakan berakhir," sambungnya.

Dari situlah Cak Imin juga mengaku sudah merasakan kalau hubungan Gerindra dengan PKB mengarah ke tanda-tanda berakhir.

Selain itu karena menurutnya setelah hampir 12 bulan menjalin koalisi bersama KKIR, Prabowo selaku capres yang diusung tak juga mengumumkan namanya sebagai cawapres.

"Bahkan saya feeling aja ketemu salah satu ketua umum yang ada, saya bilang ini kayaknya, tanda-tandanya yang akan dijadikan Wapres Pak Prabowo ini bukan Ketua Umum PKB ini, nggak jelas posisinya," ujar Cak Imin.

Untuk itu Cak Imin  kemudian memutuskan pergi dan meninggalkan KIM, terlebih lagi  karena perolehan Presidential Threshold Gerindra dengan PAN dan Golkar sudah mencukupi.

"Tapi ternyata setelah ada banyak partai yang bergabung, kemudian terlihat ada perubahan yang saling mengisi menjadi ubah, dan itu nampaknya takdir," tukas dia.

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved