Berita Daerah
Guru SMPN 1 Sukodadi Botaki Siswi Berjilbab, Kepsek: Pakai Alat Elektrik, Maka Ada yang Kena Banyak
Guru SMPN 1 Sukodadi, Lamongan, Jawa Timur, tak patut ditiru. Ingin tegas tapi ngawur. Masak, membotaki siswi berjilbab.
WARTAKOTALIVE.COM, LAMONGAN - Seorang guru harus bersikap tegas pada murid. Pakemitu selalu dipegang oleh semua orang yang menjadi guru.
Namun, terkadang sikap tegas itu ngawur, di luar batas normal.
Alhasil, siswa-siswi dirugikan dan orangtua murid marah.
Baca juga: Setelah Siswi SDN di Jomin Barat Dibully dan Dipaksa Pakai Jilbab, Kini Ibunya Dilecehkan di Medsos
Hal ini yang terjadi pada seorang guru SMPN 1 Sukodadi, Lamongan, Jawa Timur, berinisial EN.
Kesal melihat siswi muslim berjilbab tak mengenakan dalaman kerudung, EN mengambil langkah pintas.
Sayang, langkah pintas itu di luar batas yakni membotaki kepala sejumlah siswi kelas IX.
Kepala SMPN 1 Sukodadi Harto mengatakan, kejadian tersebut berlangsung, Rabu (23/8/2023), ketika siswa kelas IX hendak beranjak pulang.
Menurut Harto, guru berinisial EN sudah memperingatkan mereka untuk mengenakan dalaman kerudung.
Baca juga: Panggil Disdik DKI Jakarta Terkait Pemaksaan Jilbab Siswi, Bukti PDI-P Tidak Anti Keyakinan Tertentu
"Memang benar, ada kejadian itu tanggal 23 Agustus 2023 kemarin saat siswa mau pulang, gara-gara tidak pakai ciput jilbab," ujar Harto, ketika dihubungi, Senin (28/8/2023).
"Entah terlalu sayang (kepada siswi) atau seperti apa, kemudian Bu EN melakukan itu (pembotakan). Hanya saja pakai alat (cukur) yang elektrik, makanya ada yang rambutnya hingga kena banyak," imbuhnya.
Beberapa orang siswi yang mendapat perlakuan tersebut, kemudian melapor kepada orangtua masing-masing.
Minta maaf dan mediasi
Guru EN akhirnya mendapat teguran. Selanjutnya, didampingi Harto, guru EN berinisiatif mendatangi rumah para siswi untuk meminta maaf.
"Penuturan Bu EN itu ada sekitar 19 siswi (yang dibotaki). Kami datangi rumah mereka untuk minta maaf, tapi belum semuanya hari sudah malam, dilanjutkan mediasi di sekolah pada esok paginya," ucap Harto.
Proses mediasi dilakukan Kamis (24/8/2023). Harto mengungkapkan semua orangtua siswi yang menjadi korban pembotakan diundang ke sekolah. Namun hanya 10 orangtua siswi yang hadir.
| Dorong Perputaran Ekonomi dan Wisata, ASDP Hadirkan Perjalanan Nyaman di Lintasan Ajibata Ambarita |
|
|---|
| Mal Pelayanan Publik Gunungkidul Pinjam Pakai Terminal Dhaksinarga dari Kemenhub Hingga 2030 |
|
|---|
| Brutal, Akibat tak Ikut Gladi Upacara, Guru Olahraga di NTT Pukul Kepala Murid SD hingga Tewas |
|
|---|
| Cegah Konflik Pertanahan, Kementerian ATR/BPN Bahas Kebijakan Satu Peta di Karawang |
|
|---|
| Tragedi Mushala Al Khoziny: 46 Santri Tewas, Evakuasi Terus Dilanjutkan |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.