Pilpres 2024

Survei LSI Denny JA, Raihan Suara Poros Koalisi Prabowo Unggul di Pileg 2019 dan Survei Agustus 2023

LSI Denny JA turut membandingkan perolehan suara dari partai-partai pendukung pada Pileg 2019 dan survei Agustus 2023.

Warta Kota/Yolanda Putri Dewanti
Ade Mulyana saat konferensi pers di Kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (30/8/2023). 

Laporan wartawan wartakotalive.com Yolanda Putri Dewanti

WARTAKOTALIVE.COM RAWAMANGUN -- LSI Denny JA merilis survei pertarungan partai pendukung capres untuk Pilpres 2024.

Peneliti LSI, Ade Mulyana mengatakan dalam survei tersebut pihaknya turut membandingkan perolehan suara dari partai-partai pendukung pada Pileg 2019 dan survei Agustus 2023.

Diketahui, poros Prabowo terdiri dari Partai Gerindra, Golkar, PKB dan PAN. Pada Pileg 2019, Gerindra meraih 13,57 persen, Golkar 14,7 persen, PKB 10,09 persen dan PAN 7,65 persen.

Poros Ganjar, PDIP dan PPP, meraih 22,26 persen dan 3,30 persen dengan total 25,56 pada 2019.

Poros Anies seperti Nasdem meraih 10,26 persen, Demokrat 9,39 persen dan PKS 8,7 dengan total 28,35 persen di 2019.

Baca juga: GP 08 Minta Prabowo Subianto Buktikan Tidak Lakukan Pelanggaran HAM

"Adapun dari tiga koalisi partai pendukung capres, memang saat ini partai yang mendukung Pak Prabowo terbesar dalam kursi koalisi, total 46,9 persen," ucap Ade saat konferensi pers di Kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (30/8/2023).

Selanjutnya, LSI Denny JA melakukan survei elektabilitas partai-partai itu pada 1-8 Agustus 2023.

Lalu, dilakukan ke 1.200 responden dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner dan margin of error 2,9 persen.

Poros Prabowo seperti Golkar meraih 12,7 persen, Gerindra 15,7 persen, PKB 6,6 persen dan PAN 4,0 persen dengan total 39 persen.

Poros Ganjar seperti PDIP meraih 23,3 persen dan PPP 2,0 persen, total 25,2 persen.

Sedangkan, untuk poros Anies seperti Nasdem meraih 5,6 persen, Demokrat 3,3 persen dan PKS 5,6 persen dengan total 14,5 persen.

Jika melihat elektabilitas partai-partai saat ini, poros Prabowo kembali unggul.

"Untuk saat ini, perolehan suara partai pro Prabowo atau koalisi yang mendukung Prabowo masih yang terbesar di Pileg 2019 dan Agustus 2023," jelas dia.

Berangkat dari data tersebut, hanya dukungan kepada PDIP dan Partai Gerindra yang mengalami kenaikan.

Hal itu dimungkinkan karena cuma PDIP dan Partai Gerindra yang mengusung capres dari kader mereka sendiri.

"Sementara, partai yang mengusung Anies tidak terdampak signifikan, malah cenderung mengalami penurunan karena Pak Anies sendiri bukan kader murni dari partai pendukung atau partai koalisi tersebut," ungkap dia. 

Di Putaran Kedua, Pemilih Partai Pro Anies Merapat Ke Prabowo Subianto

Dukungan partai politik (parpol) sudah terbagi ke tiga poros yaitu Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan.

Adapun partai di poros Prabowo terdiri dari empat yakni Gerindra, Golkar, PKB, dan PAN.

Sedangkan di gerbong Ganjar terdiri dari dua partai politik yaitu PDI Perjuangan dan PPP.

Kemudian, poros Anies terdiri dari tiga partai politik yaitu NasDem, Demokrat, dan PKS.

Ade Mulyana mengatakan bahwa survei terbaru pada Agustus 2023, total perolehan suara partai pro Prabowo masih tertinggi, 39,0 persen. Ganjar 25,2 persen, dan Anies 14,5 persen.

"Jika kita sandingkan data Pileg 2019 dan data survei Agustus 2023, perolehan suara partai yang berada di poros Prabowo terbesar," ucap Ade saat konferensi pers di Kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (30/8/2023).

Catatan LSI Denny JA, partai poros Prabowo terbesar dalam perolehan kursi koalisi pada Pemilu 2019, yakni 46,09 persen.

Terdiri dari empat partai, Gerindra 13,57 persen, PKB 10,09 persen, Golkar 14,78 persen, dan PAN sebesar 7,65 persen.

Total dukungan partai pro Ganjar pada Pemilu 2019, sebesar 25,56 persen. Terdiri dari dua partai yaitu PDI Perjuangan sebesar 22,26 persen dan PPP sebesar 3,30 persen.

Sedangkan keseluruhan dukungan partai pro Anies 28,35 persen. Yakni NasDem 10,26 persen, Demokrat 9,39 persen, PKS 8,70 persen.

"Sementara peta elektabilitas partai koalisi per Agustus 2023, berdasar survei LSI Denny JA, partai pro Prabowo masih yeng tertinggi sebesar 39,0 persen," jelas Ade.

Partai Gerindra penyumbang terbesar dengan 15,7 persen. Diikuti oleh Golkar dengan 12,7 persen, PKB 6,6 persen, dan PAN sebesar 4 persen.

Perolehan suara partai pro Ganjar berada di urutan kedua sebesar 25,2 persen. PDI Perjuangan penyumbang terbesar dengan 23,2 persen.

Kemudian, PPP menyumbang 2 persen. Sedang suara partai pro Anies di urutan ketiga dengan 14,5 persen. NasDem menyumbang 5,6 persen. Demokrat 3,3 persen, PKS 5,6 persen.

Sementara itu, elektabilitas Capres, Prabowo masih paling unggul di angka 36,2 persen. Disusul Ganjar 35,8 persen dan Anies 19,7 persen. Jika head to head Prabowo dan Ganjar, keunggulan Prabowo lebih telak.

Elektabilitas Prabowo 51,5 persen dan Ganjar 43,1 persen. Terdapat selisih sebesar 8,4 persen.

Baca juga: Pilpres 2024, Survei LSI Sebut Ganjar Pranowo Peringkat Teratas Saat Dipasangkan dengan Erick Thohir

Lalu, kemana suara partai pro Anies jika jagoannya tak masuk ke putaran kedua?

Prabowo mendapatkan dukungan sebesar 64,2 persen dari pemilih partai pro Anies. Sedangkan Ganjar hanya dapat dukungan 35,2 persen.

"Dukungan tertinggi terhadap Prabowo dari partai pro Anies ada di NasDem sebesar 60 persen, Demokrat 57,7 persen, dan PKS 55,6 persen," ungkap dia.

Namun demikian, besar kecilnya dukungan partai memang bukan satu-satunya penentu kemenangan Capres.

"Kemenangan juga ditentukan oleh kemampuan partai itu memobilisasi pendukungnya untuk datang ke TPS," jelas dia.

Mesin partai pendukung Prabowo memang lebih banyak pemilihnya dibanding mesin partai Ganjar dan Anies. Partai politik yang kuat, dapat membantu Capresnya terpilih jika mampu memobilisasi pendukungnya.

Diketahui, LSI Denny JA melakukan survei tatap muka dengan menggunakan kuesioner kepada 1.200 responden di seluruh Indonesia. Dengan 1.200 responden, margin of error survei ini sebesar 2,9 persen. Survei dilakukan pada tanggal 1-8 Agustus 2023.

Selain survei dengan metode kuantitatif, LSI Denny JA juga memperkaya informasi dan analisa dengan metode kualitatif, seperti analisis media, in-depth interview, expert judgement, dan focus group discussion.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved