Pilpres 2024
Pilpres 2024, Survei LSI Denny JA Sebut Prabowo Subianto - Erick Thohir Raih Elektabilitas Tertinggi
Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan sebut pasangan Prabowo Subianto dan Erick Thohir untuk di Pilpres 2024 meraih elektabilitas tertinggi.
WARTAKOTALIVE.COM - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dan Menteri BUMN Erick Thohir berhasil meraih elektabilitas tertinggi, jika berpasangan pada Pilpres 2024 capres dan cawapres.
Raihan elektabilitas tertinggi didapat dari pasangan Prabowo Subianto dan Erick Thohir berdasarkan dari hasil survei yang diadakan Lembaga Survei Indonesia (LSI).
Prabowo Subianto dan Erick Thohir ini unggul dari pasangan Ganjar Pranowo-Khofifah Indar Parawansa, dan Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Dari simulasi dihadirkan LSI pada periode survei 3-9 Agustus 2023, Prabowo-Erick Thohir berhasil mendapat dukungan sebanyak 36,1 persen.
Baca juga: Kandaskan Koalisi Capres Lain, Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto Raih Elektabilitas Tertinggi
Baca juga: Prabowo Subianto dan Erick Thohir Kompak Hadir di HUT PAN yang ke-25 Tahun
Baca juga: Presiden Jokowi: Jangan Bully LRT Kita, Itu Buatan Anak Bangsa
Kemudian diikuti Ganjar-Khofifah dengan 35,1 persen dan Anies-AHY dengan 22,3 persen.
“Simulasi 3 pasangan, Prabowo-ET 36,1 persen unggul atas Ganjar-Khofifah 35,1 persen, dan Anies-AHY 22,3 persen, belum menjawab 6,5 persen,” kata Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, Rabu (31/8/2023).
Bukan hanya dalam simulasi sebagai Capres-Cawapres saja, namun dari survei yang sama, Ketua Umum PSSI itu juga menjadi salah satu nama paling potensial mendampingi Prabowo Subianto pada Pilpres 2024.
Hal itu terlihat jelas dari elektabilitasnya yang berada di posisi pertama dengan total 15,9 persen suara.
Adapun menguntit di peringkat kedua ada nama AHY sebagai salah satu nama yang digadang-gadang pantas untuk mendampingi Prabowo Subianto dengan total dukungan mencapai 12,1 persen dan Menkopolhukam, Mahfud MD yang mengumpulkan dukungan sebesar 9,9 persen.
Lalu berturut-turut dibelakangnya ada nama Khofifah Indar Parawansa dengan 7,2 persen, Muhaimin Iskandar 6,4 persen, Gibran Rakabuming Raka 6,1 persen, Airlangga Hartarto 5,3 persen, Andika Perkasa 4,0 persen, Yusril Ihza Mahendra 1,2 persen, Saifullah Yusuf 0,4 persen dan K.H Yahya Cholil Staquf 0,2 persen.
"Erick 15,9 persen dan AHY 12,1 persen merupakan dua calon yang paling banyak dinilai paling pantas sebagai Wakil Presiden dari Prabowo Subianto, nama lainnya lebih rendah" ujar Djayadi.
Adapun survei yang dilakukan LSI ini melibatkan kurang lebih sebanyak 1220 responden dan dipilih dari populasi secara random atau menggunakan metode (multistage random sampling).
Lalu, margin of error dari 1220 responden tersebut sebesar +/- 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto Raih Elektabilitas Tertinggi
Koalisi partai politik (Parpol) pengusung Capres Prabowo Subianto yakni Koalisi Indonesia Maju (KIM) berhasil meraih elektabilitas tertinggi.
Raihan elektabilitas tertinggi yang didapatkan koalisi Prabowo Subianto terlihat dari hasil survei terbaru yang dikeluarkan lembaga survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA.
Dari periode survei yang dilaksanakan LSI Denny JA pada 1-8 Agustus 2023 itu, terbukti KIM Prabowo Subianto mendapat perolehan suara tertinggi dengan total 39,0 persen.
Sementara itu, koalisi PDI Perjuangan pengusung Ganjar Pranowo mendapatkan perolehan suara sebesar 25,2 persen.
Sedangkan dan Koalisi Perubahan pengusung Anies Baswedan hanya mampu meraup suara sebesar 14,5 persen.
"Berdasarkan survei terbaru LSI Denny JA Agustus 2023, total perolehan suara partai pro-Prabowo masih yang tertinggi sebesar 39,0 persen. Perolehan total suara partai pro-Ganjar berada di urutan kedua sebesar 25,2 persen."
"Perolehan total suara partai pro-Anies berada di urutan ketiga sebesar 14,5 persen,” demikian bunyi dari hasil rilis LSI Denny JA, pada Kamis (31/8/2023).
Adapun rincian masing-masing suara yang diterima oleh partai politik yang berada di dalam KIM merujuk pada survei LSI Denny JA pada Agustus 2023 yakni Partai Gerindra mendapatkan suara sebanyak 15,7 persen.
Diikuti Golkar dengan raihan 12,7 persen.
Sementara itu, dua partai lainnya yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Amanat Nasional (PAN) masing-masing mendapat elektabilitas sebesar 6,6 persen dan 4,0 persen.
Di sisi lain, adapun perolehan suara partai yang menjadi koalisi Prabowo pada Pileg 2019 dan di survei LSI Denny JA di bulan Agustus 2023 sama-sama mencatatkan raihan angka tertinggi.
Dari survei yang sama, partai pro Prabowo pada Pileg 2019 mendapatkan raihan suara sebesar 46,09 persen.
Kemudian, pada survei LSI Denny JA yang dilakukan Agustus 2023, raihan suara yang didapat KIM mencapai 39,0 persen.
“Perolehan suara partai pro Prabowo terbesar di Pileg 2019 dan survei Agustus 2023,” ungkap keterangan dari survei LSI Denny JA.
Sementara itu dari perolehan suara yang dimiliki koalisi PDIP pada survei Agustus 2023 hanya berkisar di angka 25,2 persen.
Dengan rincian PDIP dengan elektabilitas 23,2 persen dan PPP dengan 2,0 persen.
Terakhir, dari perolehan suara yang tergabung di Koalisi Perubahan yaitu Partai Nasional Demokrat (NASDEM) yang mengumpulkan elektabilitas sebesar 5,6 persen.
Diikuti Partai Demokrat dengan 3,3 persen dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan total 5,6 persen, sehingga total elektabilitas Koalisi Perubahan berjumlah 14,5 persen.
Prabowo Subianto Dinilai Totalitas ke Jokowi
Berubahnya nama Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) menjadi Koalisi Indonesia Maju (KIM) jadi bukti kuat Capres Prabowo Subianto sangat totalitas terhadap Presiden Jokowi.
Bergantinya nama koalisi tersebut ditengarai membuat Prabowo Subainto akan mendapatkan keuntungan yang berlimpah dari sisi dukungan masyarakat Indonesia.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno akui adanya perubahan nama koalisi yang dipimpin Prabowo Subianto menunjukkan adanya totalitas yang tinggi untuk melanjutkan program serta kebijakan Presiden Jokowi.
Maka dari itu, tidak mengherankan jika namanya sangat mirip dengan kabinet Presiden Jokowi yang saat ini tengah berjalan.
"Bukan kali ini saja Prabowo menunjukkan totalitasnya ke Jokowi. Ini sudah lama. Bahkan terlihat Prabowo itu lebih Jokowi dari Jokowi itu sendiri" kata Adi, Kamis (31/8/2023).
Adi akui, dengan adanya perubahan nama koalisi itu, Prabowo Subianto beserta para anggota yang ada di dalam KIM berkomitmen penuh untuk melanjutkan program dan juga kebijakan yang sudah dijalankan oleh Presiden Jokowi.
Di dalam koalisi tersebut juga diisi oleh parpol koalisi pemerintahan Presiden Jokowi yakni Gerindra, PKB, Golkar dan PAN.
"Intinya Prabowo ingin tunjukkan ke publik bahwa Prabowo lebih Jokowi dari yang lain. Tidak heran jika nama koalisinya pun persis sama nama koalisi Jokowi,” terang Adi.
Perubahan nama koalisi ini, lanjut Adi, tak lain merupakan upaya nyata dari Prabowo Subianto untuk terus merebut simpati dan dukungan politik dari para pendukung Presiden Jokowi.
Tak hanya itu, Adi juga membeberkan, Menteri Pertahanan (Menhan) RI itu tegak lurus bersama Presiden Jokowi dalam menatap pembangunan Indonesia ke depannya.
"Sejauh ini Prabowo dapat untung dari upaya mengidentifikasi diri sebagai orangnya Jokowi" tutur Adi.
Sebelumnya, pengumuman penggantian nama KKIR jadi Koalisi Indonesia Maju diutarakan oleh Prabowo Subianto saat menghadiri rangkaian acara HUT ke-25 Partai Amanat Nasional (PAN).
Di dalam acara itu, Prabowo Subianto menjelaskan nama Koalisi Indonesia Maju itu sudah disepakati bersama oleh Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum PBB, Yusril Ihza Mahendra.
“Kita sepakat koalisi kita, kita beri nama Koalisi Indonesia Maju,” kata Prabowo Subianto, pada Senin (28/8/2023).
Prabowo Bakal Dapat Suara dari Pendukung Anies di Putaran Kedua Pilpres 2024
Dukungan partai politik (parpol) sudah terbagi ke tiga poros yaitu Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan.
Adapun partai di poros Prabowo terdiri dari empat yakni Gerindra, Golkar, PKB, dan PAN.
Sedangkan di gerbong Ganjar terdiri dari dua partai politik yaitu PDI Perjuangan dan PPP.
Kemudian, poros Anies terdiri dari tiga partai politik yaitu NasDem, Demokrat, dan PKS.
Peneliti LSI Denny JA, Ade Mulyana mengatakan bahwa survei terbaru pada Agustus 2023, total perolehan suara partai pro Prabowo masih tertinggi, 39,0 persen. Ganjar 25,2 persen, dan Anies 14,5 persen.

"Jika kita sandingkan data Pileg 2019 dan data survei Agustus 2023, perolehan suara partai yang berada di poros Prabowo terbesar," ucap Ade saat konferensi pers di Kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (30/8/2023).
Catatan LSI Denny JA, partai poros Prabowo terbesar dalam perolehan kursi koalisi pada Pemilu 2019, yakni 46,09 persen.
Terdiri dari empat partai, Gerindra 13,57 persen, PKB 10,09 persen, Golkar 14,78 persen, dan PAN sebesar 7,65 persen.
Total dukungan partai pro Ganjar pada Pemilu 2019, sebesar 25,56 persen. Terdiri dari dua partai yaitu PDI Perjuangan sebesar 22,26 persen dan PPP sebesar 3,30 persen.
Sedangkan keseluruhan dukungan partai pro Anies 28,35 persen. Yakni NasDem 10,26 persen, Demokrat 9,39 persen, PKS 8,70 persen.
"Sementara peta elektabilitas partai koalisi per Agustus 2023, berdasar survei LSI Denny JA, partai pro Prabowo masih yeng tertinggi sebesar 39,0 persen," jelas Ade.
Partai Gerindra penyumbang terbesar dengan 15,7 persen.
Diikuti oleh Golkar dengan 12,7 persen, PKB 6,6 persen, dan PAN sebesar 4 persen.
Perolehan suara partai pro Ganjar berada di urutan kedua sebesar 25,2 persen.
PDI Perjuangan penyumbang terbesar dengan 23,2 persen.
Kemudian, PPP menyumbang 2 persen. Sedang suara partai pro Anies di urutan ketiga dengan 14,5 persen.
NasDem menyumbang 5,6 persen. Demokrat 3,3 persen, PKS 5,6 persen.
Sementara itu, elektabilitas Capres, Prabowo masih paling unggul di angka 36,2 persen.
Disusul Ganjar 35,8 persen dan Anies 19,7 persen. Jika head to head Prabowo dan Ganjar, keunggulan Prabowo lebih telak.
Elektabilitas Prabowo 51,5 persen dan Ganjar 43,1 persen.
Terdapat selisih sebesar 8,4 persen.
Lalu, ke mana suara partai pro Anies jika jagoannya tak masuk ke putaran kedua?
Prabowo mendapatkan dukungan sebesar 64,2 persen dari pemilih partai pro Anies.
Sedangkan Ganjar hanya dapat dukungan 35,2 persen.
"Dukungan tertinggi terhadap Prabowo dari partai pro Anies ada di NasDem sebesar 60 persen, Demokrat 57,7 persen, dan PKS 55,6 persen," ungkap dia.
Namun demikian, besar kecilnya dukungan partai memang bukan satu-satunya penentu kemenangan Capres.
"Kemenangan juga ditentukan oleh kemampuan partai itu memobilisasi pendukungnya untuk datang ke TPS," jelas dia.
Mesin partai pendukung Prabowo memang lebih banyak pemilihnya dibanding mesin partai Ganjar dan Anies.
Partai politik yang kuat, dapat membantu Capresnya terpilih jika mampu memobilisasi pendukungnya.
Sebagai informasi, LSI Denny JA melakukan survei tatap muka dengan menggunakan kuesioner kepada 1.200 responden di seluruh Indonesia.
Dengan 1.200 responden, margin of error survei ini sebesar 2,9 persen. Survei dilakukan pada tanggal 1-8 Agustus 2023.
Selain survei dengan metode kuantitatif, LSI Denny JA juga memperkaya informasi dan analisa dengan metode kualitatif, seperti analisis media, in-depth interview, expert judgement, dan focus group discussion.
(Wartakotalive.com/CC/M27)
Tim Sinkronisasi Prabowo-Gibran Tegaskan Pemangkasan Makan Bergizi Rp 7.500 Cuma Isu |
![]() |
---|
Gibran Mundur dari Wali Kota Solo, Mardani Ali Sera Sebut Perlu Banyak Menyerap dan Siapkan Diri |
![]() |
---|
Menko PMK Muhadjir Sebut Transisi Pemerintahan Jokowi ke Prabowo Sudah Dibahas Dalam Rapat Kabinet |
![]() |
---|
AHY Dukung Prabowo Tambah Pos Kementerian dan Tak Persoalkan Berapa Jatah Menteri untuk Demokrat |
![]() |
---|
Prabowo-Gibran Ngopi Santai di Hambalang, Gerindra: Sangat Mungkin Bahas Format dan Formasi Kabinet |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.