Pilpres 2024

Ini Isi Pesan Tertulis Anies Baswedan yang Membuat Partai Demokrat Merasa Ditusuk dari Belakang

Anies Baswedan ternyata pernah mengirim pesan tertulis yang meminta AHY bersedia menjadi pendampingnya. Hal itu diungkapkan oleh Andi Arief.

Editor: Rusna Djanur Buana
Tribunnews/Ilham Rian Permana
Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (15/5/2023) 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA--Ketua Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Demokrat Andi Arief mengungkapkan Anies Baswedan pernah mengirim pesan singkat kepada Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.

Isi surat tersebut meminta kesediaan AHY berpasangan dengan Anies dalam kontestasi Pilpres 2024.

Surat yang disebut Andi Arief tulisan tangan Anies Baswedan itu kemudian diunggah di akun Twitter nya.

Mas AHY Yth

Semoga dlm keadaan sehat, tetap produktif dan selalu dlm keberkahannya.

Melalui pesan singkat ini, kami bermaksud menyampaikan harapan, agar Mas AHY berkenan untuk menjadi pasangan dalam mengikuti Pilpres 2024.

Teriring salam hormat

(tanda tangan Anies Baswedan).

Menurut Andi Arief, surat itu dibuat tanggal 25 Agustus 2023 dan disaksikan oleh dua orang.

Unggahan ini langsung mendapat beragam komentar dari netizen.

Sebelumnya Andi Arief bahkan menyebut Anies Baswedan sebagai pemburuh darah dingin.

"Saya tidak menyangka @aniesbaswedan berdarah dingin tapi pengecut," tulisnya di akun @andiarief.

Andi Arief sebenarnya sudah mencium aroma pengkhianatan yang dilakukan Nasdem. Di akun Twitternya dia menulis "Kami akan terus bersama PKS meski satu partai mengkhianati koalisi".

Pesan Anies Baswedan untuk AHY
Pesan Anies Baswedan untuk AHY

Andi Arief juga mencuit tentang kedudukan 3 partai yang berkoalisi memiliki kedudukan yang sama, dan meminta Anies Baswedan untuk segera mendeklarasikan bakal cawapresnya.

Seperti diberitakan sebelumnya melalui siaran pers yang ditandatangani Sekretaris Jenderal Partai Demokrat sekaligus anggota Tim 8 Teuku Riefky Harsya, partai Mercy ini mengungkap sepak terjang Ketua Partai Nasdem Surya Paloh.

Partai Demokrat mengungkapkan telah ada kesepakatan antara Nasdem dengan PKB untuk mengusung duet Anies dengan Muhaimin Iskandar.

Ketika dikonfirmasi Partai Demokrat, Anies membenarkan hal itu. Anies bahkan telah sowan dan sungkem kepada ibunda Cak Imin ke Jombang.

"Ini sangat disesalkan. Kami mendapatkan informasi dari Sudirman Said, mewakili Capres Anies Baswedan, bahwa Anies telah menyetujui kerja sama politik Partai Nasdem dan PKB, untuk mengusung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.

Persetujuan ini dilakukan secara sepihak atas inisiatif Ketum Nasdem, Surya Paloh," kata Riefky.

"Hari ini, kami melakukan konfirmasi berita tersebut kepada Anies Baswedan.

Ia mengonfirmasi bahwa berita tersebut adalah benar. Demokrat “dipaksa” menerima keputusan itu (fait accompli).

Menyikapi hal itu, Partai Demokrat akan melakukan rapat Majelis Tinggi Partai untuk mengambil keputusan selanjutnya.

Sesuai dengan AD/ART Partai Demokrat tahun 2020, kewenangan penentuan koalisi dan Capres/Cawapres ditentukan oleh Majelis Tinggi Partai," tutur Riefky Harsya.

Penjelasan Surya Paloh

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh merespons terkait soal kabar duet Anies Baswedan bersama Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai cawapres.

Surya Paloh menjelaskan, bahwa hal tersebut belum final disepakati.

Hal itu disampaikan langsung oleh Surya Paloh di di NasDem Tower, Gondangdia, Jakarta Pusat, Kamis 931/8/2023) malam.

"Kemungkinan ke arah itu bisa saja terjadi, tapi saya pikir belum terformalkan sedemikian rupa," tutur Surya Paloh.

Kemudian, Surya Paloh pun meminta semuanya untuk menunggu hasil akhirnya.

"Jadi kita tunggu perkembangan satu-dua hari ini," kata Surya Paloh.

"Kalau persetujuan dalam arti kata menggangguk-ngangguk saja Itu belum tuntas sepenuhnya," lanjut Surya Paloh.

Dia juga berharap Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres) tidak bubar.

Diketahui, KPP merupakan gabungan tiga partai yakni Nasdem, Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
“Kenapa kita paksakan bubar, kalau memang dia bisa bertahan baik bagus berkembang?” ujar Surya Paloh saat ditemui awak media di Nasdem Tower, Jakarta Pusat, Kamis (31/8/2023) malam.

Ia lantas berharap apa yang direncanakan dan diharapkan saat membentuk KPP bisa terwujud.

Meski berharap koalisi ini tidak bubar, Surya Paloh mengaku pihaknya tetap menghormati keputusan politik Partai Demokrat.

Termasuk, jika memilih hengkang dan bergabung dengan koalisi lain.

“Apa yang terbaik bagi Demokrat pasti dihormati oleh Nasdem. Itu sikap yang paling mendasar,” kata Surya Paloh sepert dilansir Kompas.com.

Meski menyatakan tetap akan berkomunikasi dengan Demokrat, Surya Paloh mengaku belum ada rencana menemui pihak dari partai berlambang Mercy itu.

Namun, saat ditanya mengenai nasib KPP, ia menegaskan bahwa KPP masih ada hingga saat ini.


“Sampai hari ini, koalisi masih ada. Besok pagi masih ada atau setengah ada kita belum tahu juga,” ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved