Berita Jakarta

Polusi Bikin Kasus ISPA di Ibu Kota Naik, Pemprov DKI Siagakan 44 Puskesmas & 31 RSUD Selama 24 Jam

Pemprov DKI Jakarta siapkan puluhan fasilitas kesehatan selama 24 jam untuk melayani masyarakat yang terkena ISPA akibat polusi udara.

Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Sigit Nugroho
warta kota/leonardus wical
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Ani Ruspitawati mengatakan pihaknya bergerak cepat dalam penanganan kesehatan masyarakat terdampak polusi udara. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta lakukan antisipasi kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) akibat polusi di udara yang meningkat di Ibu Kota.

Pemprov DKI Jakarta menyiapkan puluhan fasilitas kesehatan (faskes) selama 24 jam untuk melayani masyarakat.

Saat ini, kasus ISPA akibat polusi di udara meningkat.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan, pihaknya bergerak cepat dalam penanganan kesehatan masyarakat terdampak polusi udara.

Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyediakan, 44 puskesmas kecamatan dan 31 RSUD yang siap melayani masyarakat selama 24 jam.

Di puskesmas pun telah tersedia Poli ISPA dan layanan Pojok Polusi untuk edukasi kepada masyarakat.

Menurut Ani, berdasarkan data yang dihimpun, jumlah kasus ISPA di Jakarta memiliki kecenderungan meningkat di awal tahun dan kemudian menurun.

“Tren dan jumlah kasus di tahun 2023 relatif tidak jauh berbeda dibandingkan tahun 2018 dan 2019 (sebelum pandemi). Total kasus berada pada kisaran 134.000 hingga 157.000 kasus per bulan,” kata Ani berdasarkan keterangannya pada Jumat (1/9/2023).

Baca juga: Kasus ISPA di Jakarta Alami Kenaikan, Pemprov DKI Siagakan 44 Puskesmas dan 31 RSUD Selama 24 Jam

Ani berujar bahwa tren kasus ISPA pada balita dibandingkan kelompok usia >5 tahun periode 2018, 2019 (sebelum pandemi) dan 2023 (pascapandemi) juga cenderung tidak jauh berbeda, yakni berada di kisaran 24 persen-31 persen dari jumlah kasus ISPA.

Sedangkan, untuk tren bulanan pneumonia di RS maupun di puskesmas, Ani menyebut, mulai meningkat sejak pertengahan 2022 sampai dengan saat ini.

Jumlah kasus pneumonia di RS tertinggi pada bulan Maret 2023 sebesar 1.537 kunjungan pasien pneumonia dan saat ini menurun di angka 1.376 pasien. 

Rerata 19,7 persen dari pasien pneumonia tersebut merupakan masyarakat dari luar Jakarta.

Baca juga: Ketika Suara Sri Mulyani "Hilang" Saat Rapat di DPR Akibat ISPA

Selain itu, lanjut Ani, berbagai upaya preventif, promotif, dan kuratif juga dilaksanakan bersinergi dengan berbagai stakeholder.

Misalnya bersama Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melakukan skrining kesehatan, sosialisasi, dan edukasi terkait polusi udara di dua sekolah di Jakarta Timur yang dekat dengan Stasiun Pemantauan Kualitas Udara (SPKU), lalu sosialisasi dan edukasi kepada Saka Bhakti Husada (SBH) terkait PHBS yang kemudian akan diteruskan sosialisasi dan edukasi tersebut ke sekolah-sekolah oleh Puskesmas dan SBH.

Tak hanya itu, Tenaga Sanitasi Lingkungan di RSUD dan Puskesmas juga melakukan pengukuran kualitas udara secara indoor di ruang tunggu pelayanan pada fasilitas pelayanan kesehatan dan satu ruang kelas di satu sekolah terdekat.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved