Bayi Tertukar

Kasus Bayi Tertukar, RS Sentosa tak Mau Beri Ganti Rugi, Siti Mauliah: Sulit Memaafkan Kedua kali

Siti Mauliah, ibu bayi tertukar, habis sabar menghadapi RS Sentosa yang tak mau bayar ganti rugi.

Editor: Valentino Verry
tribun bogor
Siti Mauliah dan Dian Prihantini, ibu dari kasus bayi tertukar di RS Sentosa, Bogor, Jawa Barat, sepakat gugat, karena tak ada itikad baik untuk memberi ganti rugi. 

Menurut Gregg, pihak RS Sentosa selain menawarkan dua hal tersebut, juga menawarkan kompensasi sesuai kemampuannya.

"Namun kompensasi itu juga ditolak. Pengacara dan keluarga boleh punya itung-itungan, tapi kami RS juga punya itung-itungan," jelasnya.

Kemudian Gregg juga menyinggung soal kemampuan RS Sentosa.

Dikatakan dia, RS Sentosa ini merupakan rumah sakit tipe C yang berada di kampung.

Namun, hal itu kembali disanggah lagi oleh Rusdy Ridho yang mengatakan kalau itu tak masuk akal.

"Alasan-alasan yang disampaikan Gregg Djako itu tidak masuk akal ya. Dia selalu mengatakan ini tipe RS C, kemudian di kampung, pasiennya BPJS," kata Ridho lagi.

Hotman Paris saat mewawancarai Siti Mauliah dan kuasa hukum Rusdy Ridho.
Hotman Paris saat mewawancarai Siti Mauliah dan kuasa hukum Rusdy Ridho. (tribun bogor)

Sebab menurut Ridho, pasien BPJS pun tentunya tetap harus membayar iuran setiap bulannya.

"RS juga melakukan klaim atas BPJS itu, bukan gratis. Jadi kalau Anda bilang kampung, kampung mana? Ini kabupaten bogor," katanya lagi.

Ia pun menduga bahwa RS Sentosa memang tidak berniat memberikan ganti rugi.

"Saya kira memang RS ini tidak ada itikad baik untuk melakukan proses secara kekeluargaan," katanya.

Kemudian Gregg menambahkan lagi jika saat ini pasien di RS Sentosa berkurang drastis.

"Saat ini terjadi penurunan luar biasa terhadap pasien yang ada di rumah sakit," ucapnya.

"Itu juga perlu jadi pertimbangan bagi kami. Sehingga RS harus menawarkan sesuatu harus berdasarkan kemampuan RS," imbuhnya.

Rusdy pun meminta RS Sentosa introspeksi diri, bahwa hal itu memang merupakan kelalaian pihaknya.

"Itu kan kesalahan dari SOP Anda, kalau SOP benar tidak mungkin masyarakan tidak akan melakukan perawatan di RS itu," ucapnya.

"Kalau SOP benar pasti akan berbondong-bondong ke sana," tegasnya.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Tribun Bogor
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved